
WAIBAKUL,SELATANINDONESIA.COM – Hujan deras mengguyur alam Sumba Tengah. Langit di Bukit JW Food Estate, Desa Makatakeri, Kecamatan Katikutana, Kabupaten Sumba Tengah siang itu seketika berubah hitam. Meski sebelumnya, langit cerah dan sinar matahari seakan membakar semua alam Sumba Tengah beserta isinya.
Ketika rombongan Presiden RI Joko Widodo yang didampingi Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dan Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat tiba di lokasi persawahan seluas 750 Ha itu, hujanpun mulai mengguyur dan kian deras. Nampaknya, isyarat alam itu menggambarkan bahwa alam raya Sumba yang kerap dikenal sebagai negeri para Marapu itu merestui cinta dan perhatian Presiden Jokowi untuk kemajuan masyarakat Pulau Sumba yang dimulai dari Sumba Tengah.
Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo (SYL) dan Bupati Sumba Tengah Paulus S. K. Limu yang telah menanti di lokasi Food Estate, menyambut Presiden Jokowi yang turun dari mobil Kepresidenan dengan memegang sendiri payung hitam. Mengenakan kemija putih lengan panjang dan celana hitam, Kepala Negara menghampiri papan informasi tentang pengembangan Food Estate di Sumba Tengah.
Di hadapan Presiden, Mentan SYL memaparkan tentang prospek dan target yang bakal dicapai dari pengembangan Food Estate yang pada tahun 2020 telah dikembangkan sebanyak 5000 Ha dan di tahun 2021 sebanyak 10.000 Ha. “Food Estate di Kabupaten Sumba Tengah pada tahun 2020 kita sudah punya seluas 5.000 Ha dan tahun 2021 seluas 10.000 Ha. Lahan untuk tanaman padi seluas 3.000 Ha dan jagung 2.000 Ha pada tahun 2020. Sedangkan pada tahun 2021, pada lahan seluas 10.000 Ha, dialokasikan untuk tanaman padi seluas 5.620 Ha dan tanaman jagung seluas 4.380 Ha,” sebut Mentan SYL didampingi Bupati Paulus S. K. Limu.
Dari radius sekitar 400 meter, nampak Presiden Jokowi menganggukan kepala pertanda memberikan dukungan penuh terhadap progres yang tengah dikerjakan oleh masyarakat Sumba Tengah dibawah kepemimpinan Bupati Paulus.
Usai mendengar paparan dari Mentan SYL dan Bupati Sumba Tengah Paulus S. K. Limu, Kepala Negara yang masih dalam guyuran hujan menuruni jalan tanah menuju ke tengah sawah. Masyarakat petani Sumba Tengah yang sedari pagi menanti kedatangan Presiden Jokowi menyambut histeris ketika Presiden yang kedua kalinya mengunjungi Pulau Sumba itu menuju ke tengah sawah melihat mesin pompa air yang berada di tengah hamparan sawah.
Tanpa pengawalan dari Paspampres, Kepala Negara seketika menoleh dan memanggil Menteri Pertanian SYL dan Menteri PUPR serta Gubernur Laiskodat untuk ikut serta menuju ke tengah sawah. Para petani Sumba Tengah semakin histeris dengan sosok sederhana yang kini berada di tengah sawah. Setelah meninjau persawahan dan mesin pompa air, masih dalam gyuruan hujan, Presiden Jokowi berjalan kaki menuju ke kandang itik yang berada di sisi kiri areal persawahan.
Kepala Negara juga berkesempatan meninjau langsung sebuah sumur bor dan bak penampungan air yang berada di bagian belakang kandang itik. Warga yang berada di sekitar lokasi nampak sangat antusias melihat langsung tingkah Presiden yang rela menabrak hujan deras untuk melihat langsung semua fasilitas yang disiapkan untuk menunjang Food Estate tersebut.

Setelah melihat semua progres yang dikerjakan masyarakat Sumba Tengah, Presdien menuju ke puncak Bukit JW Food Estate. Sebuah rumah panggung berarsitektur vernacular Sumba dan oleh warga setempat menamainya Rumah Umbu Syahrul Yasin Limpo. Menurut Bupati Paulus S. K. Limu, rumah panggung itu dinamai Rumah Umbu Syahrul Yasin Limpo lantaran sudah lima kali, mantan Gubernur Sulawesi Selatan itu mengunjungi Kabupaten Sumba Tengah.
Presiden Joko Widodo ketika di puncak Bukit JW Food Estate mengatakan, kedatangannya kali ini ke Sumba Tengah melakukan kunjungan kerja untuk melihata Food Estate atau lumbung pangan nasional di Kabupaten Sumba Tengah, Provinsi NTT. “Disini, memang di Sumba Tengah baru 5.000 ha, yang 3.000 ha untuk padi dan 2.000 ha untuk jagung. Kedepan akan diperluas lagi mencapai 10.000 ha, yang terdiri dari 5.600 ha untuk tanaman padi, dan 4.400 ha untuk jagung,” sebut Presiden Jokowi.
Kepala Negara juga mengungkapkan alasan mengapa Food Estate dikerjakan di NTT khususnya di Sumba Tengah. “Kita omong apa adanya, Pak Gubernur dan Pak Bupati, bahwa 34 persen kemiskinan ada di sini, di Sumba Tengah. Dan panen di sini setahun hanya sekali yaitu padi. Dan, kita ingin kelaola agar satu tahun dua kali panen padi dan sekali panen jagung atau kedelai,” sebut Presdien Jokowi.
Menurut Presiden Jokowi, problem utama di seluruh NTT adalah sama yaitu kekurangan air. “Kuncinya adalah air. Karena itu disini sudah dibangun sumur bor yang masuk sampai ke sawah juga ada embung tetapi masih kurang dan masih jauh dari kebutuhan sehingga diminta oleh Gubernur dan Bupati untuk dibuat bendungan di kabupaten Sumba Tengah dan sekitarnya,” ujar Presiden.
Ia bahkan sudah perintahkan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono untuk melihat potensi pembangunan bendungan kemudian ditambahkan pembangunan embung dan sumur bor. “Akan dikuti juga kemudian nanti oleh Kementan untuk membantu kekurangan alsintan terutama traktor. Kalau ini kita kerjakan, maka Food Estate di Kalimantan Tengah, Food Estate di Sumatera Utara dan Food Estate di NTT akan bisa membangun ketahanan pangan yang baik untuk negara kita dan nanti kita akan foto copy titik-titik yang yang kita persiapkan,” pungkas Presiden.
Usai berbicara di puncak Bukit Food Estate, Presiden Jokowi yang sekitar 45 menit berada di wilayah Kabupaten Sumba Tengah kembali ke Tambolaka, Kabupaten Sumba Barat Daya untuk selanjutnya bersama Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat dan Menteri PUPR terbang dengan pesawat Kepresidenan menuju ke Maumere, kabupaten Sikka untuk meresmikan Bendungan Napun Gete. ***Laurens Leba Tukan