WAIBAKUL,SELATANINDONESIA.COM – Program Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo, Food Estate atau lumbung pangan di Kabupaten Sumba Tengah kian gencar digenjot untuk mencapai keberhasilan. Semua jajaran dari Kementrian Pertanian, Gubernur NTT dan Dinas Pertanian hingga Bupati Sumba Tengah dan semua elemen sangat serius bekerja menyukseskan Food Estate di NTT yang dimulai dari Sumba Tengah.
Pada Senin (26/10/2020), Mentan SYL melakukan pertemuan webinar dengan Bupati Sumba Tengah, Paulus S. K Limu bersama jajarannya langsung dari lokasi pencanangan Food Estate di Desa Umbu Pabal, Kecamatan Umbu Ratu Nggay Barat, Kabupaten Sumba Tengah.
“Saya bahagia sekalai dengan kekompkan dari jajaran Kementrian Pertanian seluruh Bupati, apalagi Bupati Sumba Tengah yang mengikuti acara ini langsung dari lokasi Food Estate. Juga Pak Gubernur, dan para Kepala Dinas Pertanian adalah kunci dari maksimalisasi dan optimalisasi hasil dari peorgram ini. Kekompakan tidak pernah mengingkari janji kalau kita kompak pasti hasilnya lebih banyak dan lebih baik. Program pertanian tidak akan ada apa-apanya jika tanpa bapak ibu sekalian,” sebut Mentan SYL dari Jakarta.
Pamong praja sejati yang meniti karir dari Lurah, Camat, Bupati hingga Gubernur Sulawesi Selatan itu mengatakan, masalah perut 273 juta orang Indonesia ada di tangan jajaran Pertanian dari Kementrian hingga petani di desa-desa. Itu pasalnya, ia meminta seluruh jajarannya dari Sabang-Merauke, dari Miangas-Rote, punya tanggungjawab yang sama untuk bangsa dan rakyat serta para petani.
“Saya mengajak kita semua untuk menjadikan momentum ini sebagai pejuang bagi bangsa dan rakyat. Orang mau akui atau tidak bukan itu yang penting. Harus diakui oleh kita sendiri bahewa Tuhan, menghadirkan kita untuk mengurus pertanian dan menempatan kita sebagai pejuang dari bangsa dan rakyat Indoensia. Orang tidak tahu bagaimana capeknya kita, orang tidak tau keringat petani selama tiga bulan dan lima bulan, orang mungkin tidak perlu ambil pusing, seperti apa sinar matahari menyengat kulit, mungkin mereka tidak pernah melihat keringat yang bercucuran dari semua kita. Orang tidak bisa perhatikan seorang pejabat yang jauh dari satu tempat ke tempat lain berhadapan dengan virus corona yang bisa mengancam nyawanya setiap waktu. Orang tidak pernah hitung itu,” ujar Mentan SYL.
Disebutkan Mentan SYL, saat ini ekonomi Negara bisa berputar karena ada jajarannya dan para petani. “Dakui atau tidak itu kenyataannya. Sekaran ini dari semua sektor yang tumbuh hanya pertanian yang tumbuh mencapai 16,4 persen bahkan naik sampai 22,4 persen ketika digabung dengan Perikanan. Tidak ada sektor lain yang bertumbuh, ada sekotr lain yang hanya 3 persen dan itu hanya satu sektor yaitu infokom. Karena kita pakai HP semua, sekolah online. Oleha karena itu, kita semua ini mulia di mata Tuhan,” katanya.
Mentan SYL meminta seluruh jajarannya untuk selalu kompak dan saling melihat apa yang bisa dilakukan. Disebutan, komoditi ekspor baik dari Januari-Juni 2020 mencapai Rp 225 Triliun itu dari pertanian, bahkan pada bulan Agustus masih naik hampir Rp 30 Triliuan sehingga yang berputar adalah sektror pertanan.
Bupati Sumba Tengah, Paulus S. K. Limu mengatakan, percepatan Musim Tanam (MT 1) Oktober- Maret, lokasi Food Estate yang tersedia seluas 5000 ha. “Untuk lahan ladang jagung dimulai percepatan sejak September 2020. Luas lahan kami 2000 ha, ada 1000 ha tanpa olah tanam. Dan yang sekarang sedang kami kelolah adalah lahan baru seluas 1000 ha. Yang kami sudah mampu kelolah sampai saat ini 400 ha, berarti masih ada 600 ha lahan baru khusus untuk jagung yang perlu kami kejar sampai akhir Oktober atau awal Nopember 2020,” sebut Bupati Paulus kepada Mentan SYL.
Bupati Paulus mengatakan, kesulitan yang dihadapinya adalah alat mesin pertanian (alsintan) untuk pengolahan lahan. “Sesuai yang diberikan oleh Kementan sebanyak 10 unit traktor, kami punya ada 15 unit untuk mengolah 2000 ha masih kesulitan. Sedangkan untuk tanaman padi, kita mulai pengolahan pada 1 Nopember 2020. Dan sesuai jatah Food Estate yang kami siapkan seluas 3000 ha sehingga kami minta Pemprov NTT membantu 10 unit traktor, ditambah 10 unit dari Kementrian dan kami punya ada 5 unit maka 25 unit traktor ini dalam tempo 1 bulan, kami bisa selesaikan pengolahan untuk 3000 ha,” ujar Bupati Paulus.
Mantan Kepala Inspektrorat Provinsi NTT ini mengatakan, untuk efektifitas dalam pengolahan program Food Estate, pihaknya membagi dalam 5 zona, yang terdiri dari zona pertama merupakan areal persawahan dengan luas 3000 ha, sedangkan 2-5 adaah area perkebunan. “Untuk pengawasan, kami percayakan kepada seluruh kepala dinas dan kepala bagian beserta personilnya dalam memberikan pendampingan dan pengawasan di lapangan untuk menyukseskan program Food Estate,” jelas Bupati Paulus.***Laurens Leba Tukan