Rayakan Hari Kasih Sayang, OSIS SMAN 1 Lewolema Gelar Literasi Kepemimpinan

464
Ketua Asosiasi Guru Penulis Indonesia (Agupena) Flores Timur Maksimus Masan Kian ketika tampil sebagai narasumber di acara workshop dasar Literasi dan Kepemimpinan di Aula Kantor Desa Bantala, Kecamatan Lewolema, Kabupaten Flores Timur, Jumat (14/2/2020). Foto: Koleksi Pribadi Maksimus Masan Kian

LARANTUKA,SELATANINDONESIA.COM – Kreasi unik dilakukan Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) SMA Negeri 1 Lewolema pada Hari Valetine, Jumat (14/2/2020). Ketika kebanyakan kaum milenial merayakan hari kasih sayang dengan kegiatan pesta dan hura-hura, para pelajar di Lewolema, Kabupaten Flores Timur mengkreasikan kegiatan dengan workshop dasar literasi dan kepemimpinan. Dua kegiatan ini oleh OSIS SMAN 1 Lewolema dipandang strategis dalam menghidupkan wadah resmi di sekolah sebagai ruang belajar menata masa depan.

Theresia Hewen, Ketua OSIS SMAN 1 Lewolema, berprinsip bahwa, momentum Valentine tidak harus diisi dengan hiburan semata seperti pada umumnya, melainkan dijadikan sebagai kesempatan untuk belajar meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan juga pengalaman.

“Valentine, Hari Kasih Sayang, oleh generasi muda dipahami sebatas pada gelaran acara hiburan semata. Bagi kami OSIS SMAN 1 Lewolema, dan ini sudah menjadi prinsip bahwa, setiap momentum mesti diisi dengan hal yang bersifat edukasi. Butuh ruang dan waktu yang diefektifkan sebagai ruang belajar mendapatkan pengetahuan, keterampilan dan pengalaman,” katanya.

Dikatakan Theresia, pada momentum Valentine ia dan seluruh siswa menggelar dua kegiatan. Pertama literasi, tentang bagaimana para pelajar menyentuh rasa sebagai inspirasi menulis dan kepemimpinan bagaimana kami melatih kepercayaan diri, dan bertanggungjawab kepada sekolah maupun masyarakat melalui wadah OSIS.

Sedikitnya 20 Pengurus dan 40 anggota terlibat dalam kegiatan workshop dasar Literasi dan Kepemimpinan di Aula Kantor Desa Bantala, Kecamatan Lewolema, Kabupaten Flores Timur. Masing-masing peserta hadir membawa alat tulis, buku dan bahan bacaan yang selama ini lewat program literasi sekolah 15 menit membaca, digunakan sebagai sumber dan referensi dalam membaca di sekolah.

Kepala SMAN 1 Lewolema Yohanes Riberu, dalam sambutan pembukaan mengatakan, salah satu isu strategis bangsa saat ini adalah literasi. Dimana, literasi sudah menjadi gerakan nasional sebagai jembatan pembentukan karakter anak bangsa. Literasi sudah menjadi kebutuhan vital segenap insan pendidikan.

Disebutkan, melalui Permendikbud Nomor 23 Tahun 2015, telah diluncurkan regulasi yang mengatur tentang Penumbuhan Budi Pekerti dengan program kongkritnya yaitu pembiasaan siswa membaca buku non mata pelajaran 15 menit sebelum masuk kelas. “Literasi sudah menjadi gerakan nasional sebagai jembatan pembentukan karakter anak bangsa. Literasi sudah menjadi kebutuhan vital satuan segenap insan pendidikan. Dengan demikian, segenap warga sekolah mesti memandang serius dan penting penanaman nilai -nilai literasi di kalangan anak,”kata Yohanes

Bekas Kepala SMAN 1 Titehena ini menambahkan, selain pentingnya literasi, saat ini bangsa mengalami krisis kepemimpinan. Jika ini dibiarkan, suatu saat nanti kita akan kesulitan mendapatkan pemimpin yang berkualitas dan berbobot. “Seorang pemimpin tidak dilahirkan dan langsung jadi. Pemimpin butuh tangga-tangga latihan. Dan wadah OSIS adalah ruang yang tepat untuk belajar. Kita saat ini sedang krisis kepemimpinan, butuh keseriusan dalam persiapan generasi muda menjadi pemimpin,”ungkap Yohan.

Maksimus Masan Kian, Ketua Asosiasi Guru Penulis Indonesia (Agupena) Flores Timur yang tampil sebagai narasumber di acara itu mengatakan,  literasi dan kepemimpinan adalah paket terbaik yang bisa diajarkan kepada siswa dalam menata masa depan.

“Literasi dan kepemimpinan, ini paket terbaik dalam membentuk karakter dan menanta masa depan generasi muda. Literasi kita dilatih bagaimana berbahasa dengan baik. Kita mendapat ruang dan kesempatan menjadi pembaca yang cerdas dan tekun hingga menjadi penulis yang terampil,” sebutnya.

Menurut Maksimus, seorang literat, dalm berkomunikasi selalu tertata dengan baik. “Pembicaraannya sistematis dan terstuktur juga berisi, sebab seorang yang literat sudah tentu memiliki banyak referensi. Dan ini, menjadi modal terbaik bagi seorang pemimpin. Seorang pemimpin tidak terlepas dari kemampuan public speaking. Dan salah satu faktor mendukung public speaking seseorang adalah literasi yang baik.  Kualitas pembicaraan seorang pemimpin, gagasan atau ide akan lahir hingga inovasi tercipta jika seorang pemimpin banyak membaca juga menulis. Literasi dan kepemimpinan paket yang luar biasa membentuk pribadi generasi muda,”kata Maksi.

Para peserta nampak antusias baik pada praktek menulis sederhana, juga mengikuti praktek kepemimpinan seputar manajemen organisasi, membangun kerja sama dan kreasi program kerja,  bagaimana strategi berbicara di depan umum, teknik berdebat, berdiskusi, pidato dan lain-lain.

Pada puncak kegiatan dirumuskan beberapa program tindak lanjut yang akan dilaksanakan untuk terus mengasah kemampuan dasar yang sudah diterima hari itu.**Iksam.

Center Align Buttons in Bootstrap