Sumba Timur berbenah di garis pantai, menjemput investasi kelautan yang berkelanjutan.
WAINGAPU,SELATANINDONESIA.COM – Rabu pagi, (18/6/2025), Aula Patola Kamba di Kompleks Setda Sumba Timur terasa lebih ramai dari biasanya. Di hadapan jajaran Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dan perwakilan pemerintah pusat, Bupati Sumba Timur Umbu Lili Pekuwali membuka rapat koordinasi penting, memetakan arah masa depan pesisir melalui program Lautan Sejahtera (LAUTRA), Komponen 2.
Didampingi oleh Wakil Bupati Yonathan Hani dan Sekda Sumba Timur, Bupati Umbu Lili menyampaikan urgensi keterlibatan lintas sektor dalam mengawal program yang digagas bersama Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dan didanai oleh World Bank tersebut.
“Sumba Timur punya laut yang luas, tapi selama ini belum sepenuhnya menjadi tulang punggung ekonomi masyarakat. Program LAUTRA adalah momentum untuk membalikkan keadaan,” ujar Umbu Lili.
Fokus kegiatan LAUTRA di Sumba Timur berada di dua desa pesisir, Mondu dan Kaliuda, kawasan yang berbatasan langsung dengan wilayah konservasi laut. Pemerintah berharap, lewat pembangunan infrastruktur dan dukungan pemberdayaan masyarakat, desa-desa ini menjadi model pemanfaatan laut secara berkelanjutan.
Tahun ini, bantuan infrastruktur akan diserahkan dan dikelola langsung oleh desa. Pemerintah daerah menyiapkan skema pendampingan agar penerima manfaat mampu menjaga, mengelola, dan mengembangkan potensi kelautan di wilayahnya.
Analis Utama Pengusahaan Jasa Kelautan KKP yang turut hadir menyatakan, Sumba Timur memiliki kekayaan ekosistem yang jarang tersentuh. “Kunci keberhasilan ada pada kolaborasi pusat dan daerah. Kami ingin LAUTRA bukan sekadar proyek, tapi menjadi gerakan kemandirian masyarakat pesisir,” katanya.
Pertemuan ini juga menjadi kelanjutan dari rapat koordinasi sebelumnya yang dilakukan secara daring. Dalam rapat tatap muka ini, terbangun kesepahaman bahwa program LAUTRA bukan semata pembangunan fisik, tapi juga perubahan paradigma: dari laut sebagai latar belakang, menjadi halaman depan ekonomi daerah.
Jika berhasil, Mondu dan Kaliuda tak hanya menjadi desa dampingan, tetapi mercusuar perubahan pesisir Indonesia Timur.*/ProtokolST/Laurens Leba Tukan
Komentar