TJPS dan Tuaian yang Membawa Kemakmuran Bagi Petani

224
Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat bersama Bupati TTU David Djuandi dan Wakil Bupati Eusabius Binsasi melakukan panen jagung pada program TJPS di Desa Letneo, Kecamatan Insana Barat Kabupaten TTU, Selasa (23/3/2021). Foto: SelatanIndonesia.com/Laurens Leba Tukan

KEFAMENANU,SELATANINDONESIA.COM – Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat bersama Bupati Timor Tengah Utara (TTU) David Djuandi dan Wakil Bupati Eusabius Binsasi pada Selasa (23/3/2021) melakukan Panen Jagung pada Program Tanam Jagung Panen Sapi (TJPS) di Desa Letneo, Kecamatan Insana Barat Kabupaten TTU. Kegiatan tersebut merupakan bagian dari Kunjungan Kerja se-daratan Timor.

Gubernur Laiskodat meminta agar tahun 2022 Program TJPS di Kabupaten TTU bisa mencapai 5000 Ha untuk membantu menyokong pakan ternak. “Kita bersyukur bahwa hari ini kita panen jagung dari program TJPS. Di TTU ini program TJPS sedang berjalan dengan luas lahan 850 Ha saya tahu betul di TTU khusunya daerah Insana panen jagungnya hebat. Maka tahun depan saya mau kita semua panen Jagung Program TJPS harus mencapai 5000 Ha di TTU. Semua harus kita kerjakan dengan baik. Kita harus tanam dalam jumlah besar agar memiliki dampak ekonomi yang signifikan,” sebut Gubernur Laiskodat.

Disebutkan Gubernur Laiskodat, selama ini dalam satu tahun, NTT mengeluarkan atau membeli pakan ternak sebesar Rp 1 triliun. “Kita beli dari Surabaya itu Rp 9000 /Kg untuk tiba di Kota Kupang. Sampai di TTU harganya pasti naik lagi. Kita harus punya pabrik pakan ternak agar biaya 1 triliun itu tidak keluar dari NTT,” katanya.

Dikatakan, untuk pabrik pakan ternak itu, bahan utamanya adalah jagung. “Kita dorong jagung sebagai bahan utama produksi pakan ternak. TJPS ini namanya Tanam Jagung Panen Sapi namun bukan sapi saja tapi bisa juga hasilkan pakan ternak untuk kambing, babi dan ayam,” tambahnya.

Ia menjelaskan, program TJPS ini memiliki multiplayer efek yang bagus untuk pembangunan peternakan dan pertanian di NTT. “Pertanian, peternakan dan perindustrian harus berkolaborasi dengan baik. Hasil dari pertanian diberikan pada peternakan. Lalu hasil dari peternakan dijadikan industri. Maka itu kami telah siapkan mesin pencacah dari Pemprov NTT. Pak Bupati TTU bisa minta,” ucap Gubernur.

Gubernur juga meminta agar Pemerintah Kabupaten TTU ikut mengembangkan ternak sapi wagyu. “Kita mau di TTU juga akan ada sapi wagyu. Seperti di TTS saat ini mulai kembangkan sapi wagyu dan juga kabupaten Kupang dan di Sumba. Satu Sapi wagyu murni harganya mencapai 300 juta. Dagingnya enak dan berkualitas dan sedang diminati banyak orang. Saya punya mimpi besar, suatu saat harus ada menu makanan daging sapi wagyu asal NTT yang diminati dunia.

Bupati TTU, Juandi David mengatakan, untuk Program TJPS di Kabupaten TTU, tersebar 8 kecamatan, 26 desa dan 1 kelurahan dan 60 kelompok tani dari total luas lahan keseluruhan sebesar 850 Ha.

Bupati David menambahkan, potensi pertanian menjadi andalan utama Kabupaten TTU dengan produk unggulannya kacang tanah, jagung, sere merah dan lurik. Untuk potensi perkebunan produk unggulannya jambu mente, kemiri, sirih, pinang dan lontar, serta potensi peternakan yaitu sapi, babi, kuda, kambing dan ayam.

Total luas lahan untuk Program TJPS di Desa Letneo yang di panen adalah 13 Ha. Dengan hasil produksi 8.208 Kg/Ha (berat pipil basah). Luas panen simbolis 3 Ha dengan Jagung hibrida, Varietas Beltras 1.

Gubernur Laiskodat didampingi para Staf Khusus diantaranya Prof. Daniel Kameo, Dr. Imanuel Blegur, Dr. David Pandie, Dr, Thony Djogo, dan Anwar Pua Geno, Flory Mekeng dan Bartol Badar. Turut mendampingi Gubernur Laiskodat, Kadis Pedndidikan dan Kebudayaan Provinsi NTT Linus Lusi, Kadis Pertanian Lecky F. Koli, Plt. Kadis Peternakan Yohana Lisapaly, Karo Administrasi Pimpinan, Dr. Marius Ardu Jelamu.*)Aby/BiroAP

Editor: Laurens Leba Tukan

Center Align Buttons in Bootstrap