KUPANG,SELATANINDONESIA.COM – Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat melakukan panen jagung pada Program Tanam Jagung Panen Sapi (TJPS) periode tanam bulan Oktober-Maret di Desa Pontulan, Kecamatan Sulamu, Kabupaten Kupang, Senin (22/3/2021). Program TJPS diyakini mampu membawah kemakmuran bagi masyarakat petani dan peternak di NTT.
Usai melakukan panen diatas lahan seluas 79 Ha, Gubernur Laiskodat berkesempatan menyaksikan Demo Mesin Pencacah, Inseminasi Buatan untuk Ternak Sapi. Selain itu, Gubernur Laiskodat juga dan menyerahkan sejumlah bantuan berupa SOP Budidaya Tanaman Jagung, bibit rumput odot, mesin Pencacah, obat-obatan dan asuransi ternak yang diwakilkan kepada para Kepala Dinas yang hadir untuk menyerahkan bantuan dimaksud.
“Bantuan yang diberikan kepada masyarakat agar dinas terkait mengawalnya dengan baik. Karena setiap bantuan harus dipertanggungjawabkan dengan hasil yang maksimal, karena masyarakat butuh pendampingan teknis dari kita. Untuk itu dinas teknis terkait agar mengoptimalkan peran pendampingnya di tengah masyarakat,” sebut Gubernur Laiskodat ketika penyerahan bantuan.
Sekretaris Daerah Kabupaten Kupang, Obet Laha mengatakan, mayoritas masyarakat di Kabupaten Kupang adalah bertani. Itu pasalnya, ia memberikan apresiasi kepada Gubernur NTT melalui program TJPS yang berlangsung sejak tahun 2019 hingga 2021. Ia mengharapkan program tersebut terus bergerak untuk luasan lahan tanam di periode tanam April-September.
“Apresiasi kepada Bapak Gubernur. Program TJPS ini sangat sesuai dengan karakteristik wilayah Kabupaten Kupang dengan mata pencaharian masyarakat kita adalah bertani. Panen raya perdana diatas lahan seluas 79 Ha di Desa Pantulan ini selanjutnya hasilnya akan dipakai untuk membeli sapi. Musim tanam April sampai dengan September nanti, perluasan lahan akan dikembangkan diatas lahan 800 Ha dengan memanfaatkan Anggaran melalui APBD Kabupaten Kupang untuk sektor pertanian sebesar 24 Miliyar,” ungkap Obet.
Salah satu tokoh masyarakat Kecamatan Sulamu mengapresiasi Program TJPS sekaligus meminta kepada Gubernur untuk bantuan sumur bor, traktor, kawat duri dan penerangan listrik di desa tersebut.
“Di tengah hujan dan badai kami terus bekerja keras untuk mensukseskan program ini karena bermanfaat bagi kami para petani. Untuk menghadapi musim tanam berikutnya, kami membutuhkan sumur bor, traktor, kawat duri dan penerangan listrik di desa”, ungkap tokoh masyarakat tersebut.
Menanggapi usulan tersebut, Gubernur menegaskan akan berbagi peran antara Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten Kupang. “Untuk usulan sumur bor segera dipenuhi melalui APBD Provinsi. Sedangkan traktor, mekanismenya adalah kebutuhan luasan lahan yang digarap berapa, akan kami layani untuk traktor tersebut tanpa dikenakan biaya apapun. Sedangkan untuk bantuan kawat duri akan dibantu oleh Pemerintah Kabupaten Kupang serta listrik pasti akan segera terpenuhi,” sebut Gubernur yang saat itu langsung melakukan koordinasi via Handphone dengan General Manager PLN unit induk wilayah NTT.
Asal tahu saja, luasan lahan TJPS untuk periode tanam Oktober-Maret (Okmar) dengan data persebaran pada 16 Kabupaten di NTT yaitu Kabupaten Kupang 1.260 Ha, Kabupaten TTS 890 Ha, Kabupaten TTU 850 Ha, Kabupaten Belu : 710 Ha, Kabupaten Malaka 1.200 Ha, Kabupaten Rote Ndao 267 Ha, Kabupaten Flores Timur 455 Ha, Kabupaten Ende 127 Ha, Kabupaten Ngada 238 Ha, Kabupaten Manggarai 125 Ha, Kabupaten Manggarai Timur 513 Ha, Kabupaten Manggarai Barat 250 Ha, Kabupaten Sumba Tengah 239 Ha, Kabupaten Sumba Timur 550 Ha, Kabupaten Sumba Barat Daya 401 Ha dan Kabupaten Sumba Barat 100 Ha.
Sedangkan, luasan lahan periode tanam Okmar sebesar 1.260 Ha di Kabupaten Kupang merupakan kontribusi dari 9 Kecamatan yaitu Kecamatan Amfoang Barat Laut 20 Ha, Kecamatan Amfoang Selatan 82 Ha, Kecamatan Fatuleu Barat 152 Ha, Kecamatan Sulamu 447 Ha, Kecamatan Kupang Timur 80 Ha, Kupang Tengah 60 Ha, Amarasi Timur : 280 Ha, Kecamatan Semau : 83 Ha, Kecamatan Semau Selatan 56 Ha.*)Aby/Hms
Editor: Laurens Leba Tukan