Dibutuhkan Kasih dan Kolaborasi dalam Pengelolaan Universitas

397
Wakil Gubernur NTT, Josef A. Nae Soi ketika berbicara pada acara pelantikan rektor dan wakil-wakil rektor Universitas Citra Bangsa di Gedung Utama Citra Bangsa, Lt. 5 Kayu Putih Kota Kupang, Kamis (27/08/2020) Foto:HumasMN

KUPANG,SELATANINDONESIA.COM – Wail Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Josef A. Nae Soi mengatakan, perguruan tinggi atau universitas dalam pelaksanaannya dibutuhkan kasih. Kasih itu dimiliki dan dilakukan oleh semua orang.

“Kalau  kita mengatakan bahwa mengelola perguruan tinggi dengan hati maka keserasian perasaan di antara civitas akademika, di antara komponen-komponen yang bergerak di bidang pendidikan, kasih  ini harus dibutuhkan. Saya sangat sependapat bahwa ada komitmen, ada akhlak”, sebut Wagub Josef A. Nae Soi, ketika berbicara pada acara pelantikan rektor dan wakil-wakil rektor  Universitas Citra Bangsa di Gedung Utama Citra Bangsa, Lt. 5  Kayu Putih Kota Kupang, Kamis (27/08/2020).

Dalam keterangan tertulis yang diterima SelatanIndonesia.com disebutkan, yang dilantik adalah Rektor Universitas Citra Bangsa, Prof. Dr. Frans Salesman, SE, M.Kes dan 2 orang Wakil Rektor yakni Wakil Rektor II Bidang Perencanaan, Administrasi Umum dan Keuangan, Yoseph Liem, M.Ar dan Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan, Alumni dan Kerjasama, Heryon Bernad Mbuik, S.PAK, M.Pd oleh Ketua Dewan Pengurus Yayasan Citra Bina Insan Mandiri, Ir. Benny Ndoenboey, M.Si.

Disebutan Wagub Nae Soi, suatu perguruan tinggi mau atau tidak mau, suka atau tidak suka harus ada kolaborasi, harus ada harmonisasi antara yayasan, pimpinan perguruan tinggi, pimpinan universitas dan pimpinan-pimpinan program studi (prodi) maupun terhadap mahasiwa. “Dan bagaimana kita menularkan kepada mahasiswa. Mari kita berkolaborasi, tidak hanya sekedar koordinasi tapi berkolaborasi antara pemerintah dengan perguruan tinggi yang ada di Nusa Tenggara Timur,” ujar Wagub.

Dikatakanya, ada suatu istilah dalam bahasa latin  yaitu Non Scholae, Sed Vitae Discimus,  artinya kita belajar bukan untuk sekolah tapi kita belajar untuk hidup, maka lahirlah lembaga-lembaga  pendidikan di dunia ini. “Perguruan tinggi sekarang memiliki gedung, struktur organisasi, memiliki tata kerja yang luar biasa. Oleh karena itu, kehadiran universitas sangat kita butuhkan. Di dalam perguruan tinggi ada perubahan yang  luar biasa dan sangat cepat,” ungkap Wagub Nae Soi.

Kesempatan itu, Wagub meminjam istilah yang  dipopulerkan para ahli pedagogi, para ahli pendidikan guru. Karena bagaimanapun juga proses dedaktik metodik, proses belajar mengajar tidak terlepas dari pedagogik.  “Tempora Mutantur, Nos Et Mutamur In Illis (waktu berubah, kita juga harus berubah di dalamnya), tidak bisa tidak, kita harus berubah, begitu juga perguruan tinggi harus terus berubah dan berkembang dalam mewujudkan generasi yang berkualitas,” ujar Wagub Nae Soi.

Dikatannya, menjadi seorang pendidik tidak sama dengan hanya seorang menjadi pengajar. Seorang pengajar hanya transfer of knowledge. Walaupun definisi  pendidikan sekarang sudah berubah tapi substansinya pasti tetap berlaku. Definisi pendidikan dari pedagogik yaitu proses kegiatan yang terdiri dari bimbingan, pengajaran dan atau latihan yang ditularkan kepada generasi muda untuk memiliki kompetensi, dan kompetensi itu salah satunya adalah akhlak. “Kita lihat kalau kompetensi memiliki knowledge, skill dan attitude. Attitude itu salah satunya adalah akhlak,” kata Josef.

Wakil Gubernur NTT, Josef A. Nae Soi, pose bersama usai acara pelantikan rektor dan wakil-wakil rektor Universitas Citra Bangsa di Gedung Utama Citra Bangsa, Lt. 5 Kayu Putih Kota Kupang, Kamis (27/08/2020) Foto:HumasMN

Ia menambahkan, menjadi pendidik tugasnya adalah sangat mulia dan berat. Kalau hanya ngajar, oke, transfer of knowledge. Datang, baca buku, transfer of knowledge selesai. Tetapi pedagogik bukan itu. Pedagogik bisa bimbingan, bisa konseling, bisa pengajaran dan/atau latihan.

“Saya berkeinginan  semua perguruan tinggi di NTT dapat  bersinergi dengan pemerintah daerah terlebih  di bidang penelitian dan pengembangan,  karena salah satu  ciri dari  perguruan tinggi adalah kebenaran ilmiah. Kenapa ?,  kalau pemerintah tidak menggunakan kebenaran ilmiah yang ada di perguruan tinggi maka kebenaran yang ada  di pemerintah  itu diragukan, karena  satu-satunya undang-undang yang menyatakan harus berprinsip kepada kebenaran ilmiah adalah undang-undang pendidikan”, jelas Josef.

Sekretaris Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi XV Wilayah NTT (L2Dikti XV NTT), Ade  Erlangga Masdiana, M.Si mengatakan, Universitas Citra Bangsa (UCB) harus melakukan proses adaptasi dengan kebijakan-kebijakan pemerintah yang baru, terus  melakukan komunikasi dan koordinasi  dengan kementerian pendidikan dan kebudayaan.

“Saya yakin dibawah pak Paul dan pak rektor UCB akan mejadi besar. Kuncinya dengan kasih dan ada komitmen bagaimana mengembangkan pendidikan di NTT. Kita bekerja  dengan hati bukan dengan egoisme, napsu dan merasa hebat. Kalau kita memimpin dengan hati, kita semua akan sukses. Kita bersinergi maka ada peluang kuat di bidang kesehatan sehingga ada peluang supply perawat keseluruh dunia. UCB dan perguruan tinggi lain di NTT dapat mengakses dan bekerjasama serta  menangkap peluang yang bagus di negara lain. Peluang kerjasama kita kembangkan bersama-sama supaya NTT bisa melesat cepat. Kita  bersinergi untuk bagaimana meningkatkan pendidikan di NTT”, kata Ade.

Ketua Dewan Pembina Yayasan Citra Bina Insan Mandiri (CBIM), Ir. Abraham Liyanto, mengatakan, Motto CBIM adalah KASIH yaitu Komitmen, Akhlak, Sinergitas, Integritas dan Harmonis akan menjadi spirit dalam memajukan Universitas Citra Bangsa khususnya pada dunia pendidikan untuk pembangunan sumber daya manusia di NTT. “Motto melayani dengan kasih yaitu komitmen, akhlak, bersinergi,  bertanggungjawab punya integritas, kalau semua bekerja  kita akan bekerja dengan bersama-sama atau harmoni”, ungkap Abraham.

Hal ini dibuktikan dengan Universitas Citra Bangsa dapat meraih 5 (lima) medali perunggu pada olimpiade informatika tingkat nasional dari 34 provinsi dengan partisipan 350 kampus dan diikuti 2.100 peserta.

“Mari kita sama-sama melayani seluruh mahasiswa, siswa,  seluruh masyarakat khususnya bidang pendidikan dengan kasih.  Harapan saya untuk rektor baru, di era globalisasi kita harus berani move on,  bergerak cepat, kita harus buat terobosan untuk kemajuan Universitas Citra Bangsa  dan daerah NTT”, harap Abraham.*)HumasMN

Editor: Laurens Leba Tukan

Center Align Buttons in Bootstrap