Jelang Pilkada 9 Kabupaten, Gubernur Ingatkan ASN Jangan Netral Tapi Pasif

479
Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat ketika disambut dengan tarian adat sebelum pertemuan bersama Pjs. Bupati, Pimpinan Perangkat Daerah, Para Camat, Lurah, Kepala Desa, dan Kepala Puskesmas se Kabupaten Sabu Raijua di halaman Kantor Camat Raijua, Jumat (23/10/2020). Foto: SelatanIndonesia.com/Laurens Leba Tukan

RAIJUA,SELATANINDONESIA.COM – Terdapat sembilan kabupaten di Provinsi Nusa Tenggara Timur yang bakal menggelar pemungutan suara Pemililhan Umum Kepala Daerah pada 9 Desember 2020 mendatang. Kesembilan Kabupaten itu adalah Sabu Raijua, Timor Tengah Utara, Belu, Malaka, Sumba Timur, Sumba Barat, Manggarai Barat, Manggarai dan Ngada.

Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat menegaskan para Aparatur Sipil Negara (ASN) di daerah yang menyelenggarakan Pilkada agar tidak bersikap netral melainkan pasif. “ASN itu tidak pernah netral, kalau netral itu penggunaan diksi yang salah. Yang benar adalah ASN itu pasif, bukan netral karena dia juga ikut memilih. Jadi bahasa netral itu tidak boleh ada. ASN itu pasif, kalau netral berarti memilih pun tidak boleh,” tegas Gubernur Laiskodat ketika berbicara dalam pertemuan bersama Pjs. Bupati, Pimpinan Perangkat Daerah, Para Camat, Lurah,  Kepala Desa, dan Kepala Puskesmas se Kabupaten Sabu Raijua di halaman Kantor Camat Raijua, Jumat (23/10/2020).

Disebutkan Gubernur Laiskodat, kalau TNI dan POLRI itu wajib netral, sedangkan Jaksa tidak netral, tetapi pasif. “Tapi kalau ASN dituntut netral, sedangkan dia ikut memilih, sama halnya dengan tidak netral. Sebagai Gubernur, saya tegaskan, ASN itu pasif yang artinya dia memantau secara diam-diam, dia menyimak juga dengan diam-diam dan dia tahu siapa yang harus dia pilih. Karena yang dia pilih adalah orang yang akan memimpinnya langsung di birokrat,” katanya.

Gubernur Laiskodat saat itu mengajak seluruh masyarakat Sabu Raijua untuk mendoakan seluruh tahapan Pilkada di daerah itu agar berjalan lancer dan aman. “Kita doakan agar tanggal 9 Desember 2020 nanti, kita punya pemimpin untuk melanjutkan pembanguan di Kabupaten ini yang dalam dokumen yang saya baca, masih banyak kendala yang masih terus dikerjakan,” katanya.

Gubernur meminta Pjs. Bupati dan Sekda Sabu Raijua serta Bappeda untuk mendesain pembangunan di Sabu Raijua dengan fokus pada program kerja yang punya dampak besar bagi masyarakat. “Dengan APBD yang terbatas, Sabu Raijua ini harus didesain secara baik dan yang paling penting itu apakah infarastruktur, air bersih, atau simpan air untuk pertanian, disitu fokus anggarannya ke sana,” ujarnya.

Mantan Ketua Fraksi NasDem DPR RI ini juga meminta agar deramaga-dermaga yang rusak saat ini segera siapkan perencanaannya. “Saya akan segera beretemu Menteri Perhubungan dan kita akan siapakan dengan baik,” ujarnya.

Dikatakannay, jika program pembangunan di Sabu Raijua dikerjakan dengan fokus maka dalam tempo 10 tahun, Sabu Raijua akan maju dalam berbagai aspek. “Begitu kita fokus pada hal-hal mendasar, maka sisanya akan datang dengan sendirinya,” ujar dia.

Gubernur Laiskodat menguraikan, dalam teori pembangunan, ada disebut triplehelix yang artinya kolaborasi antara tiga unsur yaitu Pemerintah, Masyarakat dan Swasta. “Potensi garam yang ada saat ini di masyarakat Sabu Raijua harus digiring menjadi tryplehelix, untuk tahap yang berkesinambungan. Dan harus ada tiga kaki yang bergerak di dalamnya, maka akan tersusun pola kerja yang apik,” katanya.

Ia mengingatkan agar jangan pernah membuat program kerja yang mengarah pada pemberdayaan masyarakat namun hanya ada dua unsur yang terlibat yaitu masyarakat dan pemerintah. “Minimal harus ada tiga unsur yaitu masyarakat, pemerintah dan pihak swasta. Sehingga dibutuhkan peran Sekda dan Dinas Perindustrian dan Perdagangan untuk berhubungan dengan para pengusaha. Bahwa sesuai penjelasan Sekda akan diserahkan ke BumDes itu benar, tatapi tentunya mesti diperkuat dengan swsta untuk memastikan produk itu dapat terbeli dan terjual dengan lancar,” katanya.

Pjs. Bupati Sabu Raijua Ferdy Kapitan mengatakan, saat ini di Sabu Raijua ada tiga paket atau ada enam putra terbaik Sabu Raijua yang sedang berkompetisi dan menyaipkan diri untuk melanjutkan pembangunan Sabu Raijua.

“Jumlah pemilih di Sabu Raijua berdasarkan DPT sebanyak 54.546 dan tersebar di 180 TPS. Kita terus menerus menghimbau seluruh masyarakat untuk menjaga situasi yang kondusif hingga selesai semua tahapan. Saat ini masih dalam masa kampanye dan koordinasi kami antara Kapolres, KPU dan Bawaslu semuanya dalam kondisi aman terkendali,” katanya.

Kapitan juga membeberkan sektor unggulan di Sabu Raijua adalah kelautan, baik itu budi daya maupun penangkapan. “Juga fokus pada rumput laut dan garam, dan potensi rumput laut di Sabu Raijua sebesar 8900 Ha, dan baru 299 Ha yang digarap atau 12 persen. Artinya peluang potensi untuk pengembangan ekonomi dan pemberdayaan masayarakat ke depan. Sedangkan potensi garam sebesar 2000 Ha yang dimanfaatkan sampai saat ini baru mencapai 102 Ha, dengan kemampuan produksi per hektarnya 20 Ton,” jelas Ferdy Kapitan.

Turut serta mendampingi Gubernur NTT dalam kunjungan kerja itu, para staf khusus diantaranya Pius Rengka, Imanuel Blegur dan Thony Djogo serta para pimpinan OPD Tingkat Provinsi NTT diantaranya, Kadis Pertanian Lecky Koli, Kadis Kelautan dan Perikanan Ganef, Kadis Perhubungan Isak Nuka, Kadis Perindustrian dan Perdagangan M. Nasir Abdullah, Plt. Kadis Peternakan, Kepala Biro Tata Pemerintahan Doris Rihi, Direktur RSUD Prof. W. Z. Johannes Kupang, Kepala Biro Humas dan Protokol Setda NTT Marius Ardu Jelamu, Direktur Utama Bank NTT Aleks Riwu Kaho serta tokoh masyarakat Batrol Badar dan Sisilai Sona.***Laurens Leba Tukan

Center Align Buttons in Bootstrap