
SOE,SELATANINDONESIA.COM – SMP Negeri Oemaman di Desa Oemaman, Kecamatan Kualin, Kabupaten Timor Tengah Selatan dengan Surat Keputusan Pendirian Sekolah Nomor 335/KEP/HK/2018 tertanggal 4 September 2018, awalnya tidak mempunyai gedung sekolah, guru, bahkan tidak memiliki siswa.
Kepala SMP Negeri Oemaman, Yupiter Berri yang ditempatkan di sekolah tersebut pada bulan April 2019 silam, kepada SelatanIndonesia.com di Soe, Ibu Kota Kabupaten TTS, Selasa (28/7/2020) mengisahkan, ketika pertama kali mendatangi sekolah itu untuk mengabdi ia dipusingkan dengan mencari lokasi tempat sekolah tersebut berada.
“Waktu saya dapat SK penempatan pertama sebagai Kepala Sekolah di SMP Negeri Oemaman pada bulan April, saya cari dimana lokasi sekolah tersebut dan saya tidak temukan bangunan sekolah. Siswa peserta didikpun tidak ada. Guru yang mengajar di sekolah itu pun tidak ada. Saya bingung. Mau cari dimana,” ungkap Yupiter Berri.
Namun dia mengaku tak patah semangat. Dia bersama Kepala Desa Oemaman berupaya untuk mencari peserta didik dan mendapatkan 11 orang siswa. “Saya cari bersama kepala desa dan kami mendapatkan 11 orang siswa yang mau dididik di SMP Negeri Oemaman,” urai Yupiter.
Setelah mendapatkan 11 orang siswa, lanjut Yupiter, masalah berikutnya adalah tempat untuk belajar mengajar (gedung sekolah). Bersama Kepala Desa dan orang tua dikampung Oemaman, dibangunlah gedung darurat. Bangunan darurat itu disamping digunakan untuk siswa SD Oemaman yang sekolahnya rusak karena bencana alam, juga disisipkan satu ruangan darurat untuk dijadikan tempat belajar bagi 11 siswa kelas 1 SMP Negeri Oemaman.
“Kami dapat satu ruangan darurat yang dibangunan oleh orang tua siswa SD Oemaman yang sekolahnya rusak karena bencana alam. Maka kami lakukan kegiatan belajar mengajar di salah satu ruangan itu,” urai Yupiter yang mengaku pindahan dari SMP Negeri Satap Ebo, Desa Kusi, Kecamatan Kuanfatu.
Yupiter mengaku merasa aneh, karena SK pendirian sekolah tersebut terbit pada tanggal 4 September 2018, sementara jangankan siswa, gedung sekolah pun tidak ada apalagi guru yang mengajar disekolah tersebut.
“Aneh juga, bangunan sekolahnya tidak ada, siswa juga waktu saya pertama kali ke sana juga tidak ada. Dan guru juga tidak ada, tapi saya ditempatkan untuk menjadi kepala sekolah di sekolah tersebut,” ujar pria asal Kabupaten Alor ini.
Berkat keuletannya, sekolah tersebut sudah memiliki 31 orang siswa yang terdiri dari 11 orang siswa kelas 2 SMP dan 20 orang siswa yang baru masuk kelas 1. Bukan cuma itu, SMP Negeri Oemaman sudah memiliki tambahan guru sukarela sebanyak 3 orang dan sudah memiliki surat pelepasan hak atas tanah yang akan didirikan bangunan sekolah serta sudah mendapat Biaya Operasional Sekolah (Dana BOS) dari pemerintah pusat.
“Sekarang kita sudah punya siswa 31 orang. Kelas 2 sebanyak 11 orang dan kelas 1 sebanyak 20 orang. Kami juga sudah punya 3 guru sukarelawan dan juga mendapat dana Bos plus satu orang guru PNS,”terangnya.
Yupiter berharap agar pemerintah Kabupaten TTS dapat memperhatikan sekolah tersebut terutama bangunan secara permanen, guru pengajar yang memadai serta fasilitas pendukung lainnya. **Paul Papa Resi
Editor: Larens Leba Tukan