STKIP Weetabula Panen 118 Sarjana di Tengah Pandemi

730
Pose bersama para dosen dan lulusan STKIP Weetabula ketika acara Yudisium 118 Sarjana di di Aula Kampus STKIP, Kabupaten Sumba Barat Daya, Sabtu (17/10/2020). Foto: SelatanIndonesia.com/Benydiktus

TAMBOLAKA,SELATANINDONESIA.COM – Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Weetebula, Kabupaten Sumba Barat Daya (SBD) menggelar yudisium untuk Sarjana gelombang ke dua periode III Tahun 2019/2020. Acara yudisium untuk 118 peserta itu berlangsung di Aula Kampus STKIP, Kabupaten Sumba Barat Daya, Sabtu (17/10/2020).

Dalam yudisium gelombang ke  dua ini dibagi dua sesi diantaranya sesi pertama untuk Program Studi PGSD dan Matematika. Sedangkan sesi ke dua untuk Program Studi Bahasa Indonesia dan Fisika. Dalam momentum itu sebanyak 118 peserta yang diyudisium terdiri dari prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar sebanyak 64 orang, Prodi Matematika 5 orang, Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia berjumlah 30 orang, serta Prodi Pendidikan Fisika 19 orang.

Adapun mahasiswa dengan prestasi lulusan terbaik dari 4 Prodi, yaitu prodi PGSD atas nama Yuliana Kristina Malo dengan IPK 3,77, Prodi Fisika atas nama Yuliana Lende dengan IPK 3,81, Prodi Bahasa Indonesia atas nama Aqwinata Aponaris Bulu dengan IPK 3,68 dan Prodi Matematika Sesilia Irmaya Bulu dengan  IPK 3, 86.

Untuk diketahui, STKIP Weetebula memiliki 6 Program studi sehingga masih tersisa 2 program studi yang belum mempunyai lulusan karena merupakan program studi baru yaitu program studi Keagamaan Katolik, dan Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam.

Pantauan SelatanIndonesia.com, acara yudisium dilaksanakan dengan tetap mematuhi protokol kesehatan Covid-19. Sebelum memulai kegiatan, serangkaian protokol kesehatan diterapkan dengan ketat kepada seluruh peserta yang hadir. Dimulai dengan pengecekan suhu tubuh, mencuci tangan dan pengaturan jarak tempat duduk. Seluruh peserta yang hadir pun tertib menggunakan masker sebagai alat pelindung diri.

Kegiatan diawali dengan pembacaan Surat Keputusan (SK) lulusan Serjana Pendidikan SI oleh Plt. Wakil Ketua I STKIP Weetebula Rm. Kanisius Kami M.Pd.

Ketua STKIP Weetebula, Wilhelmus Yape Kii, S.Pt., M.Phil., MA. menyampaikan rasa syukur karena lembaga itu telah berhasil melaksanakan yudisium meski di masa pandemik Covid-19. “Atas nama seluruh citivitas akademik dan atas nama pribadi saya ucapkan profisiat untuk gelar serjana pendidikan S1 kepada anak-anaku sekalian,” sebutnya.

Wilhelmus menyebutkan, momentum yudisium ini membuktikan bahwa para lulusan ini adalah orang-orang hebat, orang-orang yang luar biasa yang berhasil melewati berbagai ujian, berbagai tantangan baik sejak masuk di STKIP sampai mendapatkan gelar serjana pada hari ini.

“Semua ini berkat kerja keras, berkat pengorbanan material, non material, berkat bantuan orangtua dan saudara-saudarimu hari ini bisa mendapatkan gelas serjana Pendidikan,” katanya.

Dikatakan Wilhelmus, setelah hari ini dan sampai 10 November 2020 diwisuda, suasana hidup akan berbeda. “Anda akan memasuki dunia yang baru, dunia yang berbeda dengan apa yang saudara-saudari lakukan selama 4 sampai 7 tahun di Lembaga ini,” ujarnya.

Para dosen STKIP Weetabula ketika acara Yudisium 118 Sarjana di di Aula Kampus STKIP, Kabupaten Sumba Barat Daya, Sabtu (17/10/2020). Foto: SelatanIndonesia.com/Benydiktus

Menurutnya, situasi sekarang adalah situasi yang sulit, dan saat ini tidak mudah mendapatkan pekerjaan dan akan merasakan sulitnya mendapatkan uang pada saat ini. “Mau tidak mau anda harus kreatif, dan inovatif jika belum dapat pekerjaan, maka buatlah pekerjaan. Sekarang pertengahan semester tidak mudah melamar untuk mendapatkan pekerjaan sebagai guru apalagi saat ini sekolah-sekolah tidak banyak yang melaksanakan kegiatan belajar mengajar, tetapi jangan kurang akal, harus kreatif,” tegas Wilhelmus.

Dikatakan Wilhelmus, anak-anak yang sekolah seminggu sekali pasti secara kompetensi itu kurang maksimal dan orang tua yang memikirkan masa depan anak pasti berusaha agar anaknya belajar di rumah. “Bisa saja kita menawarkan pendampingan-pendampingan, les-les prifat, karena orang tua sekarang sibuk sehingga tidak bisa medampingi anak mereka dan bisa juga kalian berwirausaha,” katanya.

Dikatakan Wilhelmus, jika ingin mendapatkan pekerjaan, harus mempunyai nilai jual. “Kalau pas-pasan tidak bisa, contohnya tantangan terbesar untuk adik-adik  ketika kuliah dulu tidak mengalami proses pembelajaran secara daring, sekarang kami semua termasuk saya belajar melaksanakan daring situasi menuntut kita. Setelah ini mau tdak mau adik-adik harus belajar agar menjadi guru dalam pembelajar daring. Jadi harus berjuang jika belum beruntung ketika mau bekerja nanti harus beradaban jangan tinggal di kampung, usahakan bergabung dengan berkomunikasi dengan banyak orang paling tidak sesama serjana,” katanya.

Wilihelmus menambahkan,  sesuai rencana, tahun ini STKIP Weetabula mulai berusaha agar Lembaga itu menjadi Universitas. “Pastinya kita buka Prodi-Prodi baru pasti membutuhkan tenaga-tenaga pegawai, dan paling tidak  harus bisa berbahasa Inggris dan komputer bagus, apalagi situasi kita saat ini, bisa saja seorang serjana bisa disekolahkan jadi dosen. Selain lamar di STKIP bisa saja adik-adik dapat besiswa,” katanya.

Salah satu lulusan terbaik Yuliana Kristina Malo mengaku sangat bangga bisa lulus dari STKIP Weetabula dengan predikat lulusan terbaik. “Terimaksih seluruh dosen dan karyawan di lembaga ini yang telah mendidik dan membimbing kami sehingga bisa lulus dan yudisium hari ini,” sebut Yuliana.*)Benydiktus

Editor: Laurens Leba Tukan

Center Align Buttons in Bootstrap