TTS,SELATANINDONESIA.COM – Anggota DPRD TTS Yudit Arifus Selan menjadikan usaha tempat wisata payung yang digagasnya menjadi contoh bagi warga Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) Provinsi Nusa Tenggara (NTT) untuk membuka usaha dibidang pariwisata. Pasalnya, topografi wilayah Kabupaten TTS sangat menarik untuk dikelolah baik oleh pemerintah, kelompok masyarakat maupun usaha perorangan.
“Yang saya buat ini (wisata taman payung) sebenarnya contoh bagi warga masyarakat untuk membuka usaha pariwisata yang menarik untuk dikunjungi. Karena secara topografi wilayah TTS ini sangat indah dengan cuaca yang sejuk untuk dikelolah sebagai tempat wisata yang menarik untuk dikunjungi,” urai Yudit Selan di Tublopo Sabtu, (29/2/2020).
Anggota DPRD dari Fraksi Partai Demokrat ini mengatakan, sejak dibuka secara resmi oleh Bupati TTS EPY Tahun pada tanggal 8 Februari 2020 lalu, keuntungan yang diperolehnya sudah lebih dari Rp 20 juta.
“Sampai dengan sekarang ini kita sudah mendapat keuntungan lebih dari 20 juta. Satu minggu setelah dibuka, dana yang dikeluarkan sebagai modal usaha sudah kembali,” ucap Yudit yang mengaku mengeluarkan modal untuk membeli payung, tali dan beberapa bahan lainnya sebesar 10 juta rupiah.
Dikataknnya, dalam satu hari taman wisata payung miliknya dikunjungi lebih dari 200 orang. Tarif karcis yang dipatoknya adalah, untuk orang dewasa maupun anak-anak harga karcisnya sama yaitu Rp. 10.000/orang.
Untuk mengakses lokasi wisata payung ini, jaraknya tidak jauh dari Soe, Ibu Kota Kabupaten TTS yaitu hanya 4 Km arah menuju Kabupaten Timor Tengah Utara. Letaknya persisi di pinggir jalan Nasional yaitu Jalan Timor Raya Desa Tublopo, Kecamatan Amanuban Barat.
Dari Kota Soe, para penikmat taman wisata payung bisa menggunakan kanedaraan umum dan jasa ojek dengan harga yang murah meriah. Meski dengan biaya yang murah, para penikmat wisata bisa merasakan suasana yang sejuk dengan tanaman bunga matahari yang ada di Kawasan wisata payung.
Menurut Yudit, kedepannya ia bersama para kaum muda di desanya mengusung konsep baru yaitu semua fasilitasi di arena wisata payung itu 90% menggunakan bahan lokal. “Kita akan kembangkan menjadi tempat wisata bagi masyarakat dengan menyediakan aneka kuliner lokal untuk memberdayakan masyarakat petani di wilayah ini,” ujar Yudit.**Paul Papa Resi