BETUN,SELATANINDONESIA.COM – Rangkaian Kunjungan Kerja Gubernur Nusa Tenggara Timur, Viktor Bungtilu Laiskodat selama sepekan terakhir di daratan Timor, akhirnya tiba juga di Betun, Ibu Kota kabupaten Malaka.
Usai melakukan panen jagung pada program Tanam Jagung Panen Sapi (TJPS) di desa Fatuariun, Kecamatan Sasitamean, Kabupaten Malaka, Kamis (25/3/2021), Gubernur Laiskodat berkesempatan mengunjungi Pasar Harian Bakateu dan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Wehali Nain di Desa Wehali Kecamatan Malaka Tengah, Kabupaten Malaka.
Gubernur Laiskodat memantau berbagai komoditi yang dijual pedagang di Pasar Bakateu dan berdialog dengan sejumlah pedagang. Pantauan SelatanIndonesia.com, Gubernur Laiskodat yang didampingi Plh. Bupati Malaka, Donatus Bere dan Kapolres Malaka AKBP Albert Neno, disambut gembira para pedagang dan pengunjung pasar di tengah Kota Betun itu.
Usai meninjau pasar Bakateu, Gubernur Laiskodat berdialog dengan pengelola Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Wehali Nian, Desa Wehali, Kecamatan Malaka Tengah, Kabupaten Malaka. “Saya mengharapkan agar BUMDes lebih kreatif lagi dalam memanfaatkan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi untuk melakukan transaksi produk-produk yang dihasilkan melalui pasar online. Kemajuan saat ini mengakibatkan pasar tradisional mungkin tidak akan bertahan lama,” sebut Gubernur Laiskodat.
Disebutkan, ke depannya, dengan kemajuan teknologi informasi, pembelian barang-barang kebutuhan pokok dan rumah tangga juga dapat dilakukan secara online. “Tidak ada lagi transaksi tatap muka, tapi lewat dunia maya yang menjangkau dunia yang lebih luas. BUMDes Wehali Nain dan BUMDes lainnya di NTT harus menyiapkan diri agar bisa menyesuaikan dengan perkembangan teknologi. Pemerintah Provinsi siap memfasilitasi hal tersebut agar BUMDes di NTT bisa bersaing di level nasional bahkan internasional,” ujarnya.
Politisi dan pendiri Partai NasDem ini memberikan apresiasi kepada BUMDes Wehali Nain yang mulai eksis. “Tapi ini saja belum cukup dengan apa yang didapat hari ini. Harus berkembang lebih hebat. Ke depan harus punya produk-produk yang jadi trademark yang diproduksi sendiri, yang jadi kekuatan ekonomi desa. Kami siap fasilitasi untuk peningkatan sumberdaya manusia atau kapasitas agar bisa disuaikan dengan perkembangan zaman,” katanya.
Kepala Dinas Pemberdayaan Masyararakat dan Desa (PMD) Provinsi NTT, Viktor Manek mengatakan, BUMDes Wehali Nain harus bisa memberdayakan ekonomi seluruh masyarakat Wehali. “BUMDes ini tidak boleh hanya urus retribusi pasar dan simpan pinjam, tetapi juga pikirkan usaha-usaha produktif yang jadi brand atau kekhususannya. Mulailah untuk berpikir dan menghasilkan produksi. Pisang yang ada di Wehali ini banyak sekali. Dibuatkan kripik, dikasih packaging yang baik. Dikelola secara baik oleh ibu-ibu dan dijual melalui BUMDes. Kita di Dinas PMD Provinsi sekarang perkenalkan BUMDes Online dan ke depan akan kembangkan pasar online,” katanya.
Mantan Kepala Kantor Penghubung Provinsi NTT di Jakarta ini mengatakan, Dinas PMD siap mensosialisakan sistem BUMDes online ini kepada masyarakat. “Ini adalah upaya untuk kita melakukan loncatan-loncatan dengan memanfaakan perkembangan teknologi. Tinggal klik di aplikasi pasarku, akan muncul jualan apa yang dihasilkan masyarakat di sini misalnya tenun ikat dan kripik pisang. Transaksi dilakukan secara online, bayar online dan kirim melalui media transportasi yang ada. Tidak usah bertatap muka, barang dikirim, uang masuk. Kita optimalkan produksi tapi juga memanfaatkan teknologi,” katanya.
Sebelumnya, Camat Malaka Tengah, Eduardus Bere Atok melaporkan, BUMDes Wehali Nain didirikan pada 15 Pebruari 2016. Kehadiran BUMDes ini membawa Visi mewujudkan desa mandiri dan berdikari. Sedangkan Misi-nya adalah memperkuat kelembagaan dan memperluas jaringan.
Bere Atok mengatakan, sebagai wujud dukungan finansial terhadap BUMDes Wehali Nian, Pemerintah Desa Wehali menyertakan modal sudah dua kali, yakni pada 2017 sebanyak Rp 10 juta dan 2018 sebanyak Rp 50 juta.
“Aset yang dimiliki BUMDes ini, yakni tanah 100 meter persegi dan mobil BUMDes yang merupakan hibah Kemendes melalui Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Malaka. Saat ini saldo yang dimilliki BUMDes Wehali Nain sebesar Rp 36 juta. Sedangkan kendala yang dialami saat ini, yakni BUMDes belum punya gedung sendiri, modal kecil dan rendahnya sumber daya manusia (SDM) pengelolah,” sebut Camat Bere Atok.
Kesempatan itu Gubernur Laiskodat didampingi para Staf Khusus diantaranya Prof. Daniel Kameo, Dr. Imanuel Blegur, Dr. David Pandie, Dr. Thony Djogo, dan Anwar Pua Geno, Bartol Badar dan Flory Mekeng. Turut mendampingi Gubernur Laiskodat, Asisten III Setda NTT Yohana Lisapaly, Kadis Pendidikan Provinsi NTT Linus Lusi, Kadis Pertanian Lecky F. Koli, Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa Viktor Manek, dan Karo Administrasi Pimpinan, Dr. Marius Ardu Jelamu. Hadir pula Forkopimda Kabupaten Malaka, pimpinan OPD lingkup Pemkab Belu, Anggota DPRD, Tokoh Masyarakat dan para pemuda.***Laurens Leba Tukan