KUPANG,SELATANINDONESIA.COM – Sebuah helikopter milik Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) akhirnya mendarat di Oepoli, Kecamatan Amfoang Timur, Kabupaten Kupang, Minggu (11/4/2021). Helikopter yang mendarat di lapangan SMPK San Daniel Oepoli Kecamatan Amfoang Timur itu untuk menurunkan bantuan sembako kepada para korban bencana seroja di wilayah itu yang selama ini terisolir.
Bantuan tersebut akan disalurkan melalui Posko Siaga Bencana Stasi Santu Petrus Tataum dan Paroki Sta. Maria Mater Dei Oepoli. Adapun bantuan sembako tersebut diantaranya susu kaleng 5 dos, minyak goreng 4 dos ukuran 1 liter, beras 10 kg 12 karung, gula pasir 50 kg dan Mie Instan 30 dos.
Plt. Kepala Badan Penanggulangan Bencana daerah (BPBD) NTT, Isyak Nuka membenarkan telah dilakukan pendropingan bahan makanan sembako untuk warga yang tersiolir di wilayah Amfoang. “Tadi sudah didrop sembako untuk warga di wilayah Amfoang, terimaksih untuk warga yang telah menginformasikan kondisi masyarakat kita di Amfoang,” sebut Isyak Nuka yang juga Kadis Perhubungan NTT itu.
Sehari sebelumnya, sebuah informasi beredar di sejumlah grup whatsapp, Sabtu (10/4/2021) menjelaskan, sampai saat ini di Amfoang Timur masih sulit berkoordinasi dengan Tanggap Bencana Kabupaten Kupang. “Kami berada di Kecamatan paling ujung Kabupaten Kupang, berbatasan dengan Negara Timor Leste dan Kabupaten TTU juga TTS. Mohon bantuan jika ada kawan-kawan yang sempat membaca postingan ini, menolong menyebarkan kondisi akhir kami untuk bisa ada bantuan pasokan sembako, obat-obatan, kelambu, untuk tolong warga Amfoang Timur dan warga Amfoang yang lainnya,” sebut sumber tersebut.
Dijelaskan, persediaan beras tidak mencukupi untuk satu dan dua minggu ke depan. “Semua warga berharap akan panen dalam waktu dekat, tetapi hujan dan banjir serta air asin laut telah merusak hampir sebagian besar sawah siap panen di pesisir pantai Oepoli. Hampir di seluruh Amfoang belum ada Posko terpusat yang kita bisa akses ketersediaan bantuan. Posko di Oepoli yang kami dirikan seadanya dengan belanja sembako dari kios/toko yang ada di sini sudah pailit dan kehabisan ketersediaan. Satu satunya toko/kios di Amfoang Timur memasuki pasokan beras paling akhir jam 6 tadi. Kendaraan ke tempat ini sulit dijangkau. Jalur Barat menuju Amfoang pesisir untuk sampai ke Ibu Kota Kabupaten Kupang terputus (Jembatan Termanu ambruk). Jalur Timur mengalami kendala di wilayah Naekake, Noelelo, Mamlasi, Taloi sehingga dibutuhkan tiga sampai empat hari untuk sampai ke tempat kami ini,” sebutnya.
Ditambahkan, untuk menempu wilayah itu, saat ini jika memungkinkan hanya bisa lewat udara (Helikopter). “Laut di wilayah kami belum ada dermaga, kecuali speadboot atau melalui Dermaga Naikliu, tetapi ancaman arus gelombang belum bisa diprediksi memungkinkan. Gerak Posko Santo Petrus dan Mater Dei baru di seputaran Amfoang Timur. Dan itu pun belum diketahui satu desa terjauh yaitu Nunuanah yang terkurung antara sungai besar Sungai Sitoto dan Sungai Noelfael. Apakah nasib bayi dan anak-anak, Ibu Hamil, Orang Tua Jompo dan orang sakit. Kita tidak tahu apa yg terjadi di Amfoang Pesisir yang sampai saat ini satu orang pun tidak bisa dikontak,” ujarnya.
Dijelaskan, gerakan dari Desa yang terpantau sudah dimulai di Desa Netemnanu dan Netemnanu Selatan. “Hari ini perbaikan rumah Bapak Jemy Sanakas oleh masyarakat dan Polsek Amfoang Timur. Sungai- sungai besar di Amfoang dari gunung masih terus mengalir deras ke bawah. Kami belum bisa langgar. Mohon maaf jika melebihkan keadaan. Wilayah ujung Kabupaten Kupang sedikit sulit untuk bisa terekspos, terakomodir, kesulitan transportasi darat,” sebutnya. ***Laurens Leba Tukan