Himbauan Pemprov, Warga Ibadah Natal Virtual dan Tidak Ada Open House

458
Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat dan Ny. Julie Sutrisno Laiskodat bersama Wagub Josef A. Nae Soi dan Ny. Maria Fransisca Djogo usai acara HUT NTT ke 62 di Aula Rumah Jabatan Gubernur NTT, Minggu (20/12/2020). Foto: Dok. Julie Laiskodat

KUPANG,SELATANINDONESIA.COM – Pemerintah Provinsi NTT menghimbau seluruh masyarakat agar merayakan Natal tahun 2020 dan menyambut tahun baru 2021 agar dilaksanakan secara virtual dan tetap mematuhi protokol kesehatan. Pasalnya, suasana Natal dan Tahun Baru kali ini masih dalam situasi pandemi Covid-19 yang penyebarannya kian meningkat.

“Saya himbau agar seluruh umat tetap mematuhi protokol kesehatan selama perayaan Natal, dan sebaiknya merayakan natala secara virtual. Kita mengharapkan agar pelaksanaan ibadah dan perayaan Natal hingga Tahun Baru tidak memunculkan klaster Covid-19 baru,” sebut Wakil Gubernur NTT, Josef Nae Soi kepada SelatanIndonesia.com, Kamis (24/12/2020).

Hal yang sama juga disampaikan Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat. Ia mengimbau masyarakat untuk melaksanakan ibadah Natal 2020 dan Tahun Baru 2021 secara virtual dan menghindari kerumunan dalam rangka pencegahan penyebaran Covid-19 di NTT.

“Arahan dari Bapak Presiden maupun seluruh pemerintahan terkait, kita harus menghindari kerumunan dan tentunya kita juga menganjurkan agar kebaktian (ibadah) pun dilaksanakan secara virtual,” ungkap Gubernur Laiskodat usai memimpin Apel Gelar Pasukan Operasi Lilin Turangga 2020 di Lapangan Polda NTT, Senin, 21 Desember 2020.

Kepala Biro Humas Setda NTT, Jelamu Ardu Marius yang dihubungi mengatakan, para Uskup dan Ketua Sinode GMIT telah membuat Surat Gembala Natal agar perayaan Natal dan Tahun Baru mengikuti protokol kesehatan secara ketat.

“Secara teknis, untuk gereja-gereja kita harapkan supaya dibatasi jumlah umat ketika diadakan perayaan Natal, kita harapkan para pastor, para pendeta untuk bisa mengadakan ibadat atau misalnya sebanyak banyaknya supaya umat tidak bertumpuk pada kesempatan ibadat,” sebut Jelamu Ardu Marius.

Meskipun dengan jumlah terbatas, ia berharap agar umat tetap menjaga protokol kesehatan, memakai masker, sebelum memasuki gereja selalu mencuci tangan dengan sabun, serta menjaga jarak saat ibadah.

“Tahun ini untuk sementara kita tidak mengizinkan orang untuk saling bersilaturahmi secara langsung, kita harapkan tidak ada yang pergi jabat tangan dari rumah ke rumah, kita imbau melalui media sosial,” tambah Ardu Jelamu.

Dikatakannya, Pemerintah mengharapkan segala agenda open house untuk Natal dan Tahun Baru untuk sementara ditiadakan. “Untuk open house ditiadakan, di gubernur, di bupati, di wali kota, kita harapkan untuk sementara ditiadakan, kita bisa menyampaikan selamat atau melalui media sosial yang ada,” sebutnya.

Selain itu untuk perayaan Tahun Baru, pemerintah melarang perayaan dengan pesta kembang api. Hal itu dimaksudkan untuk menghindari berkerumunnya orang.

“Kita harapkan Ketua RT atau Ketua RW bisa mengatur warga, kebiasaan berkumpul ditiadakan baik Natal maupun tahun baru. Kita harapkan Gugus Tugas dan TNI serta Polisi dan semua warga dapat saling mengawasi. Kami harapkan pengertian baik masyarakat demi kesehatan, kenyamanan dan keamanan bersama,” ujar Jelamu.***Laurens Leba Tukan

Center Align Buttons in Bootstrap