Lantik PMKRI Cabang Tambolaka, Benediktus Papa Ingatkan Adaptasi di Era Digital

222
Ketua PP PMKRI Benediktus Papa pose bersama usai melantik DPC PMKRI Cabang Tambolaka, Kabupaten Sumba Barat Daya, Sabtu (5/12/2020). Foto : SelatanIndonesia.com/Benydiktus

TAMBOLAKA,SELATANINDONESIA.COM – Ketua Presidium Pusat (PP) Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI), Benediktis Papa mengingatkan, pertarungan kader PMKRI ke depan pasca Covis-19 jauh lebih berat.

“Dengan kita mengalami Covis-19  mau tidak mau, kita dipaksa untuk beradaptasi dengan era digital. Situasi pandemi ini mengharuskan kita menyesuaikan diri dengan situasi yang serba tidak pasti, baik itu segi sosial, ekonomi, dan politik, semuanya terdampak,” sebut Ketua PP PMKRI, Benediktus Papa ketika melantik Ketua Presidium DPC PMKRI Cabang Tambolaka 2020-2021, Yulius Lere, di Aula Kantor Desa Weepengali, Kota Tambolaka, Sumba Barat Daya, Sabtu (5/12/2020).

Benediktus mengatakan situasi pandemic Covid-19 haru dijadikan sebagai tonggak dasar untuk menata masa depan yang lebih baik. “Yang paling penting untuk kita garisbawahi adalah dari sisi internal PMKRI suka tidak suka, kita harus melihat bahwa MPAB, MABIM dan LKK tidak berjalan semestinya, dan juga kegiatan non-formal lainnya. Sehingga menjadi PR bagi teman-teman yang baru dilantik agar mengembalikan semangat kaderisasi sehingga semakin berkembang ke depan agar mampu menciptakan kader yang berkualitas,” sebutnya.

Ia memberikan apresiasi kepada PMKRI Cabang Tambolaka yang terlibat aktif dalam Rakernas PMKRI ke-X yang dibuka Presiden Joko Widodo. “Rakernas yang lalu terlaksana dengan baik dan dalam situasi pandemi Covid-19 yang masif, PMKRI tampil menjadi role model organisasi nasional yang mampu melaksanakan kegiatan nasional secara full virtual,” ujarnya.

Marianus Fergilus Lede Todo atau akrab disapa Ari Todo yang mewakili alumni PMKRI menyebutkan, kehadiran PMKRI sebagai media untuk bertumbuh dan berdampak, di Kabupaten Sumba Barat Daya dapat berdampak bagi masyarakat sekitar  terkhusus rekan-rekan mahasiswa. Senior kita terdahulu menjadikan PMKRI sebagai wadah untuk membentuk intelektualitas, kerohanian maupun mental.

Ari Todo  mengatakan, PMKRI memiliki harapan besar terciptanya masyarakat adil dan makmur seperti tertuang dalam Visi PMKRI yakni terwujudnya keadilan sosial, kemanusiaan, dan persaudaraan sejati. “Pertanyaan refleksi kita adalah bagaimana kita mewujudkan cita-cita yang tertuang jelas dalam misi  kita yakni berjuang dengan terlibat dan berpihak pada kaum tertindas melalui kaderisasi intelektual populis yang dijiwai nilai-nilai kekatolikan untuk mewujudkan Keadilan Sosial, Kemanusiaan dan Persaudaraan Sejati ? Pilihan pertama PMKRI adalah pembinaan internal yang kuat dan konsisten sehingga PMKRI dapat terlibat dan berpihak kepada kaum tertindas,” sebutnya.

Menurut Ari Todo kaderisasi intelektualitas populis di PMKRI penting dan sangat strategis. Sejak awal PMKRI didirikan sudah tegas PMKRI adalah organisasi pembinaan dan perjuangan, bukan organisasi masa yang berbasis kuantitas tapi mendepankan kualitas. Makanya pendidikan dan kaderisasi  menjadi sangat penting. Jika proses pendidikan dan kaderisasi diabaikan, tidak akan ada semangat atau spirit untuk berpihak.

Ketua DPC PMKRI yang dilantik Yulius Lere mengatakan ada banyak tantangan yang dihadapi tetapi ia dan jajarannya tetap berdiri untuk memperjuangkan gereja dan tanah air. “Terima kasih kepada teman DPC yang baru periode 2020-2021 yang sudah bersedia untuk membantu saya kembali menjalankan roda kepemimpinan dalam satu periode ini. Harapan saya kita tetap bersama tetap solid memperjuangkan segalah aspirasi rakyat demi gereja dan tanah air sehingga kedepannya bangsa kita dan wilayah kita dapat berubah dan maju sesuai dengan perkembangan jaman,” ujarnya. *) Benydiktus

Editor: Laurens Leba Tukan

Center Align Buttons in Bootstrap