SOE,SELATANINDONESIA.COM – Pasca pelepasan dan penutupan sumber mata air Bonle’u oleh masyarakat Desa Bonle’u, Kecamatan Tobu, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Ketua DPRD TTS Marcu Mbau dan Ketua Komisi IV Marthen Tualaka berkomitmen untuk mengusulkan penganggaran pembangunan jalan hotmix Saubalan-Bonleu, Kecamatan Tobu yang berjarak 4 kilometer lebih.
“Kita akan usulkan dan menjadi prioritas pada pembahasan APBD Perubahan pada bulan Agustus tahun ini untuk pembangun jalan hotmix dari Saubalan ke Bonle’u. Dan akan kita kawal hingga pelaksanaan pengerjaan,” sebut Ketua DPRD TTS Marcu Buana Mbau di Soe, Rabu (2/6/2021).
Disamping mengusulkan dan menganggarkan pembangunan jalan Saubalan- Bonle’u, politisi NasDem TTS ini juga mengingatkan agar Pemkab TTS mesti melaksanakan Perda Nomor 6 Tahun 2012 Tentang Imbal Jasa Lingkungan.
Senada dengan Marcu Buana, Marthen Tualaka menilai Pemerintah Daerah (Pemda) TTS terkesan membiarkan Perda Nomor 6 tahun 2012 tentang pengelolaan imbal jasa lingkungan khususnya pasal 11 tentang pembiayaan dan melaksana Perda tersebut.
“Pemerintah Daerah terkesan membiarkan dengan tidak melaksanakan Perda Nomor 6 Tahun 2012 tentang Imbal Jasa Lingkungan dimana ada hak bagi masyarakat yang memelihara dan menjaga sumber mata air di Bonle’u. Perda tersebut berlaku untuk seluruh di wilayah Kabupaten TTS yang memiliki potensi sumber mata air,” tegas Marthen.
Menurut Ketua Komisi IV DPRD TTS ini, sejak 1996 pasca sumber mata air Bonle’u dikelolah Pemda TTS, sudah ada tuntutan masyarakat hingga tahun 2012. Atas tuntutan masyarakat itu maka, DPRD TTS bersama pemerintah ambil inisiatif untuk membentuk Perda Nomor 6 tahun 2012.
“Pasal 11 Perda Nomor 6 tahun 2012 tersebut, sudah mengatur tentang pembiayaan yang harus diberikan kepada masyarakat adat sumber mata air Bonle’u yang dikelolah oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) tapi tidak dijalani oleh Pemda TTS. Makanya DPRD menilai ini pembiayaan oleh Pemda TTS,” tegasnya.
Berkaitan dengan pembangunan jalan di Bonle’u lanjut Marten, DPRD secara lembaga setiap tahun sudah alokasikan anggaran untuk pembangunan infrastruktur jalan Bonle’u sejak 2019. Namun, anggaran untuk jalan Hotmix Bonle’u itu tidak dikerjakan, pada hal tuntutan masyarakat sudah lama sebelum mengalihkan dan menutup sumber mata air Bonle’u.
“Akibat dari tuntutan masyarakat desa Bonle’u yang mesti direalisasikan dan kita menyadari substansi pembangunan, seharusnya diarahkan kepada daerah potensial sehingga jalan Hotmix ke Bonle’u itu mesti jadi prioritas, sebab Bonle’u berkontribusi untuk TTS,” tegas Marten.
Dia berjanji pada saat rapat paripurna pembahasan APDB Perubahan yang akan dilaksanakan pada bulan Agustus mendatang pembangunan jalan Saubala- Bonle’u akan dianggarkan sebagai prioritas agar dikerjakan tahun ini.**Paul Papa Resi
Editor: Laurens Leba Tukan