WAIBAKUL,SELATANINDONESIA.COM – Ketua Fraksi Partai Golkar DPRD Provinsi NTT, Hugo Rehi Kalembu memberikan apresiasi terhadap upaya keras dan kegigihan Pemda Sumba Tengah dalam memberantas seragan hama belalang kembera terhadap tanaman pertanian warga. Bahkan, untuk memastikan upaya keras pemberantasan hama belalang itu berjalan lancar, Bupati Paulus S. K. Limu memimpin sendiri para ASN bermalam di kebun-kebun warga memimpin langsung penyemprotan di desa-desa terdampak.
“Setelah membaca berita tentang kegigihan Pemda dan masyarakat Sumba Tengah dan saya ditelpon Ketua DPD II Golkar Sumba Tengah, Melki Umbu Hunggar tentang semakin meluasnya ancaman hama belalang di Sumba Tengah, saya memutuskan untuk datang kesana memantau langsung di lapangan. Kemarin, 11 Maret saya ke Sumba Tengah, singgah di Kantor DPD Golkar Sumteng dan disana sudah menanti ketua, sekretaris dan sejumlah pengurus Golkar Sumba Tengah. Dengan dua kendaraan kami menuju ke desa-desa terdampak di Tanabanas dan Lenang yang meliputi 5 desa terdampak,” sebut Hugo Kelembu kepada SelatanIndonesia.com, Jumat (12/3/2021). sambungnya.
Disebutkan Hugo, Ketua DPD Golkar Sumba Tengah, ditemani sejumlah pengurus di satu kendaraan dan dirinya ditemani Sekretaris DPD II Golkar dan Ketua MKGR Sumba Tengah meluncur ke Tanambanas melalui Mamboro lalu menyisir pantai Selatan ke daerah Lenang dan Tanambanas.
“Dalam perjalanan kami mendiskusikan, betapa besarnya implikasi hama belalang ini pada upaya yang gencar dilakukan Pemerintah baik Pusat, Provinsi dan Kabutepan yaitu Food Estate atau Lumbung Pangan Nasional yang baru dikunjungi Presiden RI Joko Widodo serta program TJPS (Tanam Jagung Panen Sapi) yang adalah program andalan Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat serta rencana pembangunan Pabrik Pakan Ternak di Sumba Tengah yang dananya sudah siap di APBD Provinsi NTT tahun 2021,” ujar politisi yang sudah sembilan periode menjadi anggota DPRD itu.
Menurut politisi asal Sumba Barat Daya itu, pengalaman hama belalang kembara pada tahun 1980-an di Sumba dan pada akhir-akhir ini di Kabupaten Sumba Timur, maka upaya intensif penanggulangannya menjadi harga mati. “Sepanjang perjalanan kami berpapasan dengan kendaraan ASN yang baru pulang dari lapangan menyemprot belalang. Demikian juga ketika kembali kami berpapasan dengan kendaraan ASN yang menuju lokasi bencana. Kami tiba di desa Lenang jam 14.00 dan langsung melihat langsung hasil operasi penyemprotan dimana banyak sekali bangkai belalang yang berserakan dan menimbulkan bau tidak sedap. Juga kami menyaksikan kawanan belalang muda berserakan dalam jumlah yang luar biasa banyaknya, sepanjang padang yang kami lewati. Kami sempat turun berdiskusi dengan masyarakat tentang apa yang dapat dilakukan kedepannya,” sebut Hugo.
Ketua Komisi III DPRD NTT ini mengatakan, di lapangan ada kendala serius yang dihadapi diantaranya obat-oabatan semprot yang terbatas, hamparan yang begitu luas, jumlah penduduk relatif kecil, alat semprot yang terbatas dan air untuk campuran pelarut obat yang tidak ada, senhingga harus didatangkan dengan mobil tanki.
Hugo Kalembu menyarankan, untuk menyelamatkan Food Estate dan Program TJPS dan meluasnya hama belalang ke seluruh wilayah Sumba Tengah hingga ke Sumba Timur, Sumba Barat dan Sumba Barat Daya, maka harus ditempuh upaya terpadu untuk mengerahkan segala dana dan daya untuk penanggulangan secara masif hama belalang yang sekarang melanda lima desa di Sumteng. Disamping itu, perlu koordinasi dengan Pamda Kabupaten Sumba Timur yang sudah terserang lebih dahulu dan diperkirakan menjadi asal muasal belalang yang sekarang menyerang Sumba Tengah.
Dikatakan Hugo, bencana hama belalang ini sudah lintas kabupaten dan mengancam program Pangan Nasional dan Provinsi maka perlu secepatnya Gubernur NTT mengambil langkah koordinasi dan memberikan dukungan penuh kepada Pemkab Sumba Tengah yang sekarang sedang berjibaku melawan hama belalang yang mulai melanda daerahnya.
“Bagi Pemda Sumba Tengah, seyogyanya mulai mendesain kebijakan yang melibatkan warga masyarakat secara aktif untuk membasmi hama belalang di kampung sekitarnya masing-masing dan refocusing APBD bukan saja untuk penanganan Covid-19 tetapi juga untuk penanganan belalang kembara ini. Hama belalang kembara ini sudah menjadi bahaya latent yang mengancam ketahanan pangan di daratan Sumba. Oleh karena itu sudah tiba saatnya empat Kepala Daerah di pulau Sumba ini untuk duduk bersama merancang strategi antisipasi menghadapi ancaman hama belalang ini sekarang dan pada masa masa mendatang,” ujar Ketua Ormas MKGR Provinsi NTT ini.
Sebelumnya diberitakan, serangan hama belalang di Kabupaten Sumba Tengah sudah merenggut sekitar 3000 Ha lahan jagung milik petani. Bupati Sumba Tengah, Paulus S. K. Limu selama tiga malam sejak Jumat (5/3/2021) hingga Senin (8/3/2021), menginap di desa-desa dan kebun warga memimpin langsung para Aparatus Sipil Negara (ASN) dari berbagai Organisasi Perangkat Daerah (OPD), Camat dan para Kepala Desa dan masyarakat melakukan aksi cepat pemberantasan hama belalang.
Aksi cepat itu dilakukan Bupati Paulus bersama perangkatnya untuk memastikan pemberantasan hama belalalang kembara di tiga desa di wilayah pantai utara (pantura) yaitu desa Tanambanas, desa Tanambanas Selatan dan desa Tanambanas Barat di Kecamatan Umbu Ratu Nggay berjalan tuntas. Selain itu, aksi itu dilakukan agar seragan hama belalang itu tidak menyebar dan merambat ke desa-desa lain atau wilayah lainnya.
“Selama empat hari dan tiga malam saya menginap di kebun warga di tiga desa itu untuk melakukan monitoring dan memimpin langsung seluruh OPD agar membantu masyarakat memberantas serangan hama di lahan pertanian warga di wilayah Pantura, Tanambanas,” sebut Bupati Sumba Tengah Paulus S. K. Limu kepada SelatanIndonesia.com, Senin (8/3/2021).
Dijelaskan Bupati Paulus, sejak diinformasikan bahwa ada serangan hama belalang di wilayah Tanambanas, ia langsung memerintahkan dinas teknis untuk segera mengambil langkah yang tepat membasmi hama belalang ini.
“Saya juga menggerakan seluruh ASN di OPD Pemkab Sumba Tengah untuk terlibat langsung membantu para petani sejak hari Jumat 5/3/2021 dan menginap selama 3 malam dan 4 hari karena ini serangan hama yang sangat serius. Saya hadir untuk bersama teman-teman OPD untuk terlibat langsung memberantas hama belalang yang kian merajalela,” ujarnya.***Laurens Leba Tukan