Tiga Malam Menginap di Kebun Warga, Bupati Sumba Tengah Pimpin Pemberantasan Hama Belalang

1578
Bupati Sumba Tengah, Paulus S. K. Limu (bertopi paling depan) ketika memastikan penyemprotan hama belalang yang menyerang tanaman jagung warga di Pantura Sumba Tengah, Sabtu (6/3/2021) malam. Foto: Try

WAIBAKUL,SELATANINDONESIA.COM – Serangan hama belalang di Kabupaten Sumba Tengah sudah merenggut sekitar 300 Ha lahan jagung milik petani. Bupati Sumba Tengah, Paulus S. K. Limu selama tiga malam sejak Jumat (5/3/2021) hingga Senin (8/3/2021), menginap di desa-desa dan kebun warga memimpin langsung para Aparatus Sipil Negara (ASN) dari berbagai Organisasi Perangkat Daerah (OPD), Camat dan para Kepala Desa dan masyarakat melakukan aksi cepat pemberantasan hama belalang.

Aksi cepat itu dilakukan Bupati Paulus bersama perangkatnya untuk memastikan pemberantasan hama belalalang kembara di tiga desa di wilayah pantai utara (pantura) yaitu desa Tanambanas, desa Tanambanas Selatan dan desa Tanambanas Barat di Kecamatan Umbu Ratu Nggay berjalan tuntas. Selain itu, aksi itu dilakukan agar seragan hama belalang itu tidak menyebar dan merambat ke desa-desa lain atau wilayah lainnya.

Selama empat hari dan tiga malam saya menginap di kebun warga di tiga desa itu untuk melakukan monitoring dan memimpin langsung seluruh OPD agar membantu masyarakat memberantas serangan hama di lahan pertanian warga di wilayah Pantura, Tanambanas,” sebut Bupati Sumba Tengah Paulus S. K. Limu kepada SelatanIndonesia.com, Senin (8/3/2021).

Dijelaskan Bupati Paulus, sejak diinformasikan bahwa ada serangan hama belalang di wilayah Tanambanas, ia langsung memerintahkan dinas teknis untuk segera mengambil langkah yang tepat membasmi hama belalang ini.
“Saya juga menggerakan seluruh ASN di OPD Pemkab Sumba Tengah untuk terlibat langsung membantu para petani sejak hari Jumat 5/3/2021 dan menginap selama 3 malam dan 4 hari karena ini serangan hama yang sangat serius. Saya hadir untuk bersama teman-teman OPD untuk terlibat langsung memberantas hama belalang yang kian merajalela,” ujarnya.

Bupati Sumba Tengah, Paulus S. K. Limu (paling kanan) ketika memberikan pengarahan kepada Anggota Sat Pol PP Sumba Tengah sebelum melakukan penyemprotan terhadap serangan hama belalang di wilayah Pantura Sumba Tengah, Sabtu (6/3/2021). Foto: Try

Bupati Paulus mengatakan, jika hama belalang ini tidak segera dibasmi maka Sumba Tengah akan mengalami bencana selama 5 tahun, seperti pada beberapa tahun sebelumnya dimana serangan hama belalang ini menyebabkan bencana yang mengakibatkan gagal panen dimana-mana. “Kami ambil langkah cepat untuk mengantisipasi agar bencana itu tidak terjadi lagi. Saya sudah membagi zona-zona yang didalamnya terdapat Pimpinan Perangkat Daerah, para Camat dan seluruh Kepala Desa, untuk bergotong-royong dan bekerja keras memberantas hama belalang dengan cara penyemprotan pada titik-titik tempat berkumpulnya koloni belalang ini agar tidak menyebar lebih luas lagi,” ujarnya.

Mantan Penjabat Bupati Sumba Barat ini mengatakan, pembasmian hama belalang ini akan terus dilakukan dan tidak ada pembatasan sepanjang hama belalang masih mengancam. “Saya akan selalu memantau setiap saat perkembangan yang terjadi pasca penyemprotan sampai hama belalang benar-benar tidak ada lagi,” ujarnya.

Sebelumnya diberitakan, Bupati Sumba Tengah, Paulus S. K. Limu memimpin langsung dan mengerahkan seluruh Organisasi Perangkat daerah (OPD) setempat untuk menginap di kebun-kebun warga untuk memberantas serangan hama belalang. “Kami dipimpin langsung oleh Pak Bupati untuk menginap di Desa dan kebun-kebun warga untuk membantu masyarakat melakukan penyemprotan karena harus dilakukan malam hingga dini hari sampai jam tujuh pagi, itu waktu yang paling efektif,” sebut Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Sumba Tengah, Umbu K. Pari, SP kepada SelatanIndonesia.com, Sabtu (6/3/2021).

Ia mengatakan, kandala yang dihadapi ketika melakukan penyemprotan hama belalang adalah kondisi medan kebun warga yang ekstrim dan penyemprotan yang dilakukan harus pada malam hingga dini hari. “Kalau kita lakukan siang hari maka, ketika bunyi mesin penyemprot maka belalang itu langsug terbang terpencar dan itu tidak efektif. Maka langkah yang dilakukan adalah pemberantasan pada malam hari, hingga subuh dan sampai jam tujuh, ini kendala juga pada penerangan karena hanya mengandalkan senter. Ada juga lampu sorot dari mobil milik BPBD dan Sat Pol PP, tetapi hanya bisa dilakukan untuk kebun yang dekat jalan. Kalau di dalam dan medannya jurang maka hanya dengan mengandalkan senter,” sebutnya.

Kadis Umbu K. Pari mengatakan, perlu ada kolaborasi penanganan dengan Pemda kabupaten Sumba Timur karena lokasi serangan hama belalang itu ada di perbatasan antara Sumba tengah dan Sumba Timur. “Kemarin informasi dari Bapak Asisten I bahwa sudah bersurat ke Pemrpov NTT dan Pemda Sumba Timur agar kita bisa ditangani bersama,” ujarnya.*)PKP-STeng

Editor: Laurens Leba Tukan

Center Align Buttons in Bootstrap