Mentan SYL: Food Estate Sumba Tengah, Tidak Semata untuk Dilihat Presiden

761
Mentan RI Syahrul Yasin Limpo didampingi Bupati Sumba tengah, Paulus S. K. Limu ketika meninjau kembali lokasi persawahan yang rencananya dikunjungi Presiden Joko Widodo di kaki Bukit JW Food Estate desa Makatakeri, Kecamatan Katikutana, Kabupaten Sumba Tengah, Senin (15/2/2021). Foto:Try/ProtokolSumbaTengah

WAIBAKUL,SELATANINDONESIA.COM – Menteri Pertanian (Mentan) RI, Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengatakan, pembatalan kehadiran Presiden RI ke Sumba Tengah untuk melihat progres pengembangan Food Estate atau lumbung pangan Nasional, mesti dipandang dari sisi positif.

Perjuangan mengembangkan Food Estate bukan semata agar dilihat oleh Presiden tapi lebih dari itu semua kerja ini demi kesejahteraan rakyat Sumba Tengah,” sebut Mentan SYL ketika meninjau kembali lokasi kunjungan Presiden Joko Widodo di Bukit JW Food Estate desa Makatakeri, Kecamatan Katikutana, Kabupaten Sumba Tengah, Senin (15/2/2021).

Menurut Mentan SYL, penundaan kedatangan Presiden Jokowi merupakan kehendak alam untuk memberikan waktu yang lebih luas bagi seluruh pihak di Sumba Tengah dalam mempersiapkan Food Estate lebih sempurna.

“Ini tanda-tanda baik untuk kita smua, Tuhan yang atur semuanya, dan Tuhan masih kasih kesempatan kepada kita di sini untuk perbaiki lagi yang ada sekarang. Memang sekarang sudah bagus tetapi saya sendiri tidak puas. Kalau saya puas maka tidak ada lagi yang mau bekerja,” katanya memberi semangat.

Mentan SYL menyoroti agar ada perbaikan pada pembuatan kandang itikdi empat zona Food Estate lainnya. “Ini harus dilakukan sebagai pembuktian kepada khalayak bahwa penempatan Food Estate di Sumba Tengah itu tidaklah salah termasuk mereka yang meragukan tentang alam Sumba Tengah,” ujarnya.

Mentan RI Syahrul Yasin Limpo didampingi Bupati Sumba tengah, Paulus S. K. Limu ketika meninjau kembali lokasi persawahan yang rencananya dikunjungi Presiden Joko Widodo di kaki Bukit JW Food Estate desa Makatakeri, Kecamatan Katikutana, Kabupaten Sumba Tengah, Senin (15/2/2021). Foto:Try/ProtokolSumbaTengah

“Banyak yang bertanya kenapa harus Sumba Tengah sedangkan disana tidak ada irigasi. Jawabannya, ini pilihan Tuhan sendiri lewat bapak, mama para petani semua di sini. Bahkan kemarin saja masih ada yang bilang kenapa harus Sumba Tengah, jawaban saya karena menurut data, kabupaten ini yang miskin dan hari ini dengan lahan yang luas ini kita tidak boleh miskin lagi. Rasa syukurnya itu tidak hanya sebatas ini saja, tapi harus dibuktikan dengan hasil produksi padi dan jagung yang melebihi pencapaian kemarin. Saya suka itu. Sekarang ini yang indah baru pemandangan. Yang lain belum,” katanya ketika berada di Bukit JW Food Estate sembari memandang hamparan persawahan yang seluas, sejauh mata memandang di sisi depan, kiri, kanan dan belakng bukit itu.

Disebutkan Mentan SYL, hari ini bisa saja Bapak Presiden tunda. “Tapi kita tidak pernah tahu ke depannya. Jangan sampai minggu depan beliau datang. Tetapi itu bukan intinya. Yang terpenting itu rakyat kita nikmati. Kalaupun beliau datang iya tunjukkan kalau kita serius jangan ada rekayasa. Lebih baik tampilkan apa adanya dan beliau lebih suka itu. Kalau kita tampil wah lalu selesai beliau datang dan selesai, kan sama saja. Tidak ada yang disulap. Kalaupun datang Pak Presiden pasti tidak mau lihat kita kumpul seperti ini. Dirinya mau lihat kita kerja. Saya pun minta maaf soal pembatalan ini namun ini semua ada hikmahnya buat kita kerja lebih baik lagi,” ujar Mentan SYL.

Food Estate adalah Harga Diri dan Kepercayaan Diri

Bupati Sumba Tengah, Paulus S. K. Limu mengatakan, Food Estate bagi masyarakat Sumba Tengah adalah harga diri dan kepercayaan diri. Ia tetap bersyukur meski pengembangan Food Estate di Sumba Tengah tertunda peninjauannya oleh Presiden. “Bagi saya penundaan itu tidak bisa mematahkan semangat kami untuk bekerja bagi rakyatnya agar keluar dari kemiskinan yang selama ini terjadi,” katnya.

Mantan Penjabat Bupati Sumba Barat ini tetap menaruh harap pada dukungan Menteri Pertanian SYL dalam pengembangan Food Estate dimasa mendatang di Sumba Tengah. “Kami berterima kasih untuk Bapak Menteri yang hadir lagi disini. Pak Menteri datang, kami bisa tertolong. Bagi kami kerja kami ini selain buat rakyat kami sejahtera tapi juga ibadah. Kami butuh dampingan Bapa Menteri untuk 3 tahun mendatang dan di tahun ke 4, kami pastikan bahwa kami sudah bisa mandiri. Bapa lihat sendiri, sejak Bapa sampaikan Selasa nanti ada kunjungan Bapak Presiden, kami bisa bekerja maksimal dengan semua persiapan yang ada. Itu membuktikan kalau kami serius mengembangan Food Estate di daerah kami. Food Estate adalah harga diri dan kepercayaan diri kami masyarakat Sumba Tengah,” sebut Bupati Paulus.

Sebelumnya diberitakan, Presiden RI Joko Widodo yang semula dijadwalkan akan mengujungi Kabupaten Sumba Tengah dan Kabupate Sikka pada Selasa (16/2/2021) besok ternyata dibatalkan.

Penundaan itu disampaikan Wakil Gubernur NTT, Josef A. Nae Soi sesaat sebelum pelaksanaan Sidang Paripurna DPRD NTT, Senin (15/2/2021). “Iya ada pendundaaan semalam dari Istana Negara, dan akan dijadwalkan ulang,” sebut Wagub Nae Soi di hadapan Ketua DPRD NTT Emilian J. Nomleni, dan Wakil Ketua Dr. Inche D.P. Sayuna dan Christian Mbeoik.*)UmbuOpu

Editor: Laurens Leba Tukan

Center Align Buttons in Bootstrap