BETUN,SELATANINDONESIA.COM – Kunjungan kerja Gubernur Nusa Tenggara Timur, Viktor Bungtilu Laiskodat selama sepekan di daratan Timor. Khusus di Kabupaten Malaka, Gubernur mengakhiri agendanya itu dengan meninjau kelompok tani ternak Intan Permai di Desa Leunklot, Kecamatan Weliman Kabupaten Malaka, Jumat (26/3/2021).
Gubernur Laiskodat mengatakan, dalam waktu dekat Pemerintah Provinsi NTT bakal mengirim 100 orang pemuda dari NTT untuk belajar mengenai pemeliharaan sapi wagyu. Pasalnya, untuk pengembangan sapi wagyu di NTT dibutuhkan orang-orang dengan keterampilan khusus.
“Mereka harus paham betul cara mengurus sapi jenis ini. Tahun 2024 diharapkan kita sudah bisa dapatkan sapi wagyu murni yang punya kualitas daging premium di NTT. Saya minta satu orang anak muda dari kelompok ini yang rajin dan pintar untuk kami kirim ke Jepang agar dilatih di sana cara pelihara sapi ini. Kita rencanakan kirimkan 100 orang ke sana dari setiap kabupaten. Yang pergi ini tidak boleh orang sembarang. Mereka yang nanti latih peternak lainnya cara pelihara sapi wagyu,” kata Gubernur Laiskodat.
Ia mengajak para peternak agar menjadi peternak yang efisien, efektif dan produktif. Mulai dari cara pemeliharaan, kandang, pakan dan lahan. “Di Jepang 300 sapi diurus oleh satu orang, sementara di kita sini 10 sapi bisa diurus oleh puluhan orang. Saya minta kita mulai efisien. Kita harus menuju peternak yang efisien, efektif dan produktif. Kita harus tunjukan peradaban peternak di NTT sudah mulai maju,” sebut Gubernur Laiskodat.
Disebutkan Gubernur Laiskodat, pemerintah punya tugas untuk terus berinovasi dan mengajarkan masyarakat peternak agar dapat menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi. Serta, mengajarkan peternak cara-cara membersihkan kandang dan mengurus sapi secara efektif.
“Saya minta agar Dinas Peternakan Provinsi membuat kandang permanen di sini. Buat kandang yang rapih sehingga menjadi model bagi kelompok-kelompok ternak lainnya di Malaka untuk belajar di sini. Ajarkan mereka cara untuk bersihkan kandang dan kumpulkan kotoran sapi sehingga bisa dijual,” sebutnya.
Ia meminta agar kelompok ternak juga menyiapkan lahan ternak lebih dari dua hektar. “Ada banyak jenis rumput dan pakan ternak yang bisa ditanam dan dikembangkan. Tidak mungkin berbicara ternak tanpa adanya pakan. Seluruh jagung-jagung habis panen, kita siapkan mesin pencacah. Sehingga batang dan tongkolnya bisa kita manfaatkan sebagai pakan ternak pada musim kemarau. Supaya sapi-sapi kita berat badannya tetap stabil,” ujar Gubernur Laiskodat.
Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Malaka, Rofinus Seran dalam laporannya menjelaskan Kelompok Tani Intan Permai sudah terbentuk sejak 2012 dengan anggota 50 orang. Tahun 2014, kelompok tersebut dapatkan bantuan Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) dari Pemerintah dalam bentuk sapi 95 ekor yang terdiri dari 90 betina dan 5 ekor jantan.
“Sampai saat ini jumlah sapi sudah mencapai 200-an ekor. 72 ekor dijual untuk penuhi kebutuhan keluarga. Kelompok ini sungguh menjalankan prinsip bahwa sapi betina produktif tidak dijual. Kelompok ini bangga karena bisa dikunjungi oleh Gubernur, sebut Rofinus.
Dikatakan Rofinus, saat ini jumlah sapi di Malaka mencapai 92. 282 ekor. “Untuk pengembangan ternak dilakukan program Inseminasi Buatan (IB) dengan didukung oleh 13 orang inseminator yang terampil. Kami juga ingin kembangkan IB sapi Wagyu. Apabila ada bibit itu dari Provinsi, kami diberi juga bibit itu,” katanya.
Turut hadir Plh. Bupati Malaka, Donatus Bere, Forkopimda Kabupaten Malaka, serta masyarakat petani peternak. Gubernur Laiskodat didampingi para Staf Khusus diantaranya Prof. Daniel Kameo, Dr. Imanuel Blegur, Dr. David Pandie, Dr. Thony Djogo, dan Anwar Pua Geno, serta Bartol Badar dan Flory Mekeng. Turut mendampingi Gubernur Laiskodat, Asisten III Setda NTT Yohana Lisapaly, Kadis Pendidikan Provinsi NTT Linus Lusi, Kadis Pertanian Lecky F. Koli, dan Karo Administrasi Pimpinan, Dr. Marius Ardu Jelamu serta Kepala BKKBN NTT, Marianus Mau Kuru.***Laurens Leba Tukan