
KUPANG,SELATANINDONESIA.COM – Ketua Program Studi S2 Studi Pembangunan Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga, Jawa Tengah, Dr. Wilson Therik angkat biacara tentang gelar Doktor yang kini diraih Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat.
“Viktor Bungtilu Laiskodat (VBL) kuliah di Program Studi S3 Studi Pembangunan UKSW sejak Tahun 2017,” sebut Dr. Wilson Therik kepada SelatanIndonesia.com, Jumat (18/12/2020). Dr. Wilson menjelaskan itu setelah beredar kesimpangsiuran pemberitaan di media online dan juga sejumlah statement yang berkembang di media sosial dan beredar di sejumlah Whatsapp Group.
“Saya sebagai salah satu ko-promotor dari Viktor Laiskodat yang merupakan mahasiswa program S3 Studi Pembangunan UKSW, saya perlu menjelaskan bahwa yang benar adalah VBL mengikuti kuliah S2 Studi Pembangunan UKSW pada tahun 2016 bulan Agustus dan berhasil menyelesaikan studinya/dinyatakan lulus dalam ujian tesis pada tahun 2017 bulan Oktober wisudanya baru dilakukan pada bulan Maret 2018, kebetulan saya adalah Kaprodi S2 Studi Pembangunan UKSW,” sebut Wilson Therik.
Ia menambahkan, selanjutnya Viktor Laiskodat langsung melanjutkan studi ke jenjang Doktoral pada Program Studi S3 Studi Pembangunan UKSW pada bulan Oktober tahun 2017 dengan NIM: 902017004. “Salah satu ketentuan kuliah di Program Studi S3 Studi Pembangunan UKSW adalah jika lulusan S2 Studi Pembangunan UKSW yang melanjutkan studi ke jenjang S3 Studi Pembangunan UKSW tidak perlu mengikuti kuliah by class tapi mengikuti kuliah by research atau independent study, bekerja mandiri bersama para pembimbing,” jelasnya.
Wilson Therik mengatakan, topik disertasi yang ditulis oleh Viktor Laiskodat merupakan kelanjutan atau pengembangan dari Tesis S2-nya. “Jadi sekali lagi saya perlu tegaskan bahwa Program Studi S3 Studi Pembangunan UKSW tidak pernah meluluskan doktor palsu apalagi yang studinya hanya 2 Tahun. Secara “de jure” VBL baru boleh menggunakan gelar Doktornya setelah melewati tahapan ujian disertasi dalam forum Ujian Terbuka/Promosi. Yang terjadi pada tanggal 16 Desember 2020 yang lalu adalah Ujian Tertutup dan VBL dinyatakan lulus dalam ujian tertutup tersebut, ungkapan selamat dengan menyebut yang bersangkutan sebagai Doktor karena secara “de facto” dianggap sudah layak sebagai seorang Doktor yang akan diperkenalkan atau dipromosikan dalam ujian terbuka, yang akan dilaksanakan pada Tahun 2021, itupun VBL masih harus melakukan revisi atas disertasinya berdasarkan catatan dari para penguji dalam forum ujian tertutup,” jelas Wilson Therik.
Diberitakan sebelumnya, Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Viktor Bungtilu Laiskodat resemi bergelar Doktor dengan konsentrasi pada Study Pembangunan.
Gelar akademik itu digapainya setelah Laiskodat meneliti 45 destinasi wisata di NTT sebagai lokasi study yang mengahsilkan disertasi ilmiah yang membahas tentang Pariwisata NTT.
Disertasi doktoral Laiskodat berjudul Transformasi Pariwisata NTT (Inclusive, Locak Resources-Based, Sustaineble Lokal dan Sustaneble) dibimbing dan dan diuji oleh Prof. Daniel D. Kameo, Ph.D, Prof. Dr. Intiyas Utami, Dr. Wilson M.A. Therik, Titik Susilowati Prabwa, Ph.D, Dr. Gatot Sasongko, Prof. Dr. Fredrik L. Benu.
Kepala Biro Humas dan Protokol Setda NTT, Dr. Marisu Ardu Jelamu mengatakan, dari disertasi ilmiah itu bakal dijadikan referensi dalam pengembangan periwisata di NTT. “Didalamnya diulas juga tentang rantai pasok dari sektor lain untuk mendukung pariwisata diantaranya pertanian, perikanan dan kelautan, serta peternakan. Sehingga terjadi satu mata rantai ekonomi secara keseluruhan yang melibatkan masyarakat langsung,” sebut Marius kepada SelatanIndonesia.com, Rabu (16/12/2020). ***Laurens Leba Tukan