Resmikan Kecamatan Baru, Gubernur Laiskodat Ingatkan Jangan Dulu Bangun Kantor

915
Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat didamping Bupati Rote Ndao Pauluna Haning Bulu dan wakil Bupati Stefanus M. Saek serta Ketua DPRD Rote Ndao, Alfred Saudila dan Sataf Khsusu Imanuel Blegur dan Pius Rengka serta Pimpinan OPD Provinsi NTT disambut secara adat dalam acara acara pengresmian kecamatan Luaholu, Kabupaten Rote Ndao, Selasa (20/10/2020). Foto: SelatanIndonesia.com/Laurens Leba Tukan

BA’A,SELATANINDONESIA.COM – Ketika meresmikan kecamatan Luaholu yang merupakan pemekaran dari Kecamatan Rote Barat Laut, Kabuaten Rote Ndao, Gubernur Nusa Tenggara Timur, Viktor Bungtilu Laiskodat mengingatkan Pemerintah Kabupaten Rote Ndao agar jangan dulu membangun gedung kantor.

Menurut Gubernur Laiskodat, menjadi pemimpin di daerah baru seperti Kecamatan Luaholu, yang utama dilakukan bukan bangun kantor. “Kalau nomor satu bangun kantor itu cara berpikir jaman dulu. Nomor satu adalah bagaimana mampu memverifikasi penduduknya, siapa yang miskin, tanahnya ada atau tidak, bagaimana kehidupan sehari-hari masyarakatnya itu yang utama,” sebut Gubernur Laiskodat ketika berbicara dalam acara pengresmian Kecamatan Luaholu, Kabupaten Rote Ndao, Selasa (20/10/2020).

Disebutkan Gubernur Laiskodat, jika setelah berjalan bagus baru mulai pikir untuk membangun kantor. Ia mengingatkan agar uang jangan lari menuju pembangunan kantor. “Mumpung ada Bupati, Waki Bupati  dan Ketua DPRD disini saya mau tergaskan, perencanaan pembangunan kecamatan baru ini tidak boleh mulai dari pembangunan infrastruktur, khususnya perkantoran, tetapi dimulai dari infarstrutkutr pelayanan publik,” tegas Gubernur.

Dikatakannya, banyak sekali kesalahan yang dilakukan dalam pemekaran kabupaten baru bahwa semua pihak serius sekali membangun kantor sehingga dana yang terbatas dihabiskan untuk pembangunan kantor lalu rakyatnya tertinggal. “Harusnya rakyatnya dimajukan sambil jalan kita lihat sudah cukup, baru kantor kita bangun. Karena kantor tidak penting, rakyat yang paling penting. Nanti kantor bisa di rumah-rimah desa, di rumah-rumah Gereja dipinjam dulu. Ini penting dilakukan untuk membangun daerah yang terbatas seperti ini, kita harus mampu menyiasati anggaran dengan baik sehingga kemajuan pembangunan terasa langsung oleh rakyat. Ini cara berpikir baru,” ujar Gubernur Laiskodat.

Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat didamping Bupati Rote Ndao Pauluna Haning Bulu dan wakil Bupati Stefanus M. Saek serta Ketua DPRD Rote Ndao, Alfred Saudila menandatangani prastasi pengresmian Kecamatan Luaholu, Kabupaten Rote Ndao, Selasa (20/10/2020). Foto: SelatanIndonesia.com/Laurens Leba Tukan

Politisi partai NasDem ini mengatakan, setelah pemekaran Rote Ndao dari Kabupaten Kupang, pembangunan di Rote Ndao terus bergerak, dari satu kepemimpinan ke kepemimpinan yang lain. “Saya lihat saat ini Bupati sekarang cukup mampu menggerakan roda pembangunan di Kabupaten ini dengan baik. Ada keterbatasan itu pasti, tetapi ada catatan-catatan kemajuan dan prestasi yang saya pantau dari Provinsi cukup membanggakan,” katanya.

Ia memberikan apresiasi terhadap kepemimpinan Bupati Paulina Haning Bulu yang berhasil bekerja maksimal menurunkan angka kasus stunting di Rote Ndao. “Saya tentunya bangga, Bupati Rote Ndao hari ini, catatan stunting dari data yang saya terima, stunting di Rote Ndao turun drastis, itu prestasi yang menurut saya sangat hebat. Banyak kabuapaten yang stuntingnya naik, tetapi Rote Nado turun, karena itu kerja yang konvergensi dapat dilakuakn dengan baik. Kerjaan seperti ini harus terus diakukan,” katanya.

Gubernur Laiskodat mengingatkan, jangan sampai kecamatan baru ini lalu kemiskinan semkain banyak. “Karena niatnya adalah membuat efektif dan efisien dalam pelayanan pemerintahan, maka rohnya efektif dan efisien maka didesain secara baik, pemerintah tidak boleh terlalu benyak merekrut anggaran karena pemekaran ini, tetapi karena pemekaran ini maka efektifnya pemerintah sampai melayani di tingkat bawah dan efisien karena mereka mampu menyelenggarakan seluruh pelayanan publik dengan baik,” katanya.

Bupati Rote Ndao, Ny. Paulina Haning Bulu mengatakan, Kecamatan Loaholu merupakan kecamatan ke 11 di Kabupaten Rote Ndao setelah pertama kali dimekarkan menjadi Kabupaten pada tahun 2002 hanya 6 Kecamatan. “Pada tahun 2005 oleh Bupati ketika itu Pak Christian Dilak dimekarkan lagi 2 kecamatan menjadi 8 kecamatan. Dan pada tahun 2011 dimekarkan lagi oleh Bupati Leonard Haning 2 kecamatan lagi menjadi 10 kecamatan. Dan pada tahun 2019 kita mengusulkan untuk 4 kecamatan tatapi yang disetujui hanya satu kecamatan yaitu kecamatan Loaholu, sehingga tahun ini Rote Ndao sudah menjadi 11 kecamatan,” ujar Bupati Paulina.

Dijelaskan, nama Loaholu menurut sejarah bahwa tempat ini adalah lokasi tinggalnya Raja Dengka. “Loaholu itu Loa artinya luas dan Holu artinya pelukan, sehingga siapapun yang memimpin di wilayah ini harus mampu memeluk seluruh masyarakatnya dengan tidak membeda-bedakan supaya dapat melayani masyarakatanya dengan baik sehingga masyarakat bisa sejahtera,” kata Bupati Paulina.

Bupati perempuan pertama di NTT ini mengatakan, pembentukan kecamatan baru merupakan stargei pemerintah untuk mendekatkan pelayananan kepada masyarakat. “Jadi bukan hanya kecamatan yang diresmikan tetapi hari ini juga dilantik camat, sekcam dan perangkat lainnya. Meski baru namun, untuk pelanyanan kita siap untuk memberikan pelayanan yang prima kepada masyarakat,” katanya.

Pada kesempatan itu, Gubernur Laiskodat didampingi oleh staf khusus Imanuel Blegur, dan Pius Rengka. Juga turut hadir sejumlah pimpinan OPD tingkat Provinsi NTT diantaranya, Asistena Pemerintahan dan Kesra Benyamin Lola, Karo Humas dan Protokol Marius Ardu Jelamu, Karo Ekonomi dan Kerja Sama Lery Rupidara, Karo Hukum Alelx Lumba, dan Karo Pemerintahan Doris Rihi.

Camat Loaholu yang dilantik adalah Jemi Oktovianus Adu, sekretars kecamatan Masjono Sucipto Dano, dan sejumlah perangkat diantaranya Isak Wilhelmus Selly, Elaiani Tineno dan Erwin Nitenal Lau.***Laurens Leba Tukan

Center Align Buttons in Bootstrap