WAINGAPU,SELATANINDONESIA.COM – PT. Asiabeef Biofarma Indonesia, perusahaan asal Brasil yang bergerak di bidang peternakan modern itu seakan menghadirkan Texas di Kabupaten Sumba Timur. Betapa tidak, hamparan lahan tandus seluas 986 Ha di desa Lailanjang, Kecamatan Rindi, Kabupaten Sumba Timur itu kini menjadi pusat peternakan sapi paling besar di NTT.
Gubernur Nusa Tenggara Timur, Viktor Bungtilu Laiskodat yang didampigi Bupati Sumba Timur, Gidion Bili Yora mengunjungi ranch Asiabeef itu, Rabu (9/9/2020). Gubernur Laiskodat meminta Mario Marcio selaku penanggungjawab ranch Asiabeef itu untuk terus melakukan investasi itu dengan melibatkan masyarakat lokal.
“Ranch ini diharapkan bisa menjadi pusat pengembangan sapi ongole yang dikembangkan menjadi sapi Wagyu, juga lokasi ini bakal dijadikan pusat study dan pembelajaran bagi masyarakat peternak di NTT,” ujar Gubernur Laiskodat.
Gubernur Laiskodat mengatakan, akan memberikan traktor sebanyak 10 unit agar lahan yang dikhususkan bagi pakan ternak sapi tersebut harus diolah secara baik sehingga ketersediaan pakan yang cukup. “Selain itu, air juga akan ditarik sebanyak mungkin dari kali sehingga sapi Ongole yang dipelihara memiliki ketersediaan air minum yang cukup,” katanya.
Penanggungjawab Ranch Asiabeef Mario Marcio yang didampingi drh. Gustavo Pacheco, dan Manager Asiabeef, Haris Sutresna kepada wartawan menjelaskan, pihaknya sejak tahun 2015 sudah menjadikan lahan seluas 986 Ha itu untuk memelihara dan mengembangkan ternak sapi yang pernah mencapai 1.300 ekor dan kini sisa 1.060 ekor.
Menurut Marcio, pakan untuk ternak sapi di ranch itu adalah rumput asal Brasil yang bernama rumput Brachiaria (Bhachria brizantha) dan Rumput Raja atau King Grass (Pennisetum purpudoides) agar pertumbuhan sapi bisa lebih cepat dan bisa dijual.
“Untuk menghasilkan sapi yang berkualitas, maka setiap ekor sapi membutuh 1 ha pakan. Pada tahun 2020 ini, PT Asia Biofarma Indonesi bekerja sama dengan Pemprov NTT untuk transfer benih Wagyu dalam bulan September 2020 ini. Akan ada juga inseminasi buatan dengan sapi Ongole dari Jawa sehingga tingkat keberhasilannya lebih cepat,” ujarnya.
Dijelaskan Marico, khusus untuk bibit sapi Wagyu, bakal ditanam di rahim sapi Ongole Sumba. “Sebenarnya bisa didatangkan langsung dari Brasil, tetapi belum bisa karena Indonesia masih menutup diri dengan genetik sapi asal Brasil. Sehingga import genetik sapi Wagyu bisa didatangkan dari Australia, Amerika dan Kanada,” sebutnya.
Ia menambahkan, sapi Ongole Sumba biasanya dijual ke Bogor, Jawa Barat. Pasalnya, rumah potong hewan juga tidak ada di Sumba Timur dan belum tentu orang mau beli sehingga langsung dijual ke Bogor.
Marico juga membeberkan kendala yang dihadapi PT Asiabeef yaitu kekurangan lahan, dan air minum untuk ternak sapi. “Sehingga kami mengharapkan dukungan dari Pemprov NTT dan Pemkab Sumba Timur, supaya ada penambahan lahan baru. Kami masih membutuhkan lahan seluas 20.000 hektare sehinga produksi sapi ongol makin banyak dan keuntungan bagi perusahaan, Pemprov NTT, Pemkab Sumba Timur dan masyarakat makin cepat,” katanya.
Maneger PT Asiabeef, Haris Sutresna mengatakan perusahaan mereka melibatkan masyarakat Lailanjang dan juga memberi CSR bagi masyarakat. Selain itu, perusahaan tersebut juga mengharapkan agar dinas peternakan di kabupaten-kabupaten di NTT bisa mengirimkan orang-orangnya untuk belajar peternakan di area tersebut.
Tantangan paling serius saat ini adalah res area bagi sapi sangat kecil sehingga diharapkan pemerintah provinsi NTT secepatnya memberi ijin luas tambahan lahan. Tantangan lainnya adalah keamanan sapi-sapi ongol itu pada awalnya ada oknum yang memotong sapi milik perusahaan. Selain itu, rumput yang ditanam juga dibakar.
“Tetapi saat ini sudah aman karena ada bantuan pengamanan dari Babinsa dan pihak Kepolisian di Lailanjang. Bahkan masyarakat setempat juga sudah memahami perusahaan itu sehingga gangguan sudah tidak ada”, pungkasnya.
Turut serta mendampingi Gubernur Laiskodat adalah staf khusus Gubernur Pius Rengka, Anwar Pua Geno, Imanuel Blegur, Bartol Badar. Juga para pimpinan OPD, Plt. Kadis Peternakan Hartarti Loasana, Kadis PUPR Maksi Nenabu, Kadis Pariwisata Wayan Darmawan, Kadis Pendidikan Linus Lusi, Kadis Perindag M. Nasir dan Kepala Biro Humas dan Protokol Marius Ardu Jelamu. ***Laurens Leba Tukan