Warga Enggan Rapid Test, Agus Boli Desak Kades untuk Lockdown Sagu

1500
Wakil Bupati Flores Timur, Agus Payong Boli

LARANTUKA,SELATANINDONESIA.COM – Menyikapi aksi penolakan warga desa Sagu, Kecamatan Adonara untuk melakukan rapid test, Wakil Bupati Flores Timur, Agus Payong Boli mendesak kepala desa Sagu Taufik Nasrun untuk membuat kebijakan lokal mengkarantina desa Sagu atau lockdwn.

“Pak Kades bisa buat kebijakan lokal agar Lockdown Sagu kurang lebih 14 hari agar memudahkan pelacakan dan menghindari kemungkinan terjadi transmisi lokal atau transmisi komunitas yang lebih berbahaya. Kita tidak bisa lagi tahu asal usul siapa yang menularkan dan tertular, ini yang paling bahaya,” sebut Wabup Agus Boli yang menghubungi SelatanIndonesia.com, Kamis (4/6/2020).

Wabup Agus Boli mengharapkan agar semua pihak harus jujur jika pernah kontak dengan pasien 02 Covid-19 Kabupaten Flores Timur baik di saat ibadah atau tempat kerja atau rumah atau tempat umum lainnya, segerah lapor diri untuk diperiksa.

“Dengan diperiksa maka kita bisa tahu, apakah dalam tubuh kita sudah terinveksi virus atau belum. Jika sahabat-sahabat kita di Sagu sayangi diri, sayangi keluarga, sayangi desa Sagu dan semua masyarakat, ya lapor diri untuk dirapid test dan karantina mandiri 14 hari terdahalu sambil lihat perkembanganya,” ujarnya.

Dikatakan Wabup, kerja Pemerintah itu mencegah Corona dengan cara yang sedang dilakukan ketimbang mengobati luka yang berat. “Masalah ekonomi masyarakat yang akan terjadi ketika karantina Sagu atau Lockdown desa Sagu akan menjadi pertimbangan Kepala Desa mensiasati dari dana desa dan juga dari Pemerintah kabupaten khusus pada saat 14 hari ataupun lebih, supaya memudahkan pelacakan kontak dan meminimalisir potensi penularan local,” katanya.

Wabup Agus Boli menambahkan, secara medis kedokteran diketahui bahwa rapid test negatif belum tentu belum ada virus dalam tubuh. “Karena bisa saja virus belum merusak jaringan tubuh lainnya, maka sistem imun belum terbentuk yang dapat terbaca di rapid test, tetapi penularan sudah sangat potensial terjadi,” katanya.

Ia juga menyebutkan, berdasarkan informasi dari kepala Desa Sagu, diduga lebih dari 100 warga yang sudah melakukan kontak erat dengan pasien saat solat terawi di bulan puasa di mesjid. “Jadi demi baiknya Lewotana Sagu mari kita jujur dan iklas ikuti rapid test dan lanjutannya,” katanya.

Agus Boli menambahkan, pihak-pihak lain di luar desa Sagu jangan menebarkan provokasi dengan pernyataan-pernytaan aneh di media sosial maupun langsung, entah menggunakan akun palsu atau apappun. “Mohon Polisi tangkap karena masuk kategori ujaran kebencian, hasutan, hoaks dan provokator busuk. Ini akan akan mengganggu kamtibmas dan menimbulkan keresahan publik. Polisi jangan menunggu lagi, langsung bisa ditangkap dan diproses,” tegasnya.

Dia juga mengatakan, jika sudah beres pelacakan dan dinyatakan aman, maka desa lain tidak boleh lagi menolak warga desa untuk melakukan aktivitas ekonomi dan sebagainya. ***Laurens Leba Tukan

Center Align Buttons in Bootstrap