KUPANG,SELATANINDONESIA.COM – Wakil Ketua Komisi V DPRD Provinsi NTT H. Mohammad Ansor mengusulkan kepada pemerintah Provinsi NTT agar tambahan dana penanganan Covid-19 sebesar Rp 100 miliar agar diprioritasikan pada penambahan alat pelindung diri (APD) seperti masker, rapid test, dan sebagainya.
Selain itu, anggaran yang ditambahkan itu juga diprioritaskan untuk peningkatan insentif paramedis . “Saya usulkan agar selain untuk APD, tambahan anggaran itu dimanfaatkan juga untuk tambahan insentif bagi dokter, dan tenaga medis terutama yang berinteraksi dengan pasien Covid-19, karena mereka bekerja dalam resiko yang tinggi,” ujar Mohammad Ansor dalam Rapat Dengar Pendapat antara DPRD Provinsi NTT dengan Pemerintah Provinsi NTT yang diwakili oleh Sekretaris daerah Benediktus Polo Maing, Kamis (14/5/2020) di Gedung DPRD NTT.
Politisi senior Partai Golkar Provinsi NTT ini juga menyoroti dana untuk Jaring Pengaman Sosial (JPS) sebesar Rp 105 miliar untuk 105 ribu KK yang merupakan share dana antara Pemerintah Provinsi NTT dan Kabupaten/Kota sebesar Rp 500.000/KK selama 4 bulan. “Harapan saya agar sasarannya diprioritaskan pada Kepala Keluarga tidak mampu yang terdampak Covid-19 terutama KK yang tidak masuk dalam DTKS (Data Terpadu Kesejahteraan Sosial) dari Kementerian Sosial RI,” ujarnya.
Menurut Ansor, ada banyak masyarakat tidak mampu tetapi nama-namanya tidak masuk DTKS. Ia mnengingatkan pemerintah agar perlu melakukan validasi data yang lebih akurat agar tidak terjadi tumpang tindih data sehingga mengantisipasi jangan sampai pendobelan. “Ada warga yang terima double, disisi lain ada warga tidak mampu yang seharusnya menerima bantuan tetapi tidak diakomodir,” ujarnya.
Anggota DPRD NTT dua periode dari dapil Kota Kupang ini menyarankan agar, bantuan dari APBD Provinsi NTT sebesar Rp 500.000/KK itu agar diprioritaskan untuk KK tidak mampu “KK tidak mampu itu seperti para pekerja yang kena PHK, tukang ojek, sopir, pedagang pasar, kaki lima, pedagangan kuliner, mahasiswa perantau yang jauh dari orang tua dan pekerja lain yang terdampak Covid-19 seperti petani, peternak, nelayan, dan juga para buruh, dan lainnya,” pungkas Ansor.***Larens Leba Tukan