GESER UNTUK LANJUT MEMBACA
Berita Hari Ini NTT Otomatif
Beranda / Otomatif / H-1 Umbu Rudi Kabunang Tinjau Lintasan, Sumba Timur Siap Tancap Gas

H-1 Umbu Rudi Kabunang Tinjau Lintasan, Sumba Timur Siap Tancap Gas

Direktur Hukum IMI Pusat yang juga Anggota Fraksi Golkar DPR RI, Dr. Umbu Rudi Kabunang pose bersama panitia penyelenggara usai meninjau lokasi lintasan Drag Bike Gubernur NTT, Bupati Sumba Timur & Dr. Umbu Rudi Kabunang Cup 2025 di Kanatang, Kabupaten Sumba Timur, Jumat (27/6/2025). Foto: Anthony

Gubernur, Bupati, dan Umbu Rudi Kabunang Menyulap Arena Balap Jadi Panggung Kolaborasi Pembangunan

 

WAINGAPU,SELATANINDONESIA.COM — Di sore yang cerah itu, matahari mulai condong ke barat, suara raungan knalpot motor bersahutan dengan teriakan anak-anak muda yang memenuhi Lapangan GBY Kanatang. Arena lintasan berubah rupa, bukan lagi lapangan biasa, melainkan panggung energi, kecepatan, dan harapan.

Jumat sore (27/6/2025), Kanatang tak sekadar menjadi tuan rumah balapan motor. Ia menjadi saksi kolaborasi tiga tokoh: Gubernur NTT Emanuel Melkiades Laka Lena, Bupati Sumba Timur Umbu Lili Pekuwali, dan Anggota DPR RI sekaligus Direktur Hukum IMI Pusat, Dr. Umbu Rudi Kabunang.

Tiga figur, tiga poros kekuatan eksekutif, legislatif, dan komunitas menyatukan gagasan dalam satu lintasan: Drag Bike Gubernur NTT, Bupati Sumba Timur & Dr. Umbu Rudi Kabunang Cup 2025.

Restu Baru untuk NTT: Melki Laka Lena dan HIPMI Menyalakan Api Wirausaha Muda

“Ini bukan sekadar balap motor. Ini tentang menciptakan ekosistem. Tentang bagaimana anak muda, UMKM, dan sport tourism bisa tumbuh bersama,” ujar Umbu Rudi Kabunang, saat meninjau arena sehari sebelum lomba.

Dari Knalpot ke Kebijakan

Event ini, kata Umbu Rudi, bukan seremonial belaka. Ia bagian dari strategi pembinaan dan transformasi pemuda. “Kami targetkan juara umum bisa tampil di Kejurnas 2026. Jadi ini titik awal pembinaan, bukan puncak,” tegas politisi Golkar itu.

Dengan posisinya di Komisi XIII DPR RI dan kepengurusan pusat IMI, Umbu Rudi menjembatani dunia kebijakan, otomotif, dan akar rumput. Ia ikut menata standar regulasi, asuransi pembalap, dan edukasi keselamatan bagi peserta.

Sementara Gubernur Melki Laka Lena menjadikan event ini bagian dari etalase kebijakan ekonomi kreatif. Melalui One Village One Product dan Gerakan Beli Produk NTT, lintasan balap juga menjadi pasar produk lokal.

Gubernur Melki Kukuhkan Satgas Pengawasan Internal “Ayo Bangun NTT”

Tenda-tenda UMKM di sekitar arena tak kalah ramai dari paddock pembalap. Aneka kopi Sumba, tenun, dan kuliner khas dijajakan di bawah payung Bank NTT. “Kami gratiskan semua stand. Ini pesta rakyat. UMKM harus ikut naik kelas,” ujar Umbu Aryad, Ketua Panitia yang juga Ketua SOKSI Sumba Timur.

Akselerasi Akar Rumput

Sejak pendaftaran resmi dibuka 25 Juni, Waingapu mendadak sesak. Tim balap berdatangan dari berbagai penjuru: Flores, Timor, NTB, Jawa Timur, bahkan Timor Leste. Tak kurang dari puluhan pembalap akan berlaga di berbagai kelas, dari Sport TU 2T 140cc, Herex 200cc, hingga Bracket Time.

Biaya pendaftaran dipatok Rp350 ribu per kelas, termasuk asuransi. “Kami ingin event ini inklusif. Bukan hanya untuk tim besar atau motor mahal,” ujar Nan, koordinator pendaftaran.

Namun yang menarik, bukan hanya pesertanya yang lintas daerah, tapi juga semangat gotong royong di baliknya. Arena ini lahir dari sinergi: Pemprov NTT, Pemkab Sumba Timur, komunitas balap, tokoh lokal, dan sponsor.

Dari Hutan Bambu Komodo, Gubernur Melki Menyemai Ekonomi yang Pulih Bersama Alam

“Pembangunan tak harus berbentuk gedung. Memberi ruang bagi anak muda menyalurkan bakatnya, itu juga pembangunan,” kata Bupati Umbu Lili saat ditemui panitia penyelenggara beberapa waktu lalu.

Sport Tourism dan Diplomasi Budaya

Di balik teriakan starter dan debu yang beterbangan, ada diplomasi budaya yang bekerja. Drag bike menjadi pintu masuk mengenalkan Sumba Timur ke luar daerah, bahkan luar negeri.

“Selamat datang di Sumba. Sebelum balapan, nikmati dulu kopi Kanatang, pantai Puru Kambera, atau tarian tradisional kami,” kata Umbu Rudi, sambil tertawa.

Waingapu pun menjelma jadi destinasi. Hotel-hotel penuh, warung laris, bengkel kebanjiran order. Ekonomi mikro bergerak. Wisata bertumbuh. Dan di antara semuanya, anak-anak muda menemukan ruang eksistensinya.

Garis Akhir: Optimisme

Dari balik helm dan deru mesin, para rider muda itu sedang memburu lebih dari sekadar piala. Mereka mengejar mimpi. Dan negara, melalui tokoh-tokoh seperti Melki Laka Lena, Umbu Lili, dan Umbu Rudi, memberi mereka jalan.

Di garis finish, mungkin tak semua pembalap menang. Tapi masyarakat yang menyaksikan, pelaku UMKM yang dagangannya laku, hingga remaja yang bercita-cita jadi mekanik atau pembalap profesional, semuanya pulang membawa kemenangan kecil.

Sebab di sirkuit Kanatang, pembangunan bukan hanya tentang kecepatan. Tapi tentang siapa yang diberi ruang untuk tumbuh. Dan itu, barangkali, adalah kemenangan paling sejati dari Drag Bike 2025.*/Laurens Leba Tukan

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

× Advertisement
× Advertisement