Meski Tanpa Penyertaan Modal, PT Flobamor Setor Keuntungan Rp 500 Juta untuk Pemprov NTT

636
Para Pemegang Saham, Jajaran Komisaris dan Direksi PT Flobamor pose bersama usai RUPS Tahun 2021 di New Sasando International Hotel, Kupang, Jumat (23/4/2021).

KUPANG,SELATANINDONESIA.COM – Manajemen PT Flobamor, Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Provinsi NTT menggelar Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), Kamis (23/4/2021) di New Sasando Internasional Hotel. Salah satu torehan prestasi yang patut diberi apresiasi adalah, manajemen PT Flobamor berhasil menyetor keuntungan bagi Provinsi NTT sebesar Rp 500 juta dalam tahun ini, meski tanpa ada penyertaan modal dari pemerintah Provinsi NTT.

Puji Tuhan, meski di masa pandemi Covid-19, dengan evisiensi dan penghematan di berbagai aspek, kita berhasil menyetor keuntungan bagi PAD NTT sebesar Rp 500 juta tanpa ada penyertaan modal selama kita beroperasi sejak kita ditunjuk oleh Pemegang Saham Prioritas (PSP), dalam hal ini Pak Gubernur NTT,” sebut Komisaris Utama PT Flobamor Semual Haning, SH. M.H kepada SelatanIndonesia.com, usai RUPS, Jumat (23/4/2021).

Semuel Haning mengatakan, berbagai langkah strategis telah dibahas dan disepakati dalam forum RUPS terkait ekspansi bisnis dari PT Flobamor kedepan. Salah satunya adalah tentang kondisi kapal Ile Boleng yang saat ini sedang bermasalah. “Pihak kita sudah menjalankan semua tahapan dan prosedur sesuai ketentuan yang berlaku, dan Pak Gubernur telah meminta Kadis Perhubungan untuk membiacarakan dengan Departemen terkait di Jakarta dan sudah disepakati tetapi karena ada kebijakan refocusing anggarana lantaran Covid-19 sehingga realisasinya masih tertunda,” katanya.

Komisaris PT Flobamor Hadi Djawas mengatakan, untuk menunjang program kerja Pemerintah Provinsi NTT saat ini di berbagai sektor, PT Flobamor yang core bisnisnya pada usaha perkapalan, kedepannya membutuhkan sekitar tiga samapi lima unit kapal untuk mendukung peningkatan ekonomi dari berbagai sektor.

Kita juga sedang mengembangkan bisnis baru yaitu penyaluran beras ke ASN, dan saat ini baru dijalankan untuk ASN di Pemprov NTT, dan kita sedang melakukan penjajakan ke ASN di Kota Kupang dan seluruh Kabupaten,” katanya.

Untuk mendukung pemasaran dari program Tanam Jagung Panen Sapi (TJPS) yang kini sedang gencar dilakkan Pemprov NTT, PT Flobamor berperan aktif dalam mencari pasaran di luar NTT sambil menunggu pembangunan pabrik pakan ternak di NTT. “Kita dukung TJPS dengan mencari pasar luar dalam jumlah besar. Sehingga kita butuh sinergi lintas Dinsa terutama Dinas Pertanian sehingga data tentang waktu tanam dan panen serta kapasitas produksi harus benar-benar kita ketahui,” sebut Hadi Djawas.

Tentang pengembangan sapi, ia mengatakan, saat ini telah dibangun kerja sama antara PT Flobaor dengan sejumlah BUMD di Jawa yaitu DKI Jaya di Jakarta serta BUMD di Jawa Barat untuk pengriman sapi. “Saat ini sudah sampai tahapan komitmen dan tinggal dalam waktu dekat akan dikirim DP kita belanjakan. Tahun ini kita penuhi permintaan sekitar 1000 ekor untuk di DKI dan 500 ekor untuk Jawa Barat,” sebut hadi.

Diakui Hadi Djawas, sesuai obsesi Gubernur NTT bahwa harus ada pemotongan hewan di NTT, kini sedang dalam tahap belajar. “Memang saatnya nanti sesuai harapan Pak Gubernur harus ada pemotongan hewan di sini dalam skala besar sehingga kita bukan lagi kirim sapi hidup, tetapi dagingnya. Namun, karena masih dalam tahap belajar menuju ke sana, saat ini untuk sementara kita kirim sapi hidup,” katanya.

Kepala Biro Ekonomi dan Kerja Sama Setda NTT, Dr. Lery Rupidara memberikan apresiasi kepada manajemen PT Flobamor yang telah berhasil menunjukan kinerja bisnis yang baik sehingga memebrikan kontribusi bagi peningkatan PAD NTT. “Kita terus memberikan dukungan kepada PT Flobamor untuk mengembangkan sayap bisnisnya meski kita baru saja mengalami bencana badai seroja. Mereka harus kembali menata jaringan bisnis yang lebih baik lagi yang mungkin saja karena diterpa bencana awal April lalu mengalami hambatan. Tentu ini juga berlaku bagi semua BUMD yang kemrin kita sudah memulainya dari dunia perbankkan, namun masih perlu dibahas lebih jauh karena ita masih dalam tahapan pertama penanganan bencana,” sebut Lery Rupidara.***Laurens Leba Tukan

Center Align Buttons in Bootstrap