Bupati Paulus Minta Maaf atas Kelakuan Warganya Langgar Protokoler Kepresidenan

1179
Presiden RI Joko Widodo didampingi Menteri PUPR, Menteri Pertanian dan Gubernur NTT ketika meninjau persawahan di kaki bukit JW Food Estate di Desa Makatakeri, Kecamatan Katikutana, Kabupaten Sumba Tengah, Selasa (23/2/2021). Foto: Protokol Kepresidenan

WAIBAKUL,SELATANINDONESIA.COM – Presiden RI Joko Widodo telah usai mengunjungi Kabupaten Sumba Tengah, melihat progres pelaksanaan Food Estate atau lumbung pangan Nasional pada Selasa (23/2/2021). Kedatangan Presiden dengan aksi-aksi sederahananya, membuat terpukau masyarakat Sumba Tengah yang merindukannya selama ini.

Mereka tumpah rua di sekitar Bukit JW Fooda Estate, desa Makatakeri, Kecamatan Katikutana, Kabupaten Sumba Tengah. Masyarakat berbondong-bondong datang, ada yang berada di atas bukit-bukit, ada pula yang bertebaran di areal persawahan yang menjadi lokasi Food Estate.

Lantaran kerinduan dan rasa cinta yang luar biasa terhadap Presiden Jokowi, warga Sumba Tengah relah berdiri berjam-jam lamanya di tengah guyuran hujan untuk melihat langsung Presiden Jokowi. Bahkan, warga Sumba Tengah nekad melanggar protokol Kepresidenan dengan menabarak brikade pengamanan dari TNI Polri.

Saya atas nama masyarakat Sumba Tengah menyampaikan permohonan maaf atas perilaku masyarakat kami yang karena terlalu cinta dengan Bapak Jokowi sehingga mereka melanggar protokol pengamanan Presiden,” sebut Bupati Sumba Tengah, Paulus S. K. Limu ketika menjamu para tamu yang terdiri dari Paspampres, Protkoler Istana serta Tim Sekretariat Negara juga jajaran TNI dan Polri di Rumah Jabatan Bupati Sumba Tengah, Selasa (23/2/2021) malam.

Disebutkan Bupati Paulus, ia mengaku sangat bersyukur lantaran kerinduan masyarakat Sumba Tengah selama ini yang terus tertunda akhirnya terwujud. “Ini sejarah yang luar biasa terjadi di Sumba Tengah. Kalau menginginkan siapapun Presiden yang akan datang untuk berkunjung lagi ke Sumba Tengah maka harus bekerja keras, ini pesan untuk kader-kader muda Sumba Tengah yang akan datang. Kalau mau mendatangkan pimpinan tertinggi di Republik ini kuncinya adalah kerja dengan hati,” sebut Bupati Paulus.

Diakui Bupati Paulus, kedatangan Presiden Jokowi di Sumba Tengah membuatnya terharuh dan berkali-kali menteskan air mata kebahagiaan. “Ketika Bapak Presiden turun membuka pintu dan pegang payung sendiri, air mata saya jatuh. Ketika beliau jalan turun ke tengah sawah, saya juga meneteskan air mata. Beliau ke kandang itik juga saya dengan air mata, ketika tiba di puncak Bukit JW Food Estate, juga saya dengan air mata. Ketika saya diberikan kesempatan, saya bilang, dengan kehadiran bapak Presiden dengan ketulusan hati yang mulia, kami sangat bangga dan kami yakin tidak akan miskin lagi, itu sambutan saya dan beliau hanya mengatupkan tangan di dada sambil menganggukkan kepala dan pertanda bahwa beliau punya hati yang luhur dan beribadah pada orang miskin,” katanya.

Yang luar biasa menurut Bupati Paulus adalah, Kabupaten Sumba Tengah merupakan Kabupaten di NTT dengan angka kemiskinan tertinggi yaitu 34 persen, namun Bapak Presiden sangat mencintai orang miskin. “Tidak ada ikon yang luar biasa di Sumba Tengah, yang kami miliki hanyalah ketulusan dan cinta kami untuk Bapak Presiden Jokowi, karena beliau telah lebih dahulu mencintai kami masyarakat Sumba Tengah dan NTT,” ujar Bupati Paulus.

Ia memberikan apresiasi yang tinggi kepada semua pihak terutama Paspampres, Protokol Istana dan Sekretariat Negara yang selama ini telah membangun komunikasi harmonis serta memberikan keyakinanan kepada Bapak Presiden tentang Sumba Tengah yang baik sehingga beliau bersedia mengunjungi Sumba Tengah. “Tanpa informasi yang pasti tentang Sumba Tengah dan semangat kerja para petani di Sumba Tengah untuk mewujudkan Food Estate, yang dilakukan oleh Tim Protokoler Istana, Paspampres, serta Sekretariat Negara mungkin saja Pak Presiden tidak datang,” ujarnya.

Bupati Paulus juga mengungkapkan, selama mempersiapkan kedatangan Presiden Jokowi di Sumba Tengah yang terbilang sangat singat, semua pihak terlibat dengan ketulusan hati. “Pimpinan kami Pak Gubernur NTT tidak pernah bertanya tentang seperti apa persiapan, karena beliau sangat yakin dan percaya bahwa Sumba Tengah pasti siap dan semua urusan bakal beres. Sehingga saya selalu katakan kepada semua pihak di Sumba Tengah bahwa tidak ada Bupati sendiri yang super, tidak ada Ketua DPRD sendiri yang super, tetapi yang ada adalah Super Tim,” tegas Bupati Paulus.***Laurens Leba Tukan

Center Align Buttons in Bootstrap