Berbicara tentang pariwisata tentunya setiap daerah memiliki pariwisatanya masing-masing entah itu berupa kuliner, tarian-tarian, ritual, wisata alam, tempat bersejarah, dan sebagainya. Potensi pariwisata yang dimiliki tiap daerah tentunya membawa dampak besar bagi perkembangan dan pembangunan dalam daerah tersebut.
Flores Timur merupakan salah satu kabupaten yang terletak di Propinsi NTT, yang mana memiliki beragam objek pariwisata baik wisata alam, budaya, maupun kuliner. Jika berkunjung ke Flores Timur belum lengkap kalau belum mencicipi kuliner khasnya, Jagung Titi dan Rumpu Rampe. Yah, kuliner ini merupakan dua dari sekian banyak kuliner khas yang patut dicicipi.
Dua kuliner khas ini berasal dari olahan hasil alam dengan proses pembuatannya pun masih tradisional oleh masyarakat setempat. Jagung titi dan rumpu rampe merupakan kuliner yang sering disantap bersamaan, namun berbeda dalam cara pengolahannya.
Jagung titi terbuat dari olahan biji jagung yang dipipihkan. Dalam pengolahan jagung titi, cara dan alat pun masih sangat tradisional. Mula-mula biji jagung digoreng tanpa minyak dalam tembika (wajan yang terbuat dari tanah liat), setelah jagung matang dan masih dalam keadaan panas, jagung lansung dipipihkan diantara dua buah batu yang berukuran besar dan kecil. Rasanya yang unik dan kerenyahan yang dihasilkan dari jagung titi ini menjadi ciri khas tersendiri dari makanan ini.
Sedangkan rumpu rampe berasal dari olahan sayuran seperti daun singkong, daun pepaya, jantung pisang, bunga papaya, dan bumbu sederhana yang ditumis bersamaan. Varian rasa yang unik dan sedikit rasa pahit memberi ciri khas tersendiri pada masakan ini.
Jagung titi dan rumpu rampe tidak hanya memberikan kenikmatan, namun punya nilai gizi yang terkandung dapat menyehatkan. Kedua kuliner khas ini biasanya disajikan sebagai makanan pelengkap di acara ritual adat, acara hajatan, dan olahan rumahan.
“Jagung Titi dan Rumpu Rampe, Mari Bekampo”. Kalimat mari bekampo merupakan bahasa keseharian masyarakat Flores Timur yang berarti mari berkumpul. Kalimat ini merupakan suatu ajakan bagi kita semua mari berkumpul untuk menyantap jagung titi dan rumpu rampe serta melestarikannya.
Selain gizi yang dihasilkan kedua makanan ini, juga membawa suasana kekeluargaan bagi kita bila disantap bersama-sama. Rasa lapar yang sama menyatukan orang sebagai saudara. Makan merupakan sarana bagi kita semua untuk menciptakan persaudaraan dan persahabatan. Disamping itu persaudaraan bisa kita ciptakan bukan hanya dengan masyarakat lokal namun juga dengan wisatawan yang berkunjung.
Wisatawan yang berkunjung dan mencicipi kuliner ini maka otomatis ada interaksi yang berlansung antar keduanya. Dengan begitu pelestarian kuliner khas daerah ini tidak hanya dilakukan masyarakat setempat tetapi juga wisatawan.
Jagung titi dan rumpu rampe merupakan hasil kebudayaan kuliner di masa lampau yang masih kita temui dan kita nikmati hingga saat ini. Untuk itu kita bersama-sama berperan aktif dalam melestarikan makanan tradisional ini.
Penghargaan dan pelestarian yang dapat kita lakukan adalah dengan tetap mengolah dan memakannya. Sehingga menjadi aset kebanggaan daerah dan menjadi objek wisata kuliner yang dapat menarik semakin banyak wisatawan berkunjung ke daerah kita. Dengan banyaknya wisatawan yang berkunjung maka akan menigkatkan sektor pariwisata dan pembangunan daerah kita.**)