Sambut New Normal, Bupati Lembata Kunjungi Meko

852
Pesoma pantai pasir putih di Dusun Meko, Desa Pledo, Kecamatan Witihama, Adonara-Flores Timur. Foto: Tempo.com

LEWOLEBA,SELATANINDONESIA.COM – Menyambut era baru, New Normal yang diberlakukan mulai 15 Juni 2020, dan usai melaunching moda transportasi pariwisata milik pemda pada Minggu (14/6/2020) pagi, Bupati Lembata, Eliaser Yentji Sunur bersama rombongan langsung bertolak menuju Dusun Meko, Desa Pledo, Kecamatan Witihama, Adonara-Flores Timur menggunakan Kapal Pinisi.

Setelah Kapal Pinisi Aku Lembata lego jangkar di perairan Meko, rombongan pemda Lembata dijemput menggunakan ketinting milik masyarakat setempat menuju rumah singgah dusun III Meko, Desa Pledo. Dikutip dari Tempo.com, Meko adalah sebuah dusun di tepi pantai di Kecamatan Witihama yang memiliki potensi wisata hamparan pasir timbul di tengah laut.

Hamparan pasir timbul di tengah laut itu disebut warga setempat sebagai Pasir Timbul Meko. Dinamai pasir timbul, lantaran terdapat gundukan pasir di tengah laut seperti pulau kecil tak berpenghuni. Luasnya kurang lebih tidak sampai satu kilometer persegi. Pasir putih yang sedikit berwarna pink ini kontras dengan warna laut yang biru kehijauan.

Pasir warna pink itu berasal dari karang yang hancur. Keindahan ini tampak sempurna dengan dipadu pulau-pulau berwarna hijau yang subur. Tak ada ombak di pantai pasir itu, hanya riak-riak kecil yang menyapu pasir putih yang lembut. Jika air laut pasang, pulau itu akan tenggelam.

Bupati Lembata, Eliaser Yentji Sunur bersama rombongan ketika mengunjungi Dusun Meko, Desa Pledo, Kecamatan Witihama, Adonara-Flores Timur, Minggu (14/6/2020). Foto: SelatanIndonesia.com/Teddy Lagamaking

Namun, Keindahan Pasir Timbul Meko harus dibayar dengan perjalananan yang cukup panjang. Dari Pelabuhan Pelni Larantuka di Kota Larantuka, kita menyeberang ke pelabuhan Tubilota di Pulau Adonara. Siapkan Rp 5 ribu untuk bayar kapal motor dengan lama tempuh sekitar 10 menit.

Sampai di Pulau Adonara, transportasi umum sangat minim. Karena itu, sewa mobil jadi cara yang tepat menuju ke Dusun Meko yang berjarak sekitar 2 jam perjalanan dari pelabuhan kapal motor tadi.

Dusun Meko dihuni Suku Bajo yang mata pencahariannya sebagai nelayan. Sehari-hari dengan sampan kecil, mereka menebar jaring untuk menangkap ikan.

Bupati Lembata, Eliaser Yentji Sunur mengatakan, alam Meko sangat indah, dan layak dieksplore ke luar. “Banyak tempat disini dan kalau dimanfaatkan dengan baik maka menjadi brand pasar yang bagus, dan orang dari luar pasti akan mengujungi daerah ini,” ujar Bupati Sunur ketika mengunjungi Meko.

Demi mendukung potensi yang ada, Yentji Sunur mengatakan, pemerintah harus siapkan infrastruktur yang bisa menopang daerah ini. “Pemerintah siapkan akses jalan, air bersih, lampu dan hal teknis lainnya. Supaya tujuan untuk mempromosi bisa terakses dengan mudah. Ini bagian penting dari mengatur daerah wisata,” katanya.

Bupati Lembata akan berdiskusi dengan pemkab Flotim sehingga jika memungkinkan maka bisa ada kerja sama antar daerah.

Camat Witihama, Laurens Lebu Raya dalam sambutanya memberi apresiasi bagi pemda Lembata atas kunjungannya ke daerah Meko. “Sebuah kehormatan karana dapat kunjungan dari Bupati Lembata bersama rombongan. Dan ini menjadi sebuah langkah menjalin silahturami dalam bingkai Lamaholoto,” ujar Lebu Raya.

Melihat leading sector pembangunan Lembata yang salah satunya pariwisata, Lebu Raya memberi sinyal positif untuk bangun kerja sama kedua kabupaten ini. Ia juga mengatakan, jika boleh ada kerja sama antar dua wilayah ini dalam mengatur dan mengelola potensi pariwisata agar bisa di jual ke luar.

“Jika boleh kita bisa bangun kerja sama. Kerja sama antar kedua kabupaten ini dalam rangka menggenjot pariwisata di dusun Meko, karena daerah ini bisa menjadi penghubung titik-titik wisata ke daerah lainnya, salah satunya Lembata,” sebut Lebu Raya.

Dikatakan camat Lebu Raya, ketika ada kerja sama secara terintegrasi antara dua kabupaten ini maka ia yakini destinasi wisata Meko akan terekspose ke luar dengan nilai jual yang tinggi.

Pasalnya, menurut dia, potensi sumberdaya alam Meko, apalagi daerah pantainya, teluk, dan hamparan sabananya amat indah.

Bentuk dukungan membangun destinasi wisata di Meko, selain datang dari camat Witihama, tapi juga mendapat dukungan dari Polikarpus Kopong Blolo, SH, salah satu tokoh masyarakat Desa Pledo.

Dikatakan Kopong Blolo, paling tidak ada kerja sama antara pemkab Lembata dan Flotim untuk bersama membantu pembanguna dan mengeksplore lokus wisata di daerah Adonara-Meko.

Kopong Blolo mengatakan itu beralasan, pasalnya setiap waktu menjelang akhir tahun atau musim panas banyak wisatawan dari New Zeland ke Meko. “Mereka datang dan berlabuh di depan pasir putih Meko itu. Kami hanya sebatas menonton saja. Kami harap kedepannya ada kerja sama denga pemda Lembata untuk ini,” harap mantan anggota DPRD PDIP Flotim dua periode ini. *)Teddy Lagamaking

Editor: Laurens Leba Tukan

Center Align Buttons in Bootstrap