LEWOLEBA,SELATANINDONESIA.COM – Jumat pagi itu, aroma garam laut dari Teluk Lewoleba berpadu dengan semangat para pegawai Bank NTT yang mengenakan kaus putih bertuliskan angka “63”. Tak sekadar ulang tahun, ini adalah perayaan hidup: tentang layanan yang menjangkau pelosok, tentang dedikasi di tengah persaingan, dan tentang cinta yang dijahit melalui kerja sosial.
Bank NTT Cabang Lewoleba menandai hari jadinya yang ke-63 dengan rangkaian kegiatan sosial dan ekonomi kreatif. Mulai dari aksi bersih-bersih kota hingga kunjungan kasih ke dua panti asuhan yaitu Panti Asuhan Santo Wilhelmus di Kota Baru dan Eugenesmith di Lamahora. Di sana, para pegawai membagikan sembako dan pakaian layak pakai, menyelipkan doa diam-diam agar Bank NTT tetap menjadi rumah yang hangat bagi masyarakat Lembata.
“Bank NTT bukan sekadar tempat menyimpan uang. Ini rumah kita semua. Kami ingin tumbuh bersama masyarakat,” ujar Kepala Cabang Bank NTT Lewoleba, Egber Balukh dalam sela-sela kegiatan.
Selain kegiatan sosial, Bank NTT juga merangsang semangat internal dengan menggelar berbagai perlombaan: futsal, voli, catur, hingga lomba ketangkasan PlayStation antar unit kerja. Kegiatan puncak akan ditandai dengan jalan santai dan senam zumba massal pada Sabtu pagi, 12 Juli 2025. Acara itu akan dihadiri oleh Bupati Lembata dan dipandu empat instruktur profesional dari Kupang.
Lebih dari sekadar seremoni, perayaan ini menjadi titik temu antara institusi keuangan dan denyut nadi masyarakat. Lewat program-program UMKM dan pendampingan produk lokal, Bank NTT mendorong ekonomi kreatif di daerah yang kadang luput dari radar pusat.
“Transaksi di Bank NTT bukan cuma soal ekonomi, tapi soal membangun NTT,” ujar seorang pegawai senior yang ikut dalam rombongan anjangsana.
HUT ke-63 ini bukan hanya tentang usia. Ia tentang rekam jejak dan cita-cita. Dari Lewoleba hingga Larantuka, dari kota ke desa, Bank NTT sedang menulis babak baru: bahwa melayani bisa menjadi jalan sunyi menuju perubahan.*/ab/llt
Komentar