
LEMBATA,SELATANINDONESIA.COM – Ritual “Guti Nale” di Desa Pasir Putih, Kampung Mingar Kecamatan Nagawutung Kabupaten Lembata diyakini sebagai tenda kemakmuran, pembawa rejeki, keselamatan dan kesuburan alam serta hasil panen yang melipah.
Prosesi adat “Guti Nale” adalah aktifitas masyarakat adat di Mingar ketika mengambil nale (sejenis cacing laut berwarna hijau dan coklat yang sangat halus) untuk dibawah ke darat untuk dimakan, dan jika berkelebihan akan dijual.
Pemerintah Daerah Kabupaten Lembata, melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, menggelar Festival Guti Nale yang dilaksanakan di desa Pasir Putih, Kampung Mingar Kecamatan Nagawutung pada 15-16 Februari 2020. Festival ini telah ditetapkan menjadi agenda rutin Pemda Lembata sehingga dilakukan setiap tahun pada bulan Februari.
Bupati Lembata, Eliaser Yentji Sunur dalam pembukaan seremonial Festival Guti Nale, Sabtu (15/2/2020) mengatakan, festival itu digelar sebagai salah satu strategi pemerintah dalam mengeksploitasi budaya secara ekonomi tanpa menghilangkan nilai-nilai luhur. “Ini pengembangan atraksi budaya yang dinamakan Festival Guti Nale, untuk menjaga tradisi atau budaya, agar tetap berjalan dan secara turun temurun tetap dijaga kelestariannya,” ujar Bupati Sunur.
Bupati Sunur menambahkan, kegiatan Festival Guti Nale juga digelar untuk mengeksploitasi hal-hal menarik yang ada di desa, sejalan dengan kebijakan dalam rantai ekonomi #Lembata2.0 khususnya travel village.
“Dalam travel village adanya kegiatan pengembangan struktur budaya dan pengembangan atraksi dalam rangka tetap menjaga tradisi budaya sehingga tetap terpelihara dan beregenerasi,” ujarnya.
Ketua DPD II Golkar Kabupaten Lembata ini mengatakan, tradisi ini bukan hanya untuk orang tua saja, tetapi anak-anak muda yang menjadi pilihan orang tua bisa menggantikan posisinya kedepan.
Kesempatan yang sama, Wakil Bupati Lembata DR. Thomas Ola Langodai memberikan apresiasi kepada seluruh masyarakat Kecamatan Nagawutung kerena dengan caranya masing-masing mendukung dan turut mensukseskan Festival Nale tahun 2020.
“Kepada seluruh masyarakat Kecamatan Nagawutung, kami sangat berterima kasih karena sudah sangat membantu pemerintah dalam event ini. Ini kali kedua semenjak tahun 2019 kita lakukan. Kegiatan ini penuh dengan catatan sejarah dan nilai-nilai historisnya. Kita sama-sama perlu merawat sehingga senantiasa tetap eksis”.
Thomas Ola menambahkan, Festival Guti Nale adalah momentum penting dalam menelusuri keajaiban kukum alam melalui prosesi adat, memastikan kehebatan warisan budaya dan nilai-nilai kearifan lokal untuk dilestarikan oleh generasi muda.
Andreas Puri Papang, salah satu tokoh masyarakat Kampung Mingar menaruh bangga kepada Pemkab Lembata karena dengan festival ini, mampu meperkenalkan kepada banyak orang bahwa ada sebuah atraksi budaya yang unik di daerahnya yang senantiasa hidup dan mengakar sampai sekarang. “Pemda Lembata, Bupati dan Wakil Bupati, juga Ketua DPRD Lembata sudah membantu kami melalui Festival Guti Nale ini. Ini tahun ke dua dari kegiatan yang sama di tahun lalu. Kami berharap kedepannya lebih tetap lebih baik lagi,” ujarnya berharap.
Andreas Puri Papang adalah salah satu tokoh adat yang melakukan ritual adat atau seremonial adat di Koker Bale (tempat sakral berritual) sebelum melakukan serangkaian ritual adat lainnya di Pesisir Pantai Pasir Putih Mingar. Turut hadi dalam acara itu Ketua DPRD Lembata, Piter Gero, Anggota DPRD Piter Bala Wukak, Kadis Pariwisata Apol Mayan, Rombongan Forkopimda, Camat Nagawutung Kalusaba Musatdir SH dan masyarakat Desa Pasir Putih dan warga desa sekitar.** Tedy Laga Making