KUPANG,SELATANINDONESIA.COM – Sejumlah warga asal Lembata di Jakarta mengeluhkan sikap Bupati Lembata Eliaser Jentji Sunur yang hingga saat ini dikabarkan masih tertahan di Bekasi, Jawa Barat setelah melakukan perjalanan dinas di Jakarta. Bupati Sunur menurut sejumlah informasi yang diterima warga asal Lembata, telah meninggalkan Lembata sejak Rabu (18/3/2020) lalu.
“Kami dengar Pak Bupati masih tertahan di kediaman pribadi di Bekasi, Jawa Barat. Mestinya, belaiu berada di daerah untuk memantau perkembangan penyebaran informasi Covid-19 di daerah. Bila informasi keberadaan beliau di Bekasi hingga saat ini, tentu membuat kami prihatin saja. Ini cerminan pemimpin yang tak peduli terhadap masyarakat dan daerah yang tengah dilanda informasi penyebaran virus corona,” ujar Paulus Doni Ruing, tokoh muda Lembata dalam keterangan tertulis yang diterima SelatanIndonesia.com, Kamis (26/3/2020).
Polce Ruing, demikian sapaannya, menambahkan saat ini Gubernur Nusa Tenggara Timur Viktor Bungtilu Laiskodat dan Wakil Gubernur Joseph Nae Soi sedang bekerja keras dan berkoordinasi dengan semua pemangku kepentingan di daerah untuk mengambil langkah strategis mengantisipasi merebaknya Covid-19 di daerah. Namun, pada saat bersamaan masih saja ada kepala daerah yang melakukan tugas keluar daerah dan tidak berada di tempat.
“Kita sangat menyayangkan bila Pak Gubernur dan Wakil Gubernur NTT masih memberikan ijin kepala daerah melakukan perjalanan dinas keluar NTT. Padahal, bupati adalah pengambil kebijakan strategis dalam menangani isu corona yang sangat meresahkan warga masyarakat. Memberikan ijin kepada bupati keluar daerah di tengah isu virus corona sama halnya membuat warga masyarakat di kampung halaman kian sedih. Kami mohon agar hal ini menjadi perhatian Bapak Gubernur dan Wakil Gubernur,” lanjut Polce Ruing.
Warga asal Lembata lainnya, Ansel Deri, mengaku pihaknya sudah menyampaikan kepada Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur melalui Wakil Gubernur Josef Nae Soi agar memperhatikan juga persoalan penyebaran Covid-19 di Lembata tatkala Bupati Lembata dikabarkan tak berada di Lewoleba, kota Kabupaten Lembata.
“Terkait Corona, melalui Pak Wakil Gubernur Jos Nae Soi, saya juga meminta agar Pemerintah Provinsi NTT juga memberi perhatian terkait pencegahan dan penanganannya. Apalagi, sejak informasi terkait corona mencuat di NTT, ada dua warga Lembata disebut-sebut sebagai orang dalam pemantauan (ODP) yang diduga terpapar virus corona. Kalau benar Pak Bupati Lembata sudah menjalankan tugas keluar daerah sejak Rabu, 18 Maret 2020, maka sebaiknya Pak Gubernur atau Wakil Gubernur meminta agar perjalanan dinas keluar daerah yang tidak urgen ditunda dulu,” ujar Ansel Deri, warga Kelurahan Kebon Manggis, Matraman, Jakarta Timur asal kampung Kluang, Lembata.
Menurut Ansel, jika informasi Bupati Lembata masih di Jakarta atau Bekasi, Jawa Barat benar adanya, pihaknya meminta agar setelah tiba di NTT maka Pemerintah Provinsi melalui Satuas Tugas Penanggulangan Covid-19 NTT mengambil langkah-langkah strategis agar mereka yang baru dari daerah Jawa atau sekitarnya perlu dikarantina guna mengindari penyebaran Covid-19 kepada warga lain.
Hal ini, ujar Ansel, sangat penting mengingat Kota Bekasi merupakan salah satu wilayah di Jawa Barat yang potensial terjadinya penyebaran virus korona. Apalagi, sejak Selasa (17/3/2020) lalu, Walikota Bekasi Rahmat Effendi sudah mewacanakan pembatasan aktivitas warganya yang bekerja di DKI Jakarta. Pembatasan tersebut ditempuh guna mencegah penyebaran virus korona di wilayahnya.
“Warga Kota Bekasi yang bekerja di Jakarta sangat banyak sehingga beliau berencana menutup akses ke DKI Jakarta. Ini bentuk kepedulian Pak Walikota terhadap keamanan warganya,” kata Ansel.
Bupati Lembata Eliazer Jantji Sunur seperti dilansir Humanitarianjournal, Rabu (25/3/2020) menyebutkan, dirinya akan kembali ke Lembata lusa, (besok, 27/3/2020) setelah berkoordinasi dengan pemerintah provinsi dan pusat berkaitan pembenahan RSUD Lewoleba sebagai salah satu rumah sakit rujukan Covid-19. Ia bahkan siap melakukan karantina mandiri setibanya di Lembata sebab dirinya akan berubah status menjadi Orang Dalam Pemantauan (ODP) Covid-19.
“Saya akan ikut protokol kesehatan, ikut self distancing, saya harus pisah. Nah, masyarakat yang ODP juga harus diatur, dijaga pola hidup, pakai masker, jangan bersentuhan agar terhindar dari Vocid-19,” ujar Bupati Sunur.
Wakil Bupati Lembata Dr. Thomas Ola Langoday yang dikonfirmasi mengatakan, informasi yang diterimanya, Bupati Lembata akan kembali di Lewoleba pada akhir bulan Maret. Hal yang sama juga disampaikan Sekda Lembata Paskalis Ola Tapobali yang dihubungi, mengatakan bahwa orang nomor satu di Lembata itu baru akan kembali di Lembata pada akhir bulan Maret. *)Lagamaking
Editor: Laurens Leba Tukan