TJPS dan Food Estate Rubah Peradaban Petani di Sumba Tengah

582
Bupati Sumba Tengah, Paulus S. K. Limu ketika mendampingi Ketua Komisi III DPRD Provinsi NTT, Hugo Rehi Kalembu dan anggota Ben Isidorus, yang meninjau lokasi Food Estate dan TJPS di desa Umbu Pabal, Kecamatan Ratu Nggay Barat, Kabupaten Sumba Tengah, Rabu (23/9/2020). Foto: SelatanIndonesia.com/Laurens Leba Tukan

WAIBAKUL,SELATANINDONESIA.COM – Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo bersama seluruh Dirjen yang didampingi Wakil Gubernur NTT, Josef Nae Soi ketika melakukan kunjungan kerja di Kabupaten Sumba Tengah, menegaskan bahwa Tanam Jagung Panen Sapi (TJPS) serta Food Estate merupakan peradaban baru bagi petani di Kabupaten Sumba Tengah.

Bahkan, terobosan itu diayakini mampu meningkatan perekonomian masyarakat serta bisa menekan jumlah angka kemiskinan di Kabupaten Sumba Tengah.

“Memang banyak tantangan tetapi tidak ada persoalan bagi saya, saya yakin dengan terobosan TJPS dan Food Estate ini dipastikan 2 atau 3 tahun kedepan, kemiskinan pasti akan menurun, karena tanaman jagung ini sangat merata dan sangat akrab dengan para petani. Cukup kita butuh sedikit sentuhan mulai mekanisasi, tekanologi dan air, apalagi masyarakat sudah bersedia sawah jadi ladang jagung, bahkan mereka bersedia bekerja di kemarau yang ekstrim, berarti ini ada perubahan,” sebut Bupati Sumba Tengah, Paulus S. K. Limu kepada SelatanIndonesia.com di desa Umbu Pabal, Kecamatan Umbu ratu Nggay Barat, Kabupaten Sumba Tengah, Rabu (23/9/2020).

Dikatakan Bupati Paulus, setelah ada peningkatan produktifitas sawah meningkat, serta jagung melimpah berarti ketahanan pangan sudah tersedia dan kelebihannya bisa dijual. “Pabrik pakan ternak yang rencananya dibangun dekat lahan TJPS dan Foot Estate menjadi pasar utama dari hasil jagung masyarakat, sehingga petani diajarkan untuk bisnisi. Tidak hanya bertanih untuk makan, tetapi untuk berbisnis, itulah peradaban baru yang mana hidup ini kita rubah dari waktu ke waktu sehingga bisa mandiri, maju dan modern dan itu bisa kita lakukan di Sumba Tengah,” ujar Bupati Paulus.

Disebutkannya, jika bertani hanya dengan metode tradisnal terus maka tidak bisa akan ada perubahan. “Misalnya, Bertani dengan pola irigasi tetes yang bisa menghemat air hingga 70 persen, harus menggunakan bibit unggul, itu adalah pola bertani  modern yang dan merubah peradaban pertanian,” katanya.

Bupati Sumba Tengah, Paulus S. K. Limu ketika menjelaskan kepada Ketua Komisi III DPRD Provinsi NTT, Hugo Rehi Kalembu dan anggota Ben Isidorus, tentang Food Estate di lokasi pengembangan di desa Umbu Pabal, Kecamatan Ratu Nggay Barat, Kabupaten Sumba Tengah, Rabu (23/9/2020). Foto: SelatanIndonesia.com/Laurens Leba Tukan

Bupati Paulus menjelaskan, ia bersama tim teknis dari Kementrian Pertanian RI telah melakukan pemetaan terhadap lahan seluas 5000 ha di Desa Umbu Pabal yang diperuntukan bagi Food Estate dan telah dipetakan serta analisisi apa yang akan dilakukan terhadap lahan seluas 5000 ha tersebut.

“Tim teknis itu juga memastikan alokasi luas lahan per desa, karena tim akan memaparkan ke Pak Menteri Pertanian lalu Pak Menteri akan mempersentasekan ke Bapak Presiden, sehingga saat ini kita sudah memulai kegiatan untuk 100 hari kedepan sesuai permintaan Pak Menteri,” ujar Bupati Paulus.

Dijelaskannya, setalah melakukan pemetaan lokasi, selanjutnya dilakukan desain termasuk sisitim irigasi, pembuatan jalan tani, dan penanaman kelapa, serta jeruk di sepanjang jalan tani dan lainnya yang dibuat dalam master plan yang lebih mendetail.

Bupati Paulus mengatakan, saat ini juga pihaknya sedang memotivasi para pemilik lahan untuk menggenjot pengolahan lahan untuk membantu masyarakat. “Ada yang tanpa olah tanah, tetapi ada juga yang kita bantu olah, untuk pertama kita luku agar hancurkan dulu sehingga tahun depan menjadi lebih ringan. Ada lahan yang belum sama sekali diolah dan itu yang harus kita bantu dengan mekanisasi,” katanya.

Ia memberikan apresiasi kepada pemerintah pusat yang punya perhatian penuh yang tulus mengembangkan Food Estate di NTT dikembangkan di Sumba Tengah. “Sekarang kita sedang siapkan kerja sama dengan Kementan untuk memastikan lahan seluas 5000 ha, hari ini sdah dipastikan lima desa seluas 4200 ha yang tersebar di desa Umbu Langang, Umbu Pabal Selatan, Umbu Pabal, Umbu Mamiyuk dan Umbu Jodu, yang sedang dikelolah dan akan ditambahkan lagi 800 ha itu di desa Okawacu dan desa Dasaelu,” ujarnya.

Bupati Paulus juga menjelaskan, dengan potensi lahan yang ada satu cek dam yang berkapasitas 583M3 sumber airnya serta beberapa cek dam lain yang disiapkan, juga disipkan sumur bor. “Yang sekarang menjadi hambatan adalah waktu tanam Ketika MT 2 ketika musim kemarau, kalua musim hujan tidak terlalu masalah,” katanya.

Ia menambahkan, pada musim hujan yang perlu ditambahnakn adalah luas lahan. “Harus ada ekstensifikasi, kita pemerintah membantu mekanisasi kita loku dan olah semua lahan masyarakat yang memungkinkan di luar 5000 ha dengan menyaipkan tractor sebanyak 12 unit sementara diperbaiki juga 5 traktr sehingga untuk mekanisasi tersedia 17 unit traktor maka pengolahan selama satu bulan sangat meungkinkan, dengan menyediakan bahan bakar dan operator, sehingga lahan masyarakat benar-benar sudah terolah dan bibit juga kita siapkan pupuk juga disipakan,” jelasnya.

Sehari sebelumnya, Menteri Pertanian RI, Syahrul Yasin Limpo melakukan kunjungan kerja untuk melihat pengembangan Foot Estate Tanaman Pangan di Desa Umbu Pabal, Kecamatan Umbu Ratu Nggay Barat, Kabupaten Sumba Tengah.

“Saya datang hari ini atas dua permintaan, pertama perintah dari Bapak Presiden Joko Widodo yang memberikan salam kepada seluruh masyarakat NTT. Yang kedua, itu Gubernurmu memang suka main paksa. Dan kebetulan saya suka sekali kalau ada orang paksa saya. Jadi sudah cocok ini, datang lagi Wagubnya lebih paksa lagi,” sebut Mentan SYL.

Itu pasalnya, ia mengharapkan Bupati Sumba Tengah, Paulus S. K. Limu untuk Bersama masyarakat terus bekerja dengan cerdas dan mengolah lahan untuk kemakmuran rakyat. “Saya tidak bisa mundur, sepanjang dengan niat baik dan tulus, dengan keikhlasan dan otak yang cerdas serta hatimu yang tulus untuk bekerja serta berbicara dengan alam yang ada ini, bahwa segalanya bisa lebih baik dari sekarang,” ujar Mentan.

Bekas pamong praja yang meniti kairinya dari Lurah, Camat, Bupati dan hingga Gubernur Sulawesi Selatan ini mengatakan, ia hadir di NTT khususnya di Sumba Tengah untuk mengajak semua elemen masyarakat untuk merubah peradaban baru bagi masyarakat NTT.

“Saya sampaikan kepada Pak Gubernur lewat telpon tadi bahwa, saya tidak membawa program, tetapi mari kita rubah peradaban baru bagi NTT. Kita membangun sebuah peradaban baru di NTT, hari ini di Sumba Tengah dan Sumba lainnya, dan akan ke Flores dan Timor,” katanya.

Mentan SYL juga mengajak Bupati, Camat dan Kepala Desa untuk melindungi rakyatnya, serta terus bekerja bersama rakyat dan selalu patuh dan taat terhadap kebijakan Negara. Ia bahkan memerintahkan seluruh jajarannya agar 100 hari kedepan bisa dilihat hasilnya dengan cara kerja bersinergi dengan Pemerintah Daerah serta TNI-POLRI. “Saya mau semua Dirjen dan staf ahli bersinergi dengan Pemerintah Daerah dan TNI-POLRI serta terlibat kerja di hamparan ini pake cara  Mekanisasi. Karena menurut saya untuk mengurus pertanian ada empath al penting yaitu, ketersediaan air, lahan yang tidak bermasalah, pelatihan bagi petani, serta dukungan pengawalan dari  TNI/Polri,” katanya.

Wakil Gubernur NTT, Josef A. Nae Soi menyampaikan apresiasinya terhadap kunjungan Menteri Pertanian RI beserta seluruh jajaran Dirjennya. Menurut Wagub Nae Soi, kehadiran Menteri Pertanian tidak saja memberikan dukungan kepada Program TJPS dan Food Estate tetapi juga mau mengajak seluruh masyarakat NTT untuk membangun peradaban baru.***Laurens Leba Tukan

 

Bupati Sumba Tengah, Paulus S. K. Limu ketika menjelaskan kepada Ketua Komisi III DPRD Provinsi NTT, Hugo Rehi Kalembu dan anggota Ben Isodorus, tentang Food Estate di lokasi pengembangan di desa Umbu Pabal, Kecamatan Ratu Nggay Barat, Kabupaten Sumba Tengah, Rabu (23/9/2020). Foto: SelatanIndonesia.com/Laurens Leba Tukan

 

Center Align Buttons in Bootstrap