KUPANG,SELATANINDONESIA.COM – Kabupaten Sumba Tengah yang kini dipimpin Bupati Paulus S.K. Limu bakal menjadi pemasok kebutuhan daging sapi untuk Indonesia. Pasalnya, permintaan kebutuhan daging sapi untuk konsumsi oleh masyarakat kian meningkat.
Dalam keterangan tertulis yang diterima SelatanIndonesia.com di Kupang dari Humas Pemda Sumba Tengah disebutkan, saban tahun, masyarakat Indonesia membutuhkan sekitar 350.000 hingga 400.000 ton daging sapi. Jika dikonversikan, jumlah tersebut setara dengan 1,7 – 2 juta ekor sapi potong setiap tahun.
Hal itu disampaikan Investor Bussines Plan Rudy Samapati dalam paparannya dihadapan Bupati Sumba Tengah Paul S.K. Limu dan Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Sumba Tengah, Ainy Umbu Sulung, S.Pt beserta jajarannya di Rumah Jabatan Bupati Sumba Tengah, Rabu (26/2/2020).
Menurut Rudi, Sumba Tengah sangat berpotensi dan diharapkan menjadi produsen daging sapi untuk Indonesia. Dikatakannya, kebutuhan masyarakat Indonesia mengkonsumsi daging sapi adalah 2,7 kg/hari/tahun. “Jumlah ini akan terus meningkat kedepan tidak saja dalam negeri saja, tetapi bisa sampai keluar negeri. Saat ini kebutuhan daging sapi untuk Kabupaten Sumba Barat dan Kabupaten Sumba Tengah minimal 500 kg/hari,” katanya.
Rudi menambahkan, visi kegiatan ini untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas daging ternak sapi sehingga Kabupaten Sumba Tengah dapat menjadi sentra produksi daging sapi pada tahun 2030 mendatang. Ia melihat beberapa lahan di Sumba Tengah yang sangat berpotensi untuk dikembangkan sehingga dia bertekad untuk menawarkan kerjasama dengan Pemda melalui Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan agar kegiatan ini bisa terlaksana.
Bupati Sumba Tengah, Drs. Paulus S. K. Limu saat itu langsung merespons rencana besar itu. “Prinsipnya, saya sangat setuju dan mendukung ini, segera berdiskusi dan buatkan konsep yang baik dan tepat karena dirasa sangat cocok. Oleh karena itu dibutuhkan komitmen, kerja keras dan fokus serta rendah hati, ini yang menjadi hal utama untuk melakukan pekerjaan dengan baik,” ujar Bupati Paulus.
Mantan Kepala Inspektorat Provinsi NTT ini meminta agar segera dilakukan survey dan pemantauan pada wilayah di Kecamatan Mamboro dan Kecamatan Umbu Ratu Nggay yang masih mempunyai lahan untuk dikembangkan. “Buat perencanaan dan sistemnya lalu diuji coba, tetapi yang paling penting ada air dan lahan yang luas untuk dikerjakan, seperti contoh di desa Maradesa Selatan ada embung yang airnya tidak pernah kering dan topografi wilayahnya juga sangat bagus dan menjanjikan untuk dikembangkan. Juga di desa-desa lain yang punya potensi air dan lahan yang memungkinkan silahkan disurvey dan dipantau jika dirasa cocok,” ujarnya.
Terkait anggaran, Bupati Paulus mengatakan, jika anggaran masih kurang akan dicarikan solusi bisa lewat APBD atau APBN, dan bahkan bisa juga lewat Kementerian terkait atau sumber-sumber lainnya yang bisa membantu untuk kegiatan dimaksud.
Bupati Paulus mengharapkan, melalui kegiatan itu sektor riil masyarakat dapat berjalan di lokasi tersebut, sehingga geliat pergerakan ekonomi masyarakat akan timbul untuk menolong mereka dari kemiskinan.
Itu pasalnya, kata dia, untuk mendukung kegiatan ini tidak hanya sektor peternakan saja, tetapi didalamnya ada sektor pertanian dan sektor pariwisata yang ikut terlibat.*)Humas Sumba Tengah
Editor: Laurens Leba Tukan