Ketika Mengunjungi Lembata dan Adonara, Presiden Titip Salam untuk Bupati dan Petani Sumba Tengah

534
Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat didampingi Bupati Sumba Tengah Paulus S. K. Limu serta Wakil Ketua DPRD NTT Chrstian Mobeik, Alo Ladi dan Anggota DPRD NTT Bonny Jebarus, juga Kadis Pertanian Tanaman Pangan Provinsi NTT Lecky F. Koli serta Kadis PUPR Maksi Nenabu melakukan panen padi secara simbolis dengan menggunakan combine (mesin panen moderen) pada lahan seluas 3.000 Ha di desa Wailawa, Kecamatan Katikutana Selatan, Kabupaten Sumba Tengah, Kamis (15/4/2021). Foto: Try

WAIBAKUL,SELATANINDONESIA.COM – Perhatian dan kepedulian, serta rasa cinta dari Presiden RI, Joko Widodo untuk masyarakat di Provinsi NTT sungguh luar biasa. Ketika mengunjungi korban bencana badai seroja dan longsor besar di Desa Amakaka, Kecamatan Ile Ape, Kabupaten Lembata dan Desa Nele Lamadike, Kecamatan Ile Boleng, Kabupaten Flores Timur, umat (9/4/2021) silam, Presiden Jokowi masih sempat menitipkan salam untuk Bupati Sumba Tengah dan masyarakat petani Food Estate.

Minggu lalu Bapak Presiden sambil mengunjungi saudara-saudara kita yang mengalami bencana di Adonara dan Lembata, sebelum beliau pulang, masih tanya ke saya bagaimana kita punya jagung dan padi di Sumba Tengah. Saya bilang, Bupati jaga tiap hari, jadi belalang juga takut. Sekarang panen luar biasa di Sumba Tengah, dan beliau bilang titip salam saya buat Bupati dan seluruh masyarakat petani Food Estate Sumba Tengah,” sebut Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat di desa Wailawa, Kecamatan Katikutana Selatan, Kabupaten Sumba Tengah, Kamis (15/4/2021).

Gubernur yang didampingi Wakil Ketua DPRD NTT Chrstian Mobeik, Alo Ladi dan Anggota DPRD NTT Bonny Jebarus serta Kadis Pertanian Tanaman Pangan Provinsi NTT Lecky F. Koli serta Kadis PUPR Maksi Nenabu melakukan panen padi secara simbolis dengan menggunakan combine (mesin panen moderen) pada lahan seluas 3.000 Ha dan penanaman jagung Hibrida Pioner 35 secara simbolis diatas lahan seluas 260 Ha di desa Dasaelu.

Disebutkan Gubernur Laiskodat, ia juga sudah melaporkan ke Presiden tentang nama Bukit JW Food Estate di desa Makatakeri, Kecamatan Katiku Tanah yang menjadi pusat kunjungan Presiden Jikowi bulan Pebruari silam. “Saya juga lapor bahwa itu Bukit dinamakan Bukit JW Food Estate dan beliau seakat untuk dirubah namanya menjadi Bukit Joko Widodo. Supaya itu menjadi kenang-kenangan bagi kita, Karena Presiden sebenarnya tidak mau itu, dan tidak perlu itu, tetapi sebagai orang Sumba kita menghormati bahwa Presiden datang dan sangat peduli dengan kita. Bahkan menjanjikan untuk membangun lebih banyak lagi untuk kita makan itu kita memberikan apresiasi,” sebut Gubernur Laiskodat.

Ia mengajak seluruh masyarakat NTT untuk selalu bersyukur karena memiliki Presiden RI, Joko Widodo yang sangat mencintai NTT. “Momentum hari ini merupakan sebuah keajaiban, karena kita diberikan oleh Tuhan seorang Presiden, Joko Widodo yang luar biasa. Kita patut mendoakan beliau agar senantiasa sehat dan bijaksana dalam memimpin negara ini, pada periode berikutnya,” tegas Gubernur Laiskodat.

Dikatakan, masyarakat Sumba Tengah mesti bersyukur bahwa, kendati NTT mengalami bencana ada angin kencang, ada hujan yang luar biasa, namun di Sumba Tengah tidak banyak masalah. “Kita memang prihatin karena ada saudara-saudara kita baik yang di Adonara, Ile Ape dan sekitarnya di Alor, Pantar, Rote Ndao, Kabupaten Kupang, Kota Kupang, TTS, Belu, Malaka, Sabu Raijua, Sumba Timur bagin Selatan, dan Lambanapu memang mengalami masalah. Tetap kita tangani tahapan pemulihan, tetapi juga program pembangunan juga harus terus jalan,” sebutnya.

Gubernur Laiskodat mengatakan, Tuhan memberikan keajabian untuk Sumba Tengah diberikan hujan dan masyarakat berhasil dengan Food Estate. “Awalnya setelah kita sepakat Food Estate di Sumba Tengah banyak yang protes bahkan marah-marah termasuk pejabat-pejabat karena Sumba Tengah merupakan daerah yang gersang tidak ada airnya. Tapi hari ini kita lihat bahwa kita mampu panen 3000 hektar padi dan kita juga panen 2000 hektar jagung hari ini,” ujarnya.

Disebutkannya, panen yang melimpah itu menunjukkan bahwa bila siapapun berkehendak dan terus bekerja dengan sungguh-sungguh dan terus berdoa dengan sungguh, maka apa yang dikerjakan akan berhasil. “Itu bukti dari manusia yang berotak, yang berkeinginan bekerja keras dan manusia yang beriman, dan dapat kita lihat hari ini, hasil dari manusia yang punya otak, punya hati, punya keberanian, punya semangat. Saya percaya bahwa dalam kepemimpinan Bupati dan Wakil Bupati Sumba Tengah dengan semangat seperti ini akan membawa masyarakat Sumba Tengah melihat masa depan,” tegas Gubernur Laiskodat.

Menurut Gubernur Laiskodat, di dunia ini tidak ada tempat yang susah, yang ada itu pemimpin yang bodoh yang bikin susah rakyatnya. “Jadi kalau semua tempat itu susah tanya, pasti pemimpinnya itu bodoh, kalau pemimpin pintar tidak ada tempat yang susah tidak ada kemiskinan di suatu tempat bila pemimpinnya pintar, berani, dan peduli itu di manapun negara apapun itu. Hari ini kita dapat melihat bahwa pemimpin kita tidak bodoh, ini bukan pemimpin yang malas, ini bukan pemimpin yang tidak peduli, tapi ini pemimpin pintar, pemimpin yang peduli, dan pemimpin yang punya keberanian dan berani ambil resiko. Meski air susah, dia percaya bahwa saya tanam saja, pasti Tuhan kirim air, dan air datang betul,” katanya.

Politisi Partai NasDem ini mengharapkan, tahun depan, luas lahan untuk Food Estate atau lumbung pangan Nasional menjadi 10.000 Ha dan akan di-backup oleh seluruh masyarakat Sumba Tengah untuk merubah stigma buruk yang ada di NTT. “Saya harapkan semangat kerja seperti ini terus dilakukan, karena ini merupakan sebuah keajaiban. Bahwa belum pernah ada di Sumba Tengah kita bisa panen ribuan hektar. Karena Tuhan juga mengirimkan kita seorang Presiden yang luar biasa, beliau sangat peduli kepada NTT apalagi Sumba Tengah. Ini sangat luar biasa sampai Bupati Sumba Tengah di hadapan Bapak Presiden pakai menangis, itu luar biasa karena itu menunjukkan sangking sedih dan gembiranya Bupati Sumba Tengah,” katanya.

Ditambahkan Gubernur Laiskodat, ia sudah melihat langsung pengolahan lahan pertanian dan akan tumbuh jagung yang melimpah dan tahun depan bakal dianggarkan dari Provinsi NTT untuk menguatkan pabrik pakan ternak di Sumba Tengah. “Nanti jagung dipanen, bawa ke pabrik kemudian pabrik bikin pakan ternak keluar kembali. Kita tidak perlu lagi takut piara babi, ayam, bebek, dan piara segala macam ternak karena kita tidak perlu beli pakan dari Surabaya lagi karena kita sudah punya pabrik pakan ternak sendiri,” ujarnya.

Dikatakan, pabrik pakan ternak di Timor sedang diatur, dan diharapkan bulan Mei atau Juni 2021 sudah selesai dan mulai masuk produksi. “Kita latih anak-anak kita di sana, lalu tahun depan kita sudah bangun di Sumba Tengah kita harapkan 2023 seluruh jagung yang diproduksi oleh Pulau Sumba dapat dibeli dan diproduksi menjadi pakan ternak di sini. Itu artinya, Sumba Tengah sudah menjadi pusat gerakan pertanian yang terintegrasi dengan baik, karena dimulai dari hulu sampai hilir sudah dikerjakan dengan baik,” katanya.

Bupati Sumba Tengah, Paulus S. K. Limu mengatakan, komitmen, perhatian dan empati Gubernur Laiskodat menentukan keberhasilan setiap program yang dijalankan oleh Pemerintah Kabupaten Sumba Tengah. “Bapak Gubernur kalau datang ke Sumba Tengah harus tersenyum, karena saat ini tentunya bapak sedang bersedih terkait kondisi bencana yang melanda sebagian besar wilayah NTT. Tetapi saat ini kami coba menghibur bapa dengan melakukan penanaman jagung secara simbolis diatas lahan 260 Ha dan panen padi secara simbolis 3.000 Ha,” sebut Bupati Paulus.

Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi NTT, Lecky F. Koli mengatakan, dampak positif terhadap pola tanam serentak dan pencapaian target indeks pertanaman. “Dengan adanya pendekatan Food Estate, sistem ijon tidak berlaku. Ketersediaan pangan lebih cepat, waktunya dua bulan lebih cepat karena adanya modernisasi alsintan dari hulu hingga hilir. Kami sampaikan juga kepada bapak Gubernur, kita sedang mengejar indeks Pertanaman 300, satu tahun 3 kali tanam, padi-jagung-kacang atau padi jagung-jagung,” sebut Lecky Koli.***Laurens Leba Tukan

Center Align Buttons in Bootstrap