Perang Tanding di Adonara, Wabub Minta Warga Jangan Terprovokasi

3401
Aparat keamanan sedang berjaga di di Desa Sandosi, Kecamatan Witihama, Pulau Adonara, Kabupaten Flores Timur. Foto: Dokumen Wabub Flotim

KUPANG,SELATANINDONESIA.COM – Perang tanding antar suku kembali terjadi di desa Sandosi, Kecamatan Witihama pulau Adonara, Kabupaten Flores Timur pada Kamis (5/3/2020).

Kepala Kepolisian Resort (Kapores) Flores Timur, AKBP Deny Abraham yang dihubungi SelatanIndonesia.com dari Kupang membenarkan bahwa adanya konflik tersebut. “Sementara diketahui bahwa permasalahan lahan, bentrok terjadi spontan saat kedua suku ketemu di lokasi kebun. Sudah ada anggota dari Polres dan Polsek geser ke TKP dan dua SST plus Kodim,” ujar Kapolres Deny.

Dikatakan Kapolres, persoalan lahan ini sudah terjadi sejak tahun 80- an dan telah ada upya mediasi yang dilakukan oleh pemerintah daerah dan aparat tetapi belum ada titik temu.

Wakil Bupati Flores Timur Agus Payong Boli yang dihubungi mengatakan, ada dua suku di desa Sandosi, Kecamatan Witihama melakukan perang tanding memperebutkan lokasi tanah yang namanya Wulewata, Bani.

“Saya baru komunikasi lewat telepon dengan BPD dan aparat desa Sandosi dan diketahui korban meninggal dunia 6 orang dan luka-luka belum di ketahui karena lokasinya cukup jauh dari desa Sandosi,” sebut Wabub Agus Boli.

Dia juga meminta pemerintah desa Sandosi agar menghimbau suku-suku lain agar jangan terprovokasi. “Masing-masing suku yang bertikai menahan diri supaya jangan lagi bertambah korban,” katanya.

Wabub Agus Boli juga mengingatkan kepada semua camat Se daratan pulau Adonara dan desa-desa lain agar menghimbau dan menahan masyarakatnya jika punya niatan membantu suku-suku yang lagi bertikai di desa Sandosi. Pasalnya, di Adonara secara Lamaholot ada namanya “nara” atau sekutu lintas desa dan wilayah.

“Biarkan pemerintah dan aparat keamanan menyelesaikan masalah yang ada. Kepada warga masyarakat agar tidak boleh membuat di medsos hal-hal yang provokatif peruncing keadaan disana. Jika ada yang menulis bernada provokatif alias ujaran kebencian maka saya minta Kapolres  segerah menangkap pihak-pihak yang dengan sengaja provokasi para pihak,” jarnya.

Wabub Agus Boli juga meminta pihak Kepolisian dan TNI agar mengirim pasukan lebih banyak dan siaga di desa Sandosi dan sekitarnya sebelum korban di bawa masuk kampung karena situasi rusuh bisa saja terjadi saat itu.

“Kepada seluruh warga Lamaholot Flores Timur mari kita mendoakan agar masalah ini segerah di selesaikan dan korban tidak lagi bertambah. Pemerintah juga menyampaikan turut berdukacita atas tragedi kematian saudara-saudara kita di Sandosi dalam konfik tanah ini. Semoga Tuhan menghapus dosa mereka dan menerima arwah mereka di sisi-Nya dan keluarga dikuatkan dalam kedamaian sejati,” kata Agus Boli. ***Laurens Leba Tukan/Vian Kewohon

Center Align Buttons in Bootstrap