
TTS,SELATANINDONESIA.COM – Maksi Nenanbu ayah kandung korban Imar Nenabu yang dibunuh oleh paman kandungnya Yusty Robison Timaubas mempertanyakan keputusan penyidik Polsek Kualin, Polres Timor Tengah Selatan yang telah mengabulkan permintaan dari keluarga pelaku untuk membebaskan dari sel tahanan yang mengakibatkan pelaku menghabisi nyawa anaknya dan melukai adik serta ayah tiri pelaku.
“Saya sebagai bapak dari Imar Nenabu mempertanyakan apa alasan polisi mengeluarkan pelaku dari tahanan sehingga dia tega membunuh anak saya yang merupakan ponakan kandungnya,”tanya Maksi heran.
Ditemui dikediamannya di Desa Kualin Kecamatan Kualin Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) Senin (24/2/2020), Maksi Nenabu didampingi istrinya Ranci Timaubas dan sanak keluarganya menuturkan, ikwal kejadian awal hingga anaknya dibunuh. Pada tanggal 15 Desember 2019 silam istrinya Rinca Timaubas dipukul oleh Robinson Timaubas yang merupakan saudara tiri pelaku tanpa sebab yang jelas. Kasus pemukulan tersebut kemudian oleh istrinya dan Maksi melapor ke Polsek Kualin. Sebelum memukul Rinca, Robinson telah melakukan penganiayaan terhadap Nitanel Bianome yang juga ipar kandungnya.
“Sebelum dia (Robinson) pukul istri saya, dia sudah aniaya terlebih dahulu Nitanel Bianome suami dari saudari kandungnya,” tutur Maksi yang diamini istri dan sanak saudaranya.
Atas perbuatan pelaku Maksi bersama istrinya melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Kualin untuk diproses secara hukum. “Memang pada saat itu juga polisi menjemput Robi dan langsung ditahan. Tapi pada tanggal 22 Desember 2019 polisi membebaskan dia tanpa ada perdamaian berupa surat pernyataan damai antara istri saya dengan Robi,” tutur Maksi.
Kapolsek Kualin IPDA Simon Petrus Ninu yang dikonfirmasi diruang kerjanya Senin (24/2/2020) menyampaikan alasan penyidik mengijinkan Yusty Robinson Timaubas kembali ke rumah atas permintaan keluarga Robi bersama dengan Kepala Desa Oni, Charles Hauteas dengan tujuan agar Robinson hendak meminta maaf kepada saudarinya dan menyelesaikan kasus tersebut secara kekeluargaan.
“Kita ijinkan pelaku pulang ke rumah atas permintaan keluarga pelaku yang datang bersama Kepala Desa Oni, Charles Hauteas. Mereka beralasan untuk diselesaikan secara kekeluargaan atau damai,” ucap Kapolsek Ninu.

Kapolsek yang mengaku akan pensiun pada 1 Oktober 2020 mendatang ini mengatakan, semenjak Robinson diijinkan pulang ke rumah untuk penyelesaian secara kekeluargaan, pihaknya menunggu laporan atau berita  baik Kades Oni maupun Robinson terkait hasil penyelesaian secara kekeluargaan (damai) sebagaimana yang dijanjikan.
“Kami tunggu kabar penyelesaian secara kekeluargaan sampai dimana. Tapi sampai dengan kejadian berikutnya yakni penganiayaan dan pembunuhan tanggal 21 Januari 2020 mereka tidak dating menyampaikan hasil. Salahnya kami tidak memantau perilaku dari Robi. Karena kami berkeyakinan bahwa kasus pemukulan oleh Robi terhadap saudari tirinya bisa diselesaikan oleh mereka. Karena satu mama namun bapanya Robi dengan bapanya Rinca kaka adik kandung,” jelas Kapolsek Ninu.
Kapolsek Ninu juga tidak keberatan jika keluarga Maksi Nenabu mengambil langka hukum lain yakni melaporkan ke Propam Polda NTT mengenai kode etik yang berlaku di Polri. “Kalau mereka mau lapor kami ke Propam Polda ya silakan. Nanti kami akan jelaskan,”pangkas Ninu.
Untuk diketahui, Yusty Robinson Timaubas pada tanggal 21 Januari 2020 lalu telah menghabisi nyawa ponakanya Imar Nenabu dan menganiaya ayah tirinya Piter Timaubas dan adik kandungnya Heridion Timaubas.
Alasan pembunuhan dan penganiayaan terhadap ketiga korban tersebut sebagaimana disampaikan Kasat Reskrim Polres TTS IPTU Jamari beberapa waktu lalu karena pelaku merasa sakit hati kepada keluarganya yang tidak pernah menjenguknya pada saat pelaku ditahan di Mapolsek Kuali atas kasus penganiayaan terhadap saudarinya Rinca Timaubas pada tanggal 15 Desember 2019 silam. Kini pelaku sedang ditahan di Mapolres TTS untuk diproses lebih lanjut. **Paul Papa Resi