RAIJUA,SELATANINDONESIA.COM – Untuk mempercepat laju pembangunan infrastruktur di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) Gubernur Viktor Bungtilu mewajibkan seluruh pemerintah daerah (Pemda) Kota dan Kabupaten se NTT untuk segera mengajukan pinjaman di PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI).
Pasalnya, menurut Gubernur Laiskodat, untuk membangun daerah di NTT dengan keterbatasan APBD maka dibutuhkan kecerdikan dari pemimpin dan aparaturnya. “Saya harapkan, dalam membangun daerah seperti ini harus ada kecerdikan. Pak Sekda bersama Pjs Bupati Sabu Raijua buat pinjaman ke PT SMI. Sayangnya mungkin sudah agak telat, tapi harus dikejar semoga masih memungkinkan untuk dana PEN. Juga seluruh Kabupaten dan Kota se NTT harus buat pinjaman,” sebut Gubernur Laiskodat ketika berbicara dalam pertemuan bersama Pjs. Bupati, Pimpinan Perangkat Daerah, Para Camat, Lurah, Kepala Desa, dan Kepala Puskesmas se Kabupaten Sabu Raijua di halaman Kantor Camat Raijua, Jumat (23/10/2020).
Disebutkan Gubernur, pinjaman di PT SMI sangat membantu karena komitmen fee hanya berkisar 0,4 persen. “Siapkan betul seluruh dokumennya untuk ajukan pinjaman. APBD Kabupaten Sabu Raijua sekitar Rp 600 miliar maka bisa mendapatkan pinjaman sekitar 20-30 persen yaitu sekitar Rp 200 miliar. Dan, rencanakan dengan benar, dana Rp 200 miliar itu dimanfaatkan untuk hal-hal prioritas yang memberikan dampak langsung ke publik,” ujar Gubernur Laiskodat.
Gubernur Laiskodat mengatakan, tahun depan pemerintah Provinsi NTT mengajukan pinjaman ke PT SMI sebesar Rp 1,5 Triliun untuk bangun infrastruktur. “Dana itu untuk menuntaskan seluruh jalan provinsi di NTT lalu siapkan air bersih, juga lewat pinjaman,” katanya.
Mantan Ketua Frkasi Partai NasDem DPR RI ini mendesak Pjs Bupati Sabu Raijua Fredy Kapitan yang merupakan utusan Pemerintah Provinsi untuk berkoordinasi dengan Sekda Septianus Bule Logo agar menyiapkan kelengkapan adminstrasi agar diajukan ke PT SMI. “Semangat kerja di Provinsi harus ditularan di Sabu Raijua bersama Bappeda, dan Keuangan dan didampingi Provinsi agar dalam tempo dua minggu seluruh dokumen sudah siap. Apalagi APBD Induk belum dibahas maka segera masukan. Kita urus hal-hal yang paling besar dan punya dampak luas ke publik,” ujarnya.
Disebutkan, daerah seperti Sabu Raijua ini wajib diurus oleh pemerintah Provinsi dan Pusat. “Gubernur memfasilitasi berbagai agenda untuk bisa sampai ke pemerintah pusat agar berperan secara aktif membangun, sehingga dibutuhkan desain dan perencanaan yang benar-benar focus pada tahun 2021-2022,” katanya.
Menurut Gubernur Laiskodat, dengan dana yang terbatas seperti di Sabu Raijua, tidak bisa menggarap semua sektor. “Maka itu Provinsi akan terus bekerja, saya juga siapakan program, dan sisanya kita akan bicarakan dengan Bapak Presiden lewat para menteri. Karena hari ini, NTT sangat dicintai oleh Bapak Presiden. Apalagi kita datang ke Presiden sampaikan bahwa, itu orang Sabu yang bapa pake mereka punya pakian adat itu orang-orangnya sekarang sedang susah, dan saya yakin Bapak Presiden pasti akan tergerak hatinya. Beliau cinta betul orang NTT apalagi orang Sabu Raijua. Karena itu siapkan betul desainnya, mumpung beliau sedang cinta, kita minta sebanyak-banyaknya,” ujar Gubernur Laiskodat.
Pjs. Bupati Sabu Raijua, Ferdy Kapitan mengatakan, akan bersama-sama dengan Sekda dan seluruh jajaran OPD Kabuaten Sabu Raijua untuk menindaklanjuti semua arahan dan petunjuk yang disampaikan Gubernur demi percepatan pembangunan di Sabu Raijua. “Kita segera laksanakan arahan dari Bapak Gubernur bersama dengan OPD dan DPRD Kabupaten Sabu Raijua, termasuk tentang pinjaman dana ke PT SMI,” ujar mantan Staf Ahli Gubernur NTT ini.
Turut serta mendampingi Gubernur NTT dalam kunjungan kerja itu, para staf khusus diantaranya Pius Rengka, Imanuel Blegur dan Thony Djogo serta para pimpinan OPD Tingkat Provinsi NTT diantaranya, Kadis Pariwsiata Wayan Darmawa, Kadis Pertanian Lecky F. Koli, Kadis Kelautan dan Perikanan Ganef Wurgiyanto, Kadis Perhubungan Isyak Nuka, Kadis Perindustrian dan Perdagangan M. Nasir Abdullah, Plt. Kadis Peternakan Artarti Loasana, Kadis PM-PTSP Marsianus Jawa, Kepala Biro Tata Pemerintahan Doris Rihi, Direktur RSUD Prof. W. Z. Johannes Kupang dr. Mindo E. Sinaga, Kepala Biro Humas dan Protokol Setda NTT Marius Ardu Jelamu, Direktur Utama Bank NTT Aleks Riwu Kaho serta tokoh masyarakat Batrol Badar dan Sisilia Sona.***Laurens Leba Tukan