KUPANG,SELATANINDONESIA.COM – Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat didampingi Wali Kota Kupang Jefri Riwu Kore bertemu langsung para korban bencana badai seroja yang tertampung di sejumlah posko di Kota Kupang, Senin (12/4/2021).
Lokasi pengungsian terdampak bencana yang dikunjungi pertama yaitu posko 4, RT 3, RW 01, Kelurahan Oebufu persis di lereng atau bantaran sungai Liliba. Di lokasi itu, Gubernur Laiskodat dan Wali Kota Jefri Riwu Kore berdialog langsung dengan korban bencana yang rumahnya rusak berat dihantam badai Seroja pada Minggu (4/4/2021).
Di Lokasi tersebut, terdapat 167 jiwa yang kini sedang mengungsi di sejumlah rumah warga. “Ada 34 KK yang rumahnya rusak berat dan butuh dibangun kembali di lokasi baru yang akan kita relokasi,” sebut Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat di lokasi bencana.
Disebutkan Gubernur, warga yang selama ini menetap di bantaran sungai Liliba akan direlokasikan ke lokasi yang baru. “Untuk sementara, warga yang sedang tertampung di rumah-rumah akan kita bayar. Sambil menunggu pendataan jumlah korban untuk segera direlokasikan dan dibangun rumah yang baru. Tidak bisa lagi untuk dibuat di lokasi yang lama karena itu sangat rawan jika ada bencana lagi,” sebut Gubernur Laiskodat.
Gubernur Laiskodat dan Wali Kota Jefri Riwu Kore selanjutnya meninjau korban bencana seroja di Kampung Amanuban, Kelurahan Oebufu Kecamatan Oebobo, Kota Kupang. Setelah itu, Gubernur Laiskodat dan Wali Kota Jeriko memantau pengungsi yang tertampung di Gereja GMIT Kaisarea BTN Kolhua, Kecamatan Maulafa.
Selanjutnya, Gubernur dan Wali Kota meninjau pengungsian di SD Inpres Labat, Kelurahan Bakunase 2 Kecamatan Kota Raja. Seterusnya menemui para pengungsi di Gereja GMIT Eden Kisbaki, Kelurahan Maunapen, Kecamatan Alak.
Di setiap lokasi penampungan, Gubernur Laiskodat mengatakan, Pemerintah Kota, Provinsi dan Pusat sedang mendata semua rumah yang rusak akibat badai seroja untuk selanjutnya segera mungkin dilakukan pembangunan baru di lokasi relokasi.
Gubernur Laiskodat meminta Lurah, Camat dan Wali Kota untuk segera menuntaskan pendataan terhadap rumah-rumah warga yang rusak. “Paling lambat hari Rabu lusa nanti kita sudah dapatkan data riilnya agar segera dibangun rumah yang baru di lokasi relokasi yang baru. Anggarannya dialokasikan dari BNPB dan Kementrian PUPR. Setiap rumah yang menampung korban bencana badai seroja akan dibiayai oleh BNPB sebesar Rp 500.000,” ujar Gubernur Laiskodat.
Di Kelurahan Manutepan, Kecamatan Alak, korban badai seroja mengakibatkan 4.080 warga mengungsi di sejumlah rumah warga lainnya dan di Gedung GMIT Eden Kisbaki. “Ada 867 bangunan termasuk fasilitas umum berupa 5 Gedung Gereja, Pos Pelayanan dan Paud 2 unit, serta 860 rumah warga yang rusak,” sebut Lurah Manutapen, Andy Akbar.***Laurens Leba Tukan