Warga Tanambanas Sumba Tengah Kini Berkelimpahan Air

889
Bupati Sumba Tengah, Paulus S. K. Limu ketika memantau penyaluran air di Tanambanas, Kabupaten Sumba Tengah, Selasa (26/1/2021). Foto: Try

WAIBAKUL,SELATANINDONESIA.COM – “Kami berterimaksih kepada Pak Bupati, kami sangat berbahagia karena dari Bupati ke Bupati kami sangat merasakan beban, tetapi dengan kehadiran air di Tanambanas ini kami cukup bahagia karena permasalahannya di Tanambanas ini adalah air, dan saat ini sudah berkelimpahan,” sebut Ketua Kelompok Tani Tanambanas, Daniel Dakumanung ketika kunjungan Bupati Sumba Tengah, Paulus S. K. Limu di wilayah itu, Selasa (26/1/2021).

Menurut Daniel Dakumanung, persoalan mendasar yang dirasakan bertahun-tahun lamanya oleh masyarakat wilayah itu adalah air. “Dari dulu kami harus jalan berkilo-kilo meter untuk ambil air lima liter hanya untuk minum. Tetapi sekarang air sudah di depan rumah kami, terimakasih bapak Bupati yang sudah membantu kami sehingga kami tidak sulit lagi mendapatkan air, kami sangat bahagia,” ujar Daniel.

Bupati Sumba Tengah, Paulus S. K. Limu saat itu memantau penyaluran air bersih dari Spam Lokumborung ke rumah-rumah warga. “Bapak dorang tolong jaga baik-baik ini air, jangan sampai kita punya anak-anak potong, beritahu mereka agar jaga baik-baik, air tunggu tidak lagi jauh-jauh, tetapi sekarang air tunggu sudah di depan rumah,” sebut Bupati Paulus.

Ia juga meminta kepada masyarakat Tanambanas bahwa selain memanfaatkan air itu untuk konsumsi, tetapi juga dimanfaatkan untuk tanam tanaman hortikultura di pekarangan rumah dan kebun. “Ini air sangat berkelimpahan sehingga bila perlu tanam sayur-sayuran, bawang, cabe dan kelor. Dan saya akan datang kembali terus untuk memantau pendistribusian air disini karena ini airnya sangat besar, tinggal dipantau terus, dan kalau ada kerusakan segera di informasikan,” ujar Bupati Paulus.

Dikatakan Bupati Paulus, jika dulu ibu-ibu di Tanambanas, sebelum ada air, dari hasil beternak ayam dan kambing, dijual dan uangnya dipakai untuk beli air. Namun sekarang, tidak ada lagi pengeluaran biaya untuk beli air. “Tidak ada lagi keluar uang untuk beli air, sekarang pelihara ayam, kambing dan babi, dijual untuk kebutuhan kehidupan lain, bukan untuk beli air karena air ini ibarat rejeki yang sudah ada di depan rumah. Sehingga bisa diamanfaatkan untuk tanam sayur, jual sayur dapat rejeki uang juga. Supaya saya datang lagi, saya tidak tanya air tapi saya tanya ada lombok tidak, ada sayur tidak ada daun kemangi tidak dan dulunya yang jual binatang untuk beli air sekarang jual binatang untuk menambah ekonomi,” sebutnya.

Bupati Paulus mengatakan, itu tugas pokok seorang pemimpin. “Ketika dilantik menjadi seorang Bupati, kita ditanya bersedia melayani masyarakat, kita jawab bersedia, prinsip-prinsip itu yang kita melayani, kalau bapa mereka melihat kita punya cinta kepada rakyat, memang kita punya cinta kepada rakyat. Dan seorang pemimpin itu harus melayani dengan tulus, melayani dengan keiklasan itu baru pemimpin, kita harus memberikan yang terbaik, yaitu waktu, tenaga dan pikiran, biarpun kami dihina, diolok bilang itu bupati kena lumpur, tapi ini merupakan kehormatan bagi kami dan kami berterimakasih kepada bapak-mama karena bapak-mama yang sudah memberikan kehormatan itu kepada kami,”pungkas Bupati Paulus.*)Aldy Henukh/Try

Editor: Laurens Leba Tukan

Center Align Buttons in Bootstrap