RUPS Terima Laporan Direksi, Pemegang Saham Siap Sertakan Modal Inti

142
Para pemegang saham Bank NTT, dipimpin Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat selaku Pemegang Saham Pengendali ketika memberikan ketrangan keapada wartawan usai TUPS Tahunan di Gedung Sasando, Kantor Gubrnur NTT, Senin (26/4/2021). Foto: AmaBeding

KUPANG,SELATANINDONESIA.COM – Para pemegang saham Bank NTT setelah mendapatkan laporan kinerja dan perkembangan dari jajaran Direksi dan Komisaris, memutuskan untu menerima dan menyetujui seluruh laporan. Bahkan, para pemegang saham yang adalah Pemerintah Provinsi NTT dan seluruh Pemerintah Kabupaten dan Kota se NTT bersepakat utuk siap menyertakan modal inti.

Seluruh laporan kinerja pada tahun buku 2020 telah diterima, dan disetujui oleh pemegang saham. Dan juga telah dibahas berkaitan dengan persiapan Bank NTT, untuk memenuhi aturan OJK yang mengharuskan modal inti Rp 3 Triliun pada tahun 2024 nanti,” sebut Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat selaku Pemegang Saham Pengendali (PSP) kepada wartawan usai RUPS Tahunan Bank NTT di Gedung Sasando, Kantor Gubernur NTT, Senin (26/4/2021).

Untuk memenuhi aturan IJK tersebut, Gubernur Laiskodat terus mendorong para pemegang saham untuk segera melakukan penyertaan modal inti. “Kami juga memberikan peluang kepada pihak ketiga untuk terlibat di dalam pembelian saham Bank NTT,” sebutnya.

Terkait likuiditas Bank NTT, Gubernur Laiskodat mengatakan, para pemegang saham sudah bersepakat agar deviden yang diperoleh ditahan 50 persen untuk kepentingan likuiditas di Bank NTT. “Juga untuk usia pensiun khusus untuk tenaga spesifik yang masih dibutuhkan di Bank NTT, telah disepakati untuk diperpanjang usia pensiun menjadi 56 tahun,” katanya.

Direktur Utama Bank NTT, Harry Alexander Riwu Kaho memberikan apresiasi atas dukungan dari para pemegang saham yang memiliki komitmen yang kuat untuk memajukan Bank NTT menjadi eksis dan berkembang lebih baik.

Terimakasih kepada para pemegang saham yang punya komitmen terutama untuk memenuhi semua regulasi terkait dengan pemenuhan modal inti minimum, dan rekomendasi OJK dalam POJK Nomor 48 Tahun 2020 untuk mengantisipasi kredit-kredit yang direstrak saat ini,” sebut Alex Riwu Kaho.

Disebutkan Alex Riwu Kaho, sejumlah program kerja yang bakal dilaksanakan pada tahun 2021 telah disepakati oleh para pemegang saham dalam RUPS. “Semua program yang kita ajukan telah disetujui untuk dilaksanakan pada tahun 2021, yang pada intinya menuju Bank NTT yang sehat secara komposit tingkat kesehatan Bank,” katanya. Sejumlah program dimaksud adalah pembenahan SDM, kredit, dana, digitalisasi, dan tata kelola, serta menjadi go tingkat kesehatan Bank (TKB) 2.

Bupati Lembata, Eliaser Yentji Sunur menyatakan kesediaan bahwa Pemerintah Kabupaten Lembata telah menyiapkan dana sebesar Rp 7 Miliar untuk penyertaan modal inti di Bank NTT. “Kita sudah punya Perda sekitar Rp 7 Miliar untuk penyertaan modal di Bank NTT,” sebut Bupati Sunur dikutip dari KoranNTT.com.

Hal sendada disampaikan Bupati Sikka, Fransiskus Roberto Diogo. Menurutnya, Pemerintah Kabupaten Sikka telah menganggarkan Rp 12 Miliar per tahun untuk Bank NTT. “Kita sudah perdakan Rp 12 Miliar per tahun. Tetapi kita stor per semester. Pertama sudah kita stor Rp 6 Miliar. Nanti di akhir tahun Rp 6 Miliar lagi. Tahun berikutnya dan seterusnya tetap seperti itu,” kataya.

Bupati Timor Tengah Utara, David Juandi juga mengatakan hal yang sama. Ketua Wantim Golkar TTU ini mengatakan, Pemkab TTU menyiapkan dana sebesar Rp 150 Miliar untuk penyertaan modal di Bank NTT. Jumlah tersebut akan disalurkan dalam tiga tahun.

“Penyertahan modal, kita Rp150 Miliar. Perdanya sudah ada. Kita akan masukan di perubahan untuk Rp 50 Miliar untuk tahun pertama. Jadi tidak ada persoalan,” katanya.*)AB

Editor: Laurens Leba Tukan

Center Align Buttons in Bootstrap