GESER UNTUK LANJUT MEMBACA
Eksbis
Beranda / Eksbis / Langkah Kuda di Pelataran Bank NTT

Langkah Kuda di Pelataran Bank NTT

Direktur Kepatuhan Bank NTT, Christofel Adoe ketika menutup Open Turnamen Catur Bank NTT tahun 2025

Dari pelataran kantor cabang hingga mimpi menjadi tuan rumah PON, turnamen catur Bank NTT membetot antusiasme 451 pecatur lintas daerah.

KUPANG,SELATANINDONESIA.COM –  Deretan meja catur berjejer rapi di pelataran Kantor Cabang Khusus Bank NTT, Kota Kupang, sejak Jumat, 18 Juli 2025. Di bawah gemerlap lampu malam dan semilir angin musim kering, ratusan pasang mata menatap tajam papan 64 kotak. Tak ada suara gaduh, hanya gemeretak langkah kuda, benteng, dan bidak yang mengantar para pecatur dari seluruh penjuru negeri bersaing dalam Open Turnamen Catur Bank NTT, menyambut ulang tahun ke-63 bank daerah itu.

Sebanyak 451 peserta dari NTT, Bali, NTB, hingga Jawa Timur dan Jawa Tengah hadir dalam ajang yang dipuji sebagai salah satu turnamen terbaik di wilayah timur Indonesia. Bekerja sama dengan Pengurus Provinsi Percasi NTT, Bank NTT tak sekadar memperingati hari jadinya. Mereka menyalakan api semangat olahraga berpikir—dan diam-diam merancang misi jangka panjang: menjadikan NTT sebagai pusat olahraga catur nasional.

Penutupan turnamen, Minggu malam 20 Juli 2025, berlangsung semarak. Direktur Kepatuhan Bank NTT, Christofel Adoe, yang menutup secara resmi kejuaraan ini, menyampaikan rasa terima kasih kepada seluruh peserta dan panitia.

“Selamat kepada para juara dan semua peserta yang sudah datang, bahkan dari luar NTT. Turnamen ini akan terus kami gulirkan setiap tahun. Ini bagian dari komitmen kami membangun sumber daya unggul di NTT,” ujar Christofel, sambil menyerahkan piala dan hadiah kepada para pemenang.

Menggenggam Daerah, Menatap Nasional: Peran Bank NTT dalam Roadmap BPD 2024–2027

Turnamen ini terbagi dalam tiga kategori: perorangan junior SD–SMP, internal Bank NTT, dan beregu terbuka. Hadiah uang tunai puluhan juta rupiah dan piala bergilir diserahkan kepada para juara. Di kategori beregu open, Bank NTT Cabang Soe Tim A berhasil keluar sebagai kampiun, disusul Bank NTT Kantor Pusat dan Jemaat Ebenhezer Oeba.

Ketua Percasi NTT, John Saragih, menyebut turnamen ini sebagai salah satu barometer perkembangan catur di Indonesia Timur. Ia bahkan menyelipkan mimpi besar: menjadikan NTT tuan rumah Kejurnas Catur 2026, dan bahkan tuan rumah cabang olahraga catur di PON 2028.

“Kami melihat gairah yang luar biasa. Turnamen seperti ini harus jadi agenda rutin. Tidak cukup hanya kompetisi—kita butuh pembinaan berjenjang agar NTT punya grandmaster sendiri suatu hari nanti,” kata Saragih.

Ajang ini tak hanya menjadi pertemuan atlet dan klub catur, tapi juga ruang silaturahmi yang mempertemukan institusi keuangan, komunitas pemuda, sekolah, hingga jemaat gereja. Di antara para juara ada siswa-siswa SMP, ASN Bank NTT, hingga tim Pemuda Batak Bersatu yang tampil mengejutkan.

Tak sedikit peserta menyebut turnamen ini sebagai “pecah telur” karena baru kali ini Kupang menggelar kompetisi catur lintas provinsi dengan sistem pertandingan profesional. Sejumlah sponsor seperti Jamkrida NTT, Askrida, Hitachi, Jasa Raharja Putera, dan PT Taspen ikut menopang logistik dan hadiah.

Bank NTT Jadi Penggerak Sinergi Ekonomi di Dili International Trade Expo 2025

Di balik papan-papan catur itu, Bank NTT diam-diam mengasah strategi. Turnamen ini adalah satu dari sekian cara mereka membangun jejaring sosial dan prestasi di luar dunia finansial. Menjadi bank pembangunan daerah bukan hanya soal kredit dan bunga, tapi juga tentang merawat ekosistem sosial NTT, termasuk lewat olahraga.

“Bank NTT ingin hadir lebih dekat. Kami tidak hanya bicara soal layanan keuangan, tapi juga ikut mendorong ekosistem yang kompetitif, positif, dan unggul, termasuk lewat olahraga seperti ini,” ujar Christofel Adoe.

Turnamen usai, pelataran kembali sunyi. Tapi langkah kuda yang telah digerakkan Bank NTT dan Percasi belum akan berhenti. Di meja tak terlihat, strategi jangka panjang terus disusun. Siapa tahu, dalam beberapa tahun ke depan, seorang Grandmaster lahir dari Larantuka atau Maumere dan itu semua dimulai dari pelataran kantor bank.*/AB/LLT

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

× Advertisement
× Advertisement