Wagub Nae Soi: Mari Dukung Habitat Komodo Menjadi Modern dan Menarik

217
Wagub NTT, Josef A. Nae Soi ketika meninjau pelaksanaan proyek penataan kawasan di Pulau Rinca, Kabupaten Manggarai Barat, Rabu (4/11/2020). Foto: Frans Tiran/Hms

LABUANBAJO,SELATANINDONESIA.COM – Wakil Gubernur Nusa Tenggara Timur, Josef A. Nae Soi mengajak semua elemen agar mendukung penataan kawasan di Pulau Rinca Kabupaten Manggarai Barat untuk dibenahi dan dikembangkan lebih modern lagi.

“Tujuannya agar menjadi habitat yang lebih layak dan pantas untuk dihuni oleh biawak raksasa komodo. Komodo ini adalah binatang yang unik, dan tidak ada di tempat lain di belahan dunia manapun, kecuali di Kabupaten Manggarai Barat. Oleh sebab, tempat inipun harus kita ubah menjadi tempat yang unik dan menarik,” sebut Wagub Nae Soi ketika melakukan kunjungan kedua kalinya di Pulau Rinca, Kabupaten Manggarai Barat, Rabu (4/11/2020).

Wagub Nae Soi menyebutkan, usaha dan kerja yang sekarang  tengah dilaksanakan pasti akan memberi dampak positif yang nyaman bagi habitat Komodo. Selain itu, juga memberi dampak keamanan dan kenyamanan bagi para wisatawan yang akan berkunjung, setelah tempat ini menjadi sebuah kawasan konservasi yang indah dan menarik.

Dalam kunjungan itu, Wagub Nae Soi didampingi oleh Kadis Parekraf Provinsi NTT Wayan Dharmawa dan Kepala Dinas Perhubungan Provinsi NTT Isyak Nuka, serta dipandu oleh Kepala Taman Nasional Komodo, Lukita Awang Nistyantara.

Wagub Nae Soi mengamati dan mendengar dengan serius Proyek Penataan Kawasan Konservasi Loh Buaya, Pulau Rinca, dengan penanggungjawab Ditjen SDA dan Ditjen Cipta Karya Kementerian PUPR RI.

Politisi senior Partai Golkar ini mengatakan, penataan yang sedang dilakukan itu menunjukan bahwa Manggarai Barat menjadi sebuah destinasi super premium yang sebenarnya. “Bahkan Pulau Rinca ini juga disiapkan menjadi salah satu titik simulasi Protokol Keselamatan dan Keamanan Destinasi Pariwisata tanggal 12 November 2020 mendatang,” ujarnya.

Ia malah menyebutkan, kawasan itu bakal menjadi kawasan World Class wisata dan investasi. “Jadi mari kita dukung untuk menjadikan tempat ini jauh lebih indah, modern, menariik, nyaman dan aman, serta memilki nilai sensitifitas bagi kaum difabel yang nanti akan mengunjungi tempat ini, serta memberi kesan ekostik bagi setiap pengunjung. Dengan adanya desain pembangunan kawasan ini, salah satunyajalan gertak elevated,” jelas Wagub Nae Soi.

Dikatakannya, proses pembangunan dan pengembangan kawasan itu tetap mengutamakan ekosistem kelestarian lingkungan alam di sekitar lokasi, yang ditandai dengan tidak adanya satu pohonpun yang ditebang. “Bahkan setiap pohon yang ada di lokasi ini telah diberi nomor dan diidentifikasi setiap jenis pohonnya, agar menghidari penebangan pohon. Dan ini menjadi komitmen kita semua untuk benar-benar menaatinya,” tegas Wagub Nae Soi.

Wagub NTT, Josef A. Nae Soi ketika mendengar penjelasan dari pelaksana proyek penataan kawasan di Pulau Rinca, Kabupaten Manggarai Barat, Rabu (4/11/2020). Foto: Frans Tiran/Hms

Kepala Taman Nasional Komodo, Lukita Awang Nistyantara kapda Wagub Nae Soi menjelaskan, banyak perubahan yang terjadi pada saat pembangunan jalur tracking di kawasan itu lantaran ada jalur tracking yang bersinggungan dengan pohon, sehingga harus dirubah Kembali. “Pertimbangan utama untuk menjaga agar setiap pohon yang ada di lokasi ini tidak boleh sampai ditebang. Oleh karena, pohon-pohon di sekitar lokasi ini, sudah berumur 100 tahun lebih, jadi tidak boleh ditebang,” sebut Lukita Awang.

Ia juga menjelaskan, luas proyek yang saat ini dikerjakan hanya 1,3 hektar dari luas keseluruhan Pulau Rinca, yaitu kurang lebih 20.000 hektar.

Disela-sela kunjungannya, Wagub Nae Soi sempat menelpon Kepala Balai Wilayah (BWS) Nusa Tenggara 2 NTT, Kementerian PUPR Agus Sosiawan terkait opini yang terbentuk di publik. “Untuk menghindari dampak dari terbentuknya opini negatif tentang pengerjaan proyek ini, maka jika ada pertanyaan dari pihak manupun tentang penataan kawasan ini, maka serahkan semua jawabannya kepada kepala wilayah NTT yaitu Gubernur atau Wakil Gubernur, supaya masyarakat bisa menyerap informasi yang proposional dan substantive tentang aktifitas penataan di kawasan ini,” ujar Wagub Nae Soi.

Mantan anggota Fraksi Golkar DPR RI dua periode ini mengatakan, proyek ini sebenarnya sangat bagus, karena sangat memperhatikan ekosistem alam di tempat ini. “Proyek ini berhasil, juga akan membuat komodo lebih “berintelektual”, sesuai dengan perkembangan waktu, waktu berubah manusia berubah maka komodo harus diperlakukan secara berbeda juga sesuai dengan peradaban waktunya,” kata Wagub Nae Soi.*)FTiran/Hms

Editor: Laurens Leba Tukan

Center Align Buttons in Bootstrap