ROTENDAO,SELATANINDONESIA.COM – Tampil menawan dengan berbalut busana khas perempuan Rote Ndao, dilengkapi dengan hiasan di kepala yang disebut bula molik berbentuk menyerupai bulan sabit dilengkapi tiga buah bintang mengihasi kepalanya.
Ia tampak anggun di podium kehormatan, diapiti para pejabat lain yang semuanya laki-laki. Dia adalah Ny. Paulina Haning-Bulu, SE. Perempuan pertama di NTT yang menorehkan sejarah perpolitikan di provinsi yang berbasis kepulauan ini sebagai bupati perempuan pertama di NTT.
Ia terpilih dan dilantik bersama wakilnya Drs. Stefanus M. Saek, M.Si menggantikan bupati sebelumnya, Drs. Leonard Haning yang tidak lain adalah suaminya.
Mama Haning, begitu sapaan akrab bupati Rote Ndao Paulina Haning-Bulu, pagi itu di teras depan Kantor Bupati Rote Ndao ia berbicara di monetum bersejarah, hari ulang tahun Kabupaten Rote Ndao yang ke 18.
“Hari ini merupakan hari yang bersejarah dalam catatan perjalanan dan perjuangan terbentuknya kabupaten Rote Ndao, dimana 18 tahun yang lalu yaitu pada tanggal 2 Juli 2002, melalui perjuangan yang panjang kita menjadi sebuah daerah otonom baru yang dibangun dengan tekad dan harapan agar ke depan dapat menjadi daerah yang mandiri, tangguh dan sejahtera,” sebut Bupati Paulina.
Ia menorehkan pertanyaan kritis dalam momentum itu. “Setelah 18 tahun berotonomi, perubahan apa saja yang telah terjadi dalam konteks pelayanan pemerintahan, pembangunan maupun sosial kemasyarakatan, sehingga perayaan ini tidak sekedar seremoni eforia namun sebagai media instrospeksi, refleksi serta evaluasi terhadap komitmen dan kontribusi kita untuk kemajuan daerah ini,” katanya.
Disebutkan Bupati Paulina, meski dalam himpitan pandemi Covid-19, sejumlah prestasi diukir pemerintah kabupaten Rote Ndao di usia yang 18 tahun. Sederet prestasi itu diantaranya jumlah penduduk miskin mengalami penurunan dari 28.08 persen pada tahun 2018 menjadi 27,08 persen pada tahun 2019.
“Pertumbuhan ekonomi daerah mengalami peningkatan dari 5,45 % pada tahun sebelumnya menjadi 6,15 % pada tahun 2019. Dan, laju inflasi mampu dikendalikan hingga angka 2,5 % pada tahun 2019,” ujar Bupati Paulian dalam pidatonya.
Tidak hanya itu, angka prevalensi stunting juga menurun secara signifikan dari 44 persen pada tahun 2018 menjadi 30,13 persen pada tahun 2019. “Produksi pangan khususnya padi selama periode 2018 sampai 2019 mengalami peningkatan dengan total produksi 108 ribu ton lebih. Juga, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang merupakan indeks komposit dari sektor kesehatan, pendidikan dan ekonomi meningkat dari tahun sebelumnya 60,51 menjadi 62,7 pada tahun 2019,” bebernya.
Disebutkan Bupati Paulina, Pemerintah terus berusaha keras untuk meningkatkan pembangunan ekonomi di berbagai sektor terutama sektor unggulan yaitu pariwisata yang ditunjang dengan pertanian dan perikanan.
“Berbarengan dengan itu, kesejahteraan sosial masyarakat terus meningkat dengan semakin menyebar dan meluasnya akses pelayanan dasar seperti pendidikan dan kesehatan, serta pembangunan infrastruktur dasar seperti perumahan, air bersih, transportas dan pertanian,” katanya.
Dikatakannya, meningkatnya kinerja pembangunan itu dicapai melalui beberapa program unggulan diantaranya, program pengentasan kemiskinan melalui bantuan aladin (atap, lantai dan dinding) bagi masyarakat kurang mampu, pencegahan dan penanganan stunting melalui peningkatan integrasi program lintas sektor.
“Pembangunan dan penataan tempat wisata baru dan pelaksanaan even pariwisata, pembangunan sarana prasarana transportasi, air minum, irigasi dan telekomunikasi. Program lakamola anan sio dengan memberikan bantuan pupuk, obat-obatan, alsintan, dan benih untuk sektor usaha pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan. Juga peningkatan sarana prasarana kesehatan dan Pendidikan,” katanya.
Tidak hanya itu, Pemda Rote Ndao juga memberikan beasiswa kedokteran dan beasiswa umum untuk anak berprestasi dan keluarga tidak mampu. “Juga pembangunan sistem informasi manajemen berbasis elektronik dan internet, serta program dan kegiatan strategis lainnya untuk menyempurnakan kuantitas maupun kualitas kinerja pembangunan,” katanya.
Disebutkan, kepemerintahan yang baik menjadi suatu keharusan, sehingga pemerintah terus melakukan penataan dan pembenahan agar gerak birokrasi tidak menghambat pelayanan publik tetapi tercipta birokrasi yang profesional dan handal, mampu berkolaborasi dengan seluruh komponen dan saling mendukung serta mampu bekerja keras, bekerja cerdas, kerja dengan iklas serta menyelesaikan pekerjaannya secara tuntas, cepat, tepat dan akuntabel.
“Apa yang telah dicapai ini kiranya dapat terus ditingkatkan melalui kerja keras dan saling bahu membahu dengan pikiran yang jernih, hati yang bersih dan tindakan yang bijak memberikan yang terbaik bagi kejayaan negeri ini,” pungkasnya.***Laurens Leba Tukan