TAMBOLAKA,SELATANINDONESIA.COM – Rinduku pada Sumba adalah rindu seribu ekor kuda
Yang turun menggemuruh di kaki bukit-bukit yang jauh
Sementara langit bagai kain tenunan tangan, gelap coklat tua
Dan bola api, merah padam, membenam di ufuk teduh….
Rinduku pada Sumba adalah rindu padang-padang terbuka
Di mana matahari bagai bola api, cuaca kering dan ternak melenguh
Rinduku pada Sumba adalah rindu seribu ekor kuda
Yang turun menggemuruh di kaki bukit-bukit yang jauh. (1970, Taufik Ismail)
Dua bait terakhir dari puisi Taufiq Ismail yang tidak pernah mati itu dibacakan oleh Ketua Umum Asosiasi Desa Wisata (Asidewi), Andi Yuwono S.Sos.,M.Si ketika berbicara dalam acara LiveIn Desa Wisata yang digelar di Kampung Adat Ratenggaro, Desa Maliti Bondoate, Kecamatan Kodi Bangedo, Kabupaten Sumba Barat Daya (SBD), Sabtu (12/12/2020).
Disebutkan Andi Yuwono, Asidewi berkolaborasi dengan LiveIn mempersembahkan kegiatan lounching LiveIn 12.12 Soft Launching Special Guest Kampung Adat Ratenggaro untuk membumikan Tanah Merapu menjadi destinasi wisata dunia. “LiveIn dan Asidewi mempunyai mimpi bahwa ditengah pandemi Covid-19 berkepanjangan ini pariwisata harus tetap bangkit dan hadir disetiap lini dan sendi-sendi kehidupan, untuk itu desa wisata harus segera bangkit. Dan Sumba Barat Daya serta seluruh Sumba sebagai lokus yang kita pilih karena kami yakin dari tanah Merapu ini pariwisata akan bangkit seiring terbitnya matahari di ufuk Timur,” sebut Andi Yuwono.
Menurutnya, desa wisata adalah sebuah destinasi yang harus didorong bersama, dan dikuatkan bersama serta melibtkan semua pemangku kepentingan. “Momentum hari ini bukan hanya sukses secara sermoni tetapi kami berharap Negara hadir untuk bagaiman desa-desa wisata di Indoensia bisa bangkit. Ini adalah momentum kita kembalikan bahwa marwah pariwisata Indoensia berawal dari pariwisata berbasis masyaraat yang berkelanjutan,” katanya.
Andi Yuwono berharap pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten/kota agar memberikan perhatian serius terhadap pengembangan desa wisata di seluruh Indonesia. “Kami tidak menjadi apa-apa dan kami bukan siapa-saiapa, tanpa dukungan masyarakat adat dan semua pihak yang terlibat,” kata Andi.
Deputi Bidang Destinasi dan Infrastruktur, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI Dr. Hari Santosa Sungkari mengaku kagum dengan keindahan alam dan kelestarian adat dan budya masyarakat adat di Ratenggaro, Kabupaten Sumba Barat Daya. “Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kretatif memberikan dukungan penuh terhadap pelestarian dan pengembangan desa wisata yang dimulai hari ini disini. Masyarakat adat harus menjadi pelaku utama dalam pengembangan pariwisata yang berbasis desa,” katanya.
Bupati Sumba Barat Daya, dr. Kornelius Kodi Mete menyampaikan terimakasih kepada Asidewi dan LiveIn yang tekah memilih Ratenggaro sebagai titik awal pengembangan desa wisata di Indonesia. “Atas nama seluruh masyarakat Sumba Barat Daya saya menaruh hormat kepada Asidewi dan Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif yang memberikan atensi khusus kepada kami di Sumba Barat Daya. Keaslian adat dan budaya Sumba Barat Daya akan terus terjaga sebagai destinasi wisata kebanggan kita bersama,” sebut Bupati Kornelius.
Acara itu dikemas secara live di social media livein_id diantaranya FB, Youtub dan Intasgram yang diikuti oleh 12 negara di dunia. Turut hadir CEO LiveIn Maulidan Isbar, Kadis Pariwisata Provinsi NTT Wayan Darmawa, Wakil Gubernur Bengkulu Dedy Ermansyah, Ibu Bupati Trenggalek Ny. Novita Hardini, dan Bupati Sumba Tengah Paulus S. K. Limu, Ketua Asidewi Provinsi NTT Yanto Kore Mega, serta perwakilan Asidewi Provinsi dan Kabupaten di Indonesia.
Hadir pula perwakilan Telkomsel Sumba, para selebriti diantaranya Ibnu Jamil, Gita Virga, Marsha Hamrah, dan vloger/youtuber Rony Arwani serta dipandu oleh host Putri Indonesia Provinsi Bengkulu 2019 Offie Dwi Natalia. Acara diselingi dengan brebagai atraksi budaya dan tarian adat Sumba Barat Daya serta penampilan para kesatria muda asal Sumba Barat Daya dalam menampilkan ketangkasan menungang kuda Sandelwod. ***Laurens Leba Tukan