KUPANG,SELATANINDONESIA.COM – Sosok Alm. Jenderal TNI (Purn) Pramono Edhie Wibowo, Kepala Staf Angkatan Darat periode 2011-2013 yang memilih Partai Demokrat sebagai pelabuhan terakhir untuk meniti karirnya pasca pensiun dari TNI, punya kesan tersendiri tentang NTT, khusunya Kota Kupang.
Di Partai Demokrat, Pramono menjabat sebagai Kepala Badan Pembinaan Organisasi, Kaderisasi dan Keanggotaan (BPOKK) DPP Partai Demokrat.
Wali Kota Kupang, Dr. Jefirstson R. Riwu Kore, MM., MH punya kesan tersendiri bersama Pramono Edhie Wibowo. “Beliau yang jagokan saya saat masih menjadi anggota DPR RI untuk maju menjadi Ketua DPD Partai Demokrat NTT. Dan ketika itu beliau masih memberikan alternatif untuk memilih dalam mengambil keputusan, setelah keputusan saya ambil, beliau dukung penuh. Bahkan beliau juga yang memotivasi saya bahwa kalau sudah Ketua DPD PD NTT harus menang jadi Wali Kota Kupang,” sebut Jefri Riwu Kore, Minggu (14/6/2020).
Jefri yang kini Ketua DPD Partai Demokrat NTT ini mengatakan, sosok Pramono Edhie Wibowo adalah perpaduan antara humanis dan ketegasan. “Beliau selalu mengontrol kami di PD NTT dan juga ketika kami menjabat Wali Kota Kupang, selalu memberikan motivasi juga selalu ada kesempatan untuk keliling NTT menyelesaikan agenda-agenda Partai Demokrat,” ujarnya.
Dikatakan, seluruh kader PD NTT merasa kehilangan sosok Jenderal yang sangat total membangun Partai Demokrat. “Kami bersedih hati dan merassa kehilangan jika saja bukan situasi pandemi maka kami pasti ikut melayat, kami mendoakan, kiranya Tuhan menerima arwah almahrum dalam kerjaan Surga,” pungkas Jefri.
Saah satu politisi DPP Partai Demokrat asal NTT, M.M. Ardy Mbalembout, SH, MH, CLA punya rekam ceritra yang spesifik dengan Pramono tentang NTT dan Kota Kupang yang dijuluki sebagai kota karang.
“Ingat, Kupang ini kota karang, hatimu harus sekuat karang, setialah pada Partai Demokrat, jadilah karang yang tegar menahan setiap badai yang menghantam partai ini. Yang menang memimpinlah dengan hati, bukan sesuka hati,” demikian isi pidato Pramono Edhie Wibowo, ketika berpidato di Kupang dalam forum Musyawarah Cabang (Muscab) DPC Partai Demokrat zona Timor dan Sumba pada tahun 2017 silam, dikisahkan Ardy Mbalembout, Minggu (14/6/2020).
Ardy Mbalembout yang kini dipercayakan menjadi Kepala Badan Hukum dan Pengamanan Partai, DPP Partai Demokrat ini mengatakan, pada periode 2015-2020, ia sering membantu Pramono memimpim musyawarah cabang Partai Demokrat di seluruh Indonesia. “Pada tahun 2017, saya bersama beliau melakukan Muscab DPC se NTT yang dilakukan di dua tempat yaitu di Kota Kupang untuk zona Timor dan Sumba serta di Larantuka untuk zona Flores, Lembata dan Alor,” katanya.
Setelah dari Kupang, Ardy dan Pramono betangkat ke Latantuka. Dalam perjalanan pesawat Atr, terjadi turbolensi hebat dalam penerbangan. “Beliau hanya katakan, misi ini harus tuntas sambil senyum-senyum sedangkan kawan-kawan yang lain semuanya pucat dan ketakutan karena turbolensi pasawat,” katanya.
Menurut Ardy, Pramono adalah tipikal Jendral petarung. ”Beliau adalah mantan Danjen Kopasus dan Kasad yang menjadi kebanggan kita semua,” katanya.
Disebutkan Ardy, banyak kesempata bersama beliau untuk membantu dalam urusan menata organisasi Partai Demokrat di daerah-daerah. “Walaupun beliau mantan Kasad, anak Jenderal Sarwo Edhie, penumpas G 30 S/PKI pada tahun 1965, dan Keluarga Cikeas tetapi dalam pergaulan politiknya bersama kader-kader Partai Demokrat, tidak pernah sedikitpum memberi jarak. Inilah contoh seorang Jendral yang rendah hati dan berjiwa Pancasila sejati. Selamat jalan Panglima, tidurlah dalam keabadian Surga,” pungkas Ardy.***Laurens Leba Tukan