PMKRI Tambolaka Ladang Persemaian Pemimpin Perubahan

398
Pose bersama usai acara MPAB PMKRI Cabang Tambolaka, Kabupaten Sumba Barat Daya

TAMBOLAKA,SELATANINDONESIA.COM – Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) Cabang Tambolaka, Santo Agustinus menerima 52 anggota baru pada momentum Masa Penerimaan Anggota Baru (MPAB), di Aula Kelurahan Weetebula, Kabupaten Sumba Barat Daya, sejak 19-21 Maret 2021. 52 anggota baru tersebut berasal dari kampus STKIP Weetebula dan Stimikom Stela Maris Sumba.

Ketua PMKRI Cabaang Tambolaka St. Agustinus, Yulius Lere, menyebut, PMKRI merupakan wadah bagi mahasiswa untuk belajar dan berlatih menjadih pribadi yang tangguh yang mampu melakukan perubahan. “PMKRI adalah salah satu wadah bagi mahasiswa untuk belajar dan berlatih menjadi sosok pemimpin di masa yang akan datang. Sehingga, lewat MPAB ini, PMKRI akan melatih dan mempersiapkan sosok kader-kader muda yang akan menjadi pemimpin perubahan,” sebut Yulius.

Yulius mengingatkan, saat ini bangsa Indonesia sedang dalam guncangan pandemik Covid-19 yang menghantam berbagai aspek kehidupan, terutama sektor kesehatan dan ekonomi. “Bangsa ini membutuhkan generasi unggul yang berdaya guna yang mampu menjadi pemberi solusi di berbagai sektor kehidupan yang mengalami kemunduran,” katanya.

Disebutkan, Kabupaten Sumba Barat Daya dalam waktu dekat akan ada pemilihan kepala desa secara serentak. “Kesempatan ini kita sebagai orang muda diharapkan mampu memberikan edukasi dan pemahaman kepada masyarakat agar menjadi pemilih yang cerdas. Masyarakat kita selalu diintimidasi hak pilhnya dengan uang dan kekuasaan. Negara harus memberikan perlindungan kepada para pemilih sehingga menggunakan hak pilihnya secara bebas dan jujur,” ujarnya.

Anggota penyatu PMKRI Cabang Tambolaka, Yustinus Ghanggo Ate mengatakan, orang muda yang memilih berproses di PMKRI adalah pemilik masa depan, dan pemimpin masa depan yang akan berbakti dengan ikhlas kepada ecclesia et partia, gereja dan bangsa.

Berproseslah dengan seyakin-yakinnya dan sesetia-setianya di PMKRI agar berhasil, sehingga dengan demikian anda berdaya ubah dan berdaya saing demi terwujudnya visi PMKRI keadilan sosial, kemanusiaan, dan persaudaraan sejati,” sebutnya.

Mantan Ketua Presidium PMKRI Cabang Mataram ini mengatakan, proses pembinaan dan pendidikan di PMKRI mesti bersifat menyeluruh, bukan parsial atau sepotong-sepotong agar kader yang dilahirkan oleh rahim ini tidak lahir premature atau karbitan. “Seseorang disebut kader PMKRI jika individu tersebut unggul secara keilmuan/intelektualitas, unggul secara karakter dan spritualitas sosial dan unggul secara wawasan kemanusiaan,” katanya.

Ditambahkan, kader yang unggul secara wawasan kemanusiaan adalah kader yang menempatkan kemanusiaan di atas segala kepentingan sempit, di atas fanatisme suku, fanatisme agama, fanatisme ras, dan fanatisme golongan. “Sehingga ketika menjadi pemilik masa depan dan pemimpin masa depan, mampu menjadi manusia-manusia yang cocok dengan masa depan bukan sebaliknya menjadi beban masa depan,” ujar Yance yang kini menjadi Pengajar pada STKIP Weetebula itu.*)Benydiktus

Editor: Laurens Leba Tukan

Center Align Buttons in Bootstrap