WAIBAKUL,SELATANINDONESIA.COM – Tiada hari tanpa panen dan juga tanpa tanam. Begitulah aktivitas Bupati Sumba Tengah, Drs. Paulus S. K. Limu bersama masyarakat petani di Sumba Tengah.
Didampingi Camat Umbu Ratu Nggay Barat, Paulus P. Berawoli, S.Sos, dan Kepala Desa Anapalu, Bonefasius Kangutu pada Kamis (1/4/2021), Bupati Paulus bersama Mitra Tani Panah Merah melakukan panen tomat cap panah merah bersama kelompok tani Koja Tana di Desa Anapalu, Kecamatan Umbu Ratu Nggay Barat, Kabupaten Sumba Tengah.
Bupati Paulus memberikan apresiasi kepada mitra tani Panah Merah yang telah mendampingi kelompok tani Koja Tana sejak tahun 2010 hingga sekarang. “Kelompok tani Koja Tana ini sudah bermitra dengan Panah Merah selama 10 tahun, banyak prestasi yang diperoleh berkat pendampingan dan pembinaan dari mitra tani Panah Merah, bisa dibayangkan apabila kelompok tani ini tidak didampingi dan dibina oleh mitra tani panah merah, maka kelompok tani Koja Tana tidak akan bisa maju hingga seperti sekarang ini. Olehnya, setiap kelompok tani yang baru perlu dibina dan didampingi sampai mereka bisa mandiri juga, bukan saja kelompok tani Koja Tana ini,” sebut Bupati Paulus usai melakukan panen tomat.
Disebutkan Bupati Paulus, selama pendampingan dan pembinaan oleh petugas Panah Merah ada berbagai hal dan ilmu teknologi yang diberikan mulai dari pengolahan hingga pasca panen. “Juga penyiapan varietas benih unggul, semuanya dilatih dan diajarkan oleh panah merah,” sebutnya. Mitra Tani Panah Merah punya tekad dan ketulusan untuk mendampingi dan melatih kelompok-kelompok tani di Sumba Tengah.
Mantan Penjabat Bupati Sumba Barat ini menjelaskan, tomat dari Praikarara ini, yang dihasilkan oleh kelompok tani Koja Tana, distribusinya sudah merambah ke pasar-pasar yang ada di Sumba Tengah, bahkan tembus hingga ke Kabupaten Sumba Barat dan Sumba Timur.
Disebutkan, pengelolaan tanaman tomat hingga kini masih menggunakan pola lama dengan cara menimba air di mata air terdekat dan menyiramnya. Padahal, wilayah disekitarnya terdapat sumber-sumber air yang cukup potensial, namun belum dioptimalkan sebaik mungkin.
“Saya minta agar kelompok tani Koja Tana dalam pengelolaan lahan ini harus menggunakan teknologi. Disini ada mitra tani panah merah, coba pelajari irigasi tetes yang mereka terapkan ditempat lain agar bisa juga di kembangkan teknologi tersebut ditempat ini. Dengan menggunakan irigasi tetes akan menghemat penggunaan air sebesar 60%,” ujar Bupati Paulus.
Ia menambahkan, Kepala Desa, Kelompok Tani dan Pendamping harus bekerja sama merancang rencana kerja untuk pengembangan hortikultura menggunakan teknologi modern mulai pengolahan, irigasi, pemupukan hingga panen yang berstandar nasional yang nantinya ditujukan kepada Menteri Pertanian, melalui Dirjen Tanaman Pangan, via Direktur Hortikultura. “Kita harus persiapkan bahwa wilayah Praikarara akan dikembangkan hortikultura berstandar Nasional dan pendampingan dari mitra tani panah merah,” sebutnya.
Selain itu, Bupati Paulus mengingatkan kelompok tani agar membuat sebuah kalender kerja yang memudahkan pengolahan lahan menjadi terstruktur dan optimal.
Melihat topografi alam di wilayah praikarara yang begitu indah dan menjanjikan, Bupati Paulus menyarankan untuk menjadikan tempat tersebut sebagai lokasi agrowisata hortikultura seperti di bukit JW Food Estate.
“Coba kembangkan dulu lahan seluas 5 hektar untuk hortikultura, sehingga ketika kami datang berkunjung disini tidak hanya tomat dan lombok saja, tetapi ada hortikultura yang dikembangkan juga disini, maka dengan demikian pendapatan petani akan bertambah yang berdampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat yang jauh lebih baik lagi,” kata Bupati Paulus. *)PKP-SumTeng
Editor: Laurens Leba Tukan