GESER UNTUK LANJUT MEMBACA
Berita Hari Ini NTT Daerah Hukrim Nusantara
Beranda / Nusantara / Riko Wangge, Polisi Beruntung yang Membonceng Mensos Risma dari Loksai Bencana ke Helipad Jokowi di Adonara

Riko Wangge, Polisi Beruntung yang Membonceng Mensos Risma dari Loksai Bencana ke Helipad Jokowi di Adonara

Menteri Sosial RI, Tri Rismahairini ketika dibonceng oleh Ipda Riko Wangge dari Desa Nele Lamadike menuju Desa Nobo, Kecamatan Ile Boleng, Pulau Adonara, Kabupaten Flores Timur, NTT, Jumat (9/4/2021) Foto: Dok. RikoWangge

ADONARA,SELATANINDONESIA.COM – Iptu Markus F. S. Wangge, alias Riko Wangge, Kasat Intelkam Polres Flores Timur ini termasuk salah seorang yang beruntung dari kunjungan Presiden RI Joko Widodo di Nele Lamadike Kecamatan Ile Boleng, Pulau Adonara, Kabupaten Flores Timur, Jumat (9/10/2021).

Betapa tidak, Riko Wangge berkesmpatan membonceng Menteri Sosial RI Tri Rismaharini dengan sepeda motor dari lokasi kunjungan Presiden di Nele Lamadike ke Desa Nobo tempat helipad Presiden Jokowi. Jarak dari lokasi kunjungan Presiden ke lokasi Helipad sekitar 1,5 Km.

Kepada SelatanIndonesia.com, Sabtu (10/4/2021), Riko Wangge mengatakan, ia sangat senang dan bangga bisa membonceng Ibu Mensos. “Saat itu Ibu Mensos ketinggalan dari rombongan Presiden, ketika Bapak Presiden selesai mengunjungi lokasi bencana di Desa Nelelamadike, Kecamatan Ileboleng, semua rombongan RI 1 langsung menuju mobil masing-masing dan meninggalkan lokasi menuju Desa Nobo tempat pendaratan Helikopter. Ibu Risma ketingalan karena masih mengecek pendistribusian bantuan Kemensos bagi para pengungsi korban longsor,” sebut Riko.

Dikishakna, Ibu Mensos Risma berjalan kaki dengan beberapa orang warga lebih kurang dari lokasi sudah sejauh 100 meter menuju lokasi pendaratan Helikopter.

“Melihat ibu Mensos berjalan kaki dengan beberapa orang saya berinisiatif mengambil sepeda motor untuk mengantar ibu Mensos ke lokasi pendaratan Helikopter, karena jaraknya cukup jauh sekitar 1,5 Km. Ketika saya mendekat langsung saya menawarkan diri dan memperkenalkan diri untuk mengantar ibu Mensos menggunakan sepeda motor,” ujarnya.

Dari Peluh Umat, Berdirilah Rumah Bunda Selalu Menolong di Kambajawa

Menurutnya, semula Mensos Risma masih ragu terhadap tawaran Riko Wangge untuk mengantarnya menggunakan sepeda motor. “Beberapa orang yang bersama ibu Mensos mengenali saya sebagai Anggota Polri, akhirnya Ibu Mensos juga setuju untuk dibonceng. Melihat saya membonceng ibu Risma beberapa anggota Polri lainnya langsung mengawal dan membuka jalan karena banyak sekali  warga sepanjang jalan mengejar dan mengikuti iringan  rombongan mobil Presiden,” katanya.

Ipda Riko Wangge ketika membonceng Menteri Sosial Tri Rismahairini dari Desa Nele Lamadike menuju Desa Nobo, Kecamatan Ile Boleng, Pulau Adonara, Kabupaten Flores Timur, NTT, Jumat (9/4/2021) Foto: Dok. RikoWangge

Riko Wangge mengaku sangat senang dan bangga bisa membonceng Ibu Mensos. “Saya sangat terharu dan bangga, seorang ibu yang dari pandangan saya sudah cukup  lelah berjalan kaki dibawah panasnya matahari, tetapi tetap semangat karena mengasihi warga Adonara yang dilandah bencana.  Saya berdoa semoga ibu Mensos diberikan kekuatan, kesehatan yang baik dan semoga Ile Boleng, Leluhur Lewotanah menjaganya dalam  mendedikasikan hidupnya bagi NKRI tercinta,” ungkap Riko Wangge.

Berikut Rekam Jejak Prestasi Riko Wangge sejak November 2019 bertugas di Polres Flores Timur

  1. Menyelesaikan persoalan Kapela Tuan Ana Larantuka Flotim terkait pengerusakan kunci Kapela.
  2. Menyelesaikan permasalahan secara adat terkait pencemaran nama kebelen Lewo atau kepala suku di Desa Harubala, Kecamatan Ile Boleng.
  3. Menyelesaikan kasus pembakaran rumah dan tuduhan santet di Desa Bukit Seburi 1 Kecamatan Adonara Barat.
  4. Mengungkap kasus pembunuhan di Desa Sandosi yang menyebabkan 6 orang meninggal dunia.
  5. Menyelesaikan secara adat saling kalim tanah Ulayat di Kecamatan Tanjung Bunga Kabupaten Flotim.
  6. Menyelesaikan secara adat penyerangan antar pemuda di Desa Riang Korek dan Desa Kawaliwu
  7. Menyelesaikan masalah tanah HGU PT. Rerolara Hokeng, bahkan ia hampir ditebas dengan parang.

Riko Wangge memilih penyelesaian berbagai tindakan kriminal di daerah tugasnya dengan menggunaka pendekatan adat. “Banyak persoalan keamanan yang saya tangani dengan menggunakan pendekatan adat mulai potong kambing, minum darah, tikam tanah, sumpah adat, dan sebagainya untuk menyelesaikan berbagai masalah,” ujarnya.

Bahkan, perselisihan antara oknum anggota TNI dan Polri juga ia menggunakan pendekatan adat dalam penyelesian damai. “Kita pake adat, bunuh babi  untuk perdamaian  di Istana Raja Larantuka untuk mendamaikan anggota TNI dan Polri yang berselisih paham,” katanya.***Laurens Leba Tukan

Ketika Bank NTT dan Lembata Menjahit Mimpi di Jalur Wisata

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

× Advertisement
× Advertisement